Air Cucuran Atap Jatuhnya Ke Pelimbahan Juga.
Irisan bagian ekor pesawat AirAsia QZ8501 ditarik ke atas kapal Crest Onyx, setelah berbuntut diangkat dari dasar laut dengan memperalat “floating bag” oleh tim penyelam kombinasi TNI AL, di perairan Laut Jawa, Sabtu (10/1). (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)
Jakarta, IDN Times
– Masih lekat dalam manah masyarakat Indonesia, sebuah tragedi kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 terjadi pada musim ini enam tahun yang lampau tepatnya pada 28 Desember 2014. Pesawat Airbus A320 rute Surabaya-Singapura yang membawa 156 penumpang termasuk seorang teknisi, dua aviator, dan empat awak kabin itu jatuh di Selat Karimata, Kalimantan Tengah.
Pesawat lepas landas berbunga Bandara Juanda, Surabaya pada pengetuk 05.35 WIB, menuju Changi Airport, Singapura. Pesawat tersebut kacau dengan ketinggian 32.000 kaki di atas rataan laut.
Sejumlah faktor menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. Belum lagi sulitnya medan yang menjadi lokasi jatuhnya pesawat membuat perpindahan buntang korban dan badan pesawat membutuhkan waktu sebatas berbulan-bulan lamanya. Bahkan, bilang negara ikut membantu proses pencarian target dan badan pesawat.
Berlandaskan pemberitaan
IDN Times
pada 2015 silam dan dikutip bersumber sejumlah mata air, berikut fakta-fakta tragedi jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 heksa- tahun silam.
1. Proses pencarian sejak hari pertama pesawat hilang kontak hingga perintah Presiden Jokowi
Plong musim pertama tragedi jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, sebanyak enam KRI milik TNI Angkatan Laut dikerahkan mencari AirAsia QZ8501 yang mengalami hilang kekeluargaan dengan “Air Traffic Control”.
“Salah satunya KRI Pattimura yang membantu mencari di titik lokasi awal hilangnya kontak, yaitu di Teluk Kumai,” sebut Kepala Kantor SAR di Surabaya, Hernanto, momen konferensi pers di Crisis Centre Bandara Juanda Surabaya, di Sidoarjo, seperti dikutip semenjak
ANTARA.
Sejak memufakati permakluman pertama berpokok ATC, pihaknya spontan berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti mengerahkan sapta kapal. Pengerahan kapal dilakukan di bilang titik, merupakan Pangkal Maman, Palembang, Jazirah Pinang, Pontianak, Jambi dan Jakarta.
Selain itu, dua helikopter sekali lagi dilibatkan mencari keberadaan pesawat berpenumpang 155 penumpang dan tujuh khalayak kru.
Pada Selasa, 30 Desember 2014, Jasad SAR Nasional (Basarnas) mengumumkan menemukan serpihan benda nan diduga berasal dari pesawat AirAsia QZ 8501.
“Pada hari ketiga, ada satu dinamika penting intern pencarian pesawat di sekitar Pangkalan Bun,” kata Atasan Basarnas Marsekal Medium TNI FHB Bambang Soelistyo di Jakarta, kala itu.
Skuat gabungan pencari dan penyelamat (search and rescue/SAR) yang dikoordinasi Basarnas mulai menemukan putaran yang diduga pesawat Air Asia QZ8501 berikut jenazah di Selat Karimata, erat Persinggahan Bun, Kalimantan Tengah.
Pada Peparu, 31 Desember 2014, Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo meminta persuasi pencarian AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan dekat Bom Bun untuk menggarisbawahi pada evakuasi incaran sehingga boleh segera diserahkan kepada keluarganya. Jokowi juga memantau serampak proses eksodus badan penumpang AirAsia QZ8501 dengan memperalat Hercules A-1341 semenjak kemuliaan 1.000 tungkai dan jarak 100 mil berpokok Pangkalan Bun.
Presiden Jokowi saat membuka rapat terbatas mengatakan kondisi di pelan saat proses evakuasi memang selit belit, meski demikian pemerintah akan terus mengupayakan proses itu berlangsung hingga tuntas.
“Sudah mengawasi secara jelas betapa sulitnya lapangan yang dihadapi, tapi alhamdulillah semua berjalan dengan baik dan pagi ini saya harap laporan berikutnya berkaitan dengan operasi, dan prospek lainnya,” kata dia.
Baca Kembali: [BREAKING] Tony Fernandes Memulur dari AirAsia, Diduga Terlibat Suap
2. Pertaruhan kehidupan tim evakuasi AirAsia
Perian ketiga pencarian pesawat AirAsia QZ8501 tim SAR berbuntut menemukan tutul lokasi serpihan pesawat dan penumpang yang menjadi sasaran. Penemuan ini berusul hasil penyisiran helikopter yang dipimpin oleh Pangkoops AU I, Marsekal Remaja Agus Dwi Putranto, saat menuju Pangkalan Bun, Kalimantan Paruh.
Sejumlah pihak menegur invensi ini adalah penemuan tercepat privat pencarian pesawat hilang.
Namun, selayaknya upaya lakukan mengejar pesawat yang hilang pasca- sekitar 8 menit belas kasihan landas pecah Bandara Juanda Surabaya mendatangi Singapura pada Minggu (28/12/2014) pagi, tidak semudah yang dibayangkan.
Dikutip dari
ANTARA, Cak regu kawin yang terdiri terbit Jasad SAR Nasional, TNI dari seluruh barisan, Polri dan instansi lainnya harus menghadapi cahaya buruk di laut. Perairan Selat Karimata medium dilanda kurat buruk. Gelombang pangkat antara 2-5 meter disertai hujan abu dan kilangangin kincir kencang, tidak namun menggagalkan upaya pemburuan dan pemindahan sasaran, namun juga boleh menghanyutkan kapal tim evakuasi.
Banyak kendala yang dihadapi makanya tim juru selam dari TNI AD, acap kali mereka lain kuasa mengimbangi cuaca buruk di laut. Kondisi laut saat itu ternyata sangat ekstrem, malar-malar hantaman gelombang tinggi sampai dapat menggoyangkan kapal yang tadinya berjalan lumrah.
Suara minor keras benturan jangkar ke lambung kapal setiap dihantam gelombang, mewujudkan suasana terasa kian menakutkan. Aksi kapal yang tak menentu akibat hantaman gelombang listrik, membuat banyak penumpang kapal yang mabuk laut sehingga enggak boleh banyak melakukan aktivitas.
Dari ruang kemudi di adegan atas, langit ilegal dan gelombang tahapan pas membuat ciut nyali siapa sahaja yang belum teristiadat di laut menghadapi situasi seperti itu. Saking tingginya deburan gelombang bahkan mampu menjejak kaca ruang kemudi. Air sampai masuk ke dalam kapal hingga menyebabkan korsleting negatif panel setrum mengakibatkan pengadem ruangan dan otomatis pengendali jangkar kemungkus.
Kondisi membuat perjalanan terganggu karena juragan kapal kapal harus diskriminatif agar kapal tidak tersuling dihantam gelombang. Sesudah berjalan sekitar 10 jam dan mencapai kawasan Ancol Galuh, tim akhirnya memutuskan kembali ke posko dengan alasan pertimbangan keamanan.
Tim tidak ingin memaksakan meski diperkirakan seputar dua jam perjalanan lagi kapal bisa mencapai tutul koordinat Hangus Aling, lokasi sasaran pengejaran.
“Gelombangnya memang tinggal tangga. Peredaran di kawasan itu juga sepan deras sehingga rawan seandainya kita paksakan bagi melanjutkan penjelajahan,” sebut Sudarmin, keseleo koteng kapten kapal tugboat yang tahu ikut mengerjakan pemburuan.
Sudarmin bercerita perairan Selat Karimata hingga Gosong Aling, tempat lokasi korban dan bagian pesawat banyak ditemukan, memang terbilang rawan bikin pelayaran.
“Sirkulasi di perairan itu juga deras dan memutar, jadi rawan dipaksakan ketika kurat buruk. Beberapa tahun lalu saya pertalian menyelamatkan korban kapal, juga di area itu,” kata Sudarmin.
3. Lima penyebab jatuhnya AirAsia QZ8501
Berdasarkan investigasi yang dilakukan makanya Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), penyebab ketakberuntungan tersebut diduga akibat kerenggangan tambal nan terdapat pada electronic module di Rudder Travel Limiter Unit (RTLU) yang terletak pada bagian ekor pesawat.
RTLU adalah komponen yang berfungsi untuk mengatur ketinggian plong pesawat. Akibat rusaknya tembel tersebut menciptakan menjadikan kebinasaan yang kontinu dan terus berulang.
Faktor yang kedua adalah sistem preservasi pesawat dan analisa firma yang masih kurang optimal. Hal inilah nan membuat masalah sebagaimana yang terjadi di RTLU pun luput dari pengawasan.
Pada momen penerbangan, kerusakan sempat terjadi sebanyak 3 mungkin dan pilot berusaha buat mengatasinya sesuai dengan aturan nan ada. Namun, plong saat kerusakan yang keempat, sekonyongkonyong pesawat menunjukkan adanya aktivitas nan farik dibandingkan lazimnya. Situasi abnormal pada pesawat tersebut yang kemudian menyebabkan terjadinya kemalangan.
Cak semau sebuah kejadian tak biasa yang terjadi saat pilot berusaha menyunting kerusakan RTLU yang keempat kalinya. Dari Flight Data Recorder ditemukan adanya indikasi bahwa Circuit Breaker diatur ulang sering kali sehingga menembakkan pengakhiran rotasi listrik pada Flight Augmentation Computer.
Siapa salah suatu dari pilot ataupun copilot mencabut CB yang terdapat pada dekat takhta mereka sehingga membuat diseminasi listrik putus dan pesawat ambau independen ke laut terbit mahamulia yang sangat berbahaya.
Hal yang paling berbahaya pada saat menerbangkan pesawat adalah momen sistem autopilot sreg sebuah pesawat seketika memangkal. Ini menyebabkan sistem flight control logic pesawat bermasalah.
Berubahnya kondisi formal law (autopilot) menjadi alternate law (manual) akan takhlik rudder bergerak sebanyak dua derajat ke kiri. Jadinya pesawat bisa berguling mencapai sudut 54 derajat.
Saat pesawat n domestik kondisi manual, maka pesawat akan masuk kerumahtanggaan upset condition. Artinya dalam kondisi ini pilot dan kopliot tidak akan bisa berbuat apa-apa lagi. Pesawat kehilangan daya angkat dan membuatnya privat kondisi stall.
Stall yang terjadi berkepanjangan membentuk pesawat naik setakat kemuliaan 38.000 kaki sebelum karenanya terhempas ke laut.
4. KNKT umumkan 18 fakta tersapu tragedi AirAsia QZ8501
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Kementerian Perhubungan merilis 18 informasi aktual kerumahtanggaan laporan mulanya hasil investigasi mengenai jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.
Ketua Cak regu Pendalaman AirAsia QZ8051 KNKT Mardjono Siswosuwarno menyebutkan terdapat 18 manifesto fakta yang bermaksud cak bagi meluruskan estimasi serta dugaan yang beredar di lapangan.
“Satu-satunya pamrih riset yaitu bikin meningkatkan keselamatan transportasi, untuk diteruskan kepada kru, operator serta regulator. Informasi nan didapatkan bukan bakal menyalahkan atau penggantian tempuh,” kata Mardjono kerumahtanggaan konferensi pers di Jakarta, Kamis, 29 Januari 2019, seperti mana dikutip terbit
ANTARA.
Berikut 18 informasi faktual yang disampaikan Mardjono:
1. Pesawat AirAsia QZ8501 sebelum diterbangkan intern kondisi yang layak dan privat keadaan setinggi saat diterbangkan (on board).
2. Semua awak pesawat mempunya lisensi yang bermain serta mengantongi sertifikat kesehatan (medical certificate).
3. “Second in command” atau “co-pilot” yang ki melarikan pesawat (flying pilot), posisi di sisi kanan, tentatif juru terbang atau kapten pilot berada di jihat kiri sebagai “aviator monitoring”.
4. Pesawat merapah hingga ketinggian 32.000 suku melangkaui jalurnya M635. “Di layar terlihat pesawat belengkok ke kiri,” pengenalan Mardjono.
5. Pesawat teridentifikasi maka dari itu “air traffic controller” (ATC) Jakarta kontak sediakala pada palu 23.11 (UTC/GMT atau perbedaan dengan Indonesia seputar tujuh jam), pesawat tersebut berbelok ke kiri dari jalur M365.
6. Penerbang menanyakan untuk naik hingga izzah 38.000 kaki, hanya ATC di Jakarta memerintahkan bagi konsisten berada di 32.000 tungkai (stand by).
7. Sreg pengetuk 23.16, ATC mengizinkan penerbang (cleared the pilot) buat menaikkan mahamulia hingga 34.000 kaki.
8. Detik kejadian cawis gambar-gambar serta foto satelit kurat dengan formasi Cumulonimbus nan puncak awannya hingga ke 44.000 kaki.
9. Posisi terakhir pesawat yang ditangkap maka itu radar gemuk di bintik koordinat LS 3 34 48,6 LS dan 109 41 50,47 BT. “Plong posisi ini pesawat pula sekufu dengan sagur M635,” katanya.
10. Pada 30 Desember 2014, Basarnas menemukan batang dan serpihan pesawat terapung di permukaan laut Selat Karimata.
11. Pada 9 Januari 2015, ditemukan bagian ekor pesawat pada titik koordinat 03 37 40 LS dan 109 42 75 BT.
12. Flight Data Recorder ditemukan pada 03 37 22,2 LS dan 109 42 42,1 BT. “FDR dibawa ke Jakarta sampai di sini malam, nanti harinya alias rendah bersumber 24 jam diunduh terdapat 1,200 parameter sejarah, dengan 174 jam terbang,” kata Mardjono.
13. Puas 13 Januari 2015 ditemukan “Cockpit Voice Recorder” (CVR) puas koordinat 3 37 18,1 LS dan 109 42 12,2 BT. CVR membordir dua jam empat menit penerbangan terakhir nan kebal pembicaraan flight crew atau antarpilot dan pilot dengan petugas ATC.
14. Boks hitam diunduh diteliti di Laboratorium KNKT yang gado hari 11 jam.
15. Berdasarkan data FDR dan CVR sebelum situasi pesawat bertualang stabil di jalal 32.000 kaki.
16. Rekaman kotak hitam berhenti pada martil 23.20 (UTC/GMT).
17. Plong 27 Januari 2015, 70 bodi ditemukan oleh Skuat Basarnas.
18. Dilakukan hijrah serta pencarian target yang terus berlanjut.
Mardjono mengatakan seluruh embaran tersebut berdasarkan fakta, semata-mata lain bukan siapa bagi diklarifikasi dan diperbarui sebelum nantinya disimpulkan dalam takrif terakhir sekeliling 10 bulan mendatang.
5. Batih mangsa sembahyang bersama mengenang ketakberuntungan pesawat AirAsia QZ8501
Setahun setelah tragedi tersebut, para keluarga korban kegeruhan pesawat AirAsia QZ8501 menggelar doa bersama di Ulas Mahameru kompleks Markas Polda Jawa Timur, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Senin, 28 Desember 2015.
“Ini silaturahim dan berdoa bersama khusus memperingati tragedi AirAsia nan diadakan bersama-sama keluarga dan kerabat target,” ucap Presiden Direktur AirAsia Indonesia, Ahli sunah Widyatmoko, ketika ditemui usai program yang digelar tertutup itu.
Pada kesempatan tersebut, hadir dari pihak AirAsia nan diwakili langsung riuk suatu pendirinya, Datuk Kamarudin, Kepala Badan SAR Kewarganegaraan, Marsekal Madya TNI FH Bambang Sulistiyo, keluaran Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, beserta badal dari Polda Jatim.
Sedangkan, CEO AirAsia, Tony Fernandes, juga menyampaikan sambutan melalui video telekonferensi dan menyampaikan duka cita dan permohonan maaf kepada keluarga korban, langsung komitmen menata kinerja perusahaannya agar tidak terulang.
KNKT sudah membuka hasil investigasinya secara komprehensif, yang mengungkap penyebab kesialan AirAsia QZ8501 itu mulai dari aspek pengelolaan proteksi dan penjagaan hingga aspek operasinalisasi basyar pengawak. Tidak cak semau penyebab khusus.
Padahal, salah seorang keluarga korban, Padri Sampurno, acara ini sebagai penguat jalinan silaturahim sekaligus mengenang insiden nan mengakibatkan 162 orang yang terdiri dari dua pilot, empat jasad kabin dan 156 penumpang termasuk seorang teknisi meninggal marcapada itu.
“Niatnya harus diapresiasi sehingga kami dari tanggungan korban bisa bersama-separas mendoakan nan terbaik untuk almarhum dan almarhumah. Saya pribadi sudah tahir karena ini semua tentamen terbit Almalik,” katanya.
Bibit buwit sumber akar Probolinggo tersebut kehabisan catur anggota keluarganya, yakni momongan dan menantunya Donna Sani Nurwatie dan Gusti Made Bobi Sidartha, kemudian dua cucunya Gusti Atu Putriyan Permatasari serta Gusti Ayu Made Keisha Putri.
Pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura yang kecelakaan jatuh di Perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Perdua, Pekan pagi, 28 Desember 2014.
Berdasarkan hasil investigasi KNKT, pesawat Airbus A320 PK-AXC yang semula terbang di kemuliaan 32.000 kaki di atas permukaan laut itustallatau kesuntukan anak kunci sanggang.
Penghasil Tugas Kepala Sub-Komite Penelitian Kegeruhan Transportasi Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo, intern konferensi pers sediakala Desember 2015 lalu membenarkan pesawat mengalami kehilangan kancing sanggang setakat akhir rekaman Flight Data Recorder atau FDR.
“Pengendalian pesawat oleh badan pesawat secara manual selanjutnya menyebabkan pesawat ikut internal kondisi yang disebutupset condition danstallsebatas intiha FDR, ini sudah di luar kemampuan aviator,” katanya.
Baca Juga: Pilot Melontarkan Diri Saat Pesawat Tempur TNI AU Jebluk di Riau
Air Cucuran Atap Jatuhnya Ke Pelimbahan Juga
Source: https://www.idntimes.com/news/indonesia/irfanfathurohman/kecelakaan-airasia