Antara Seorang Mukmin Dan Mukmin Yang Lainnya Adalah Bagaikan

By | 15 Agustus 2022

Antara Seorang Mukmin Dan Mukmin Yang Lainnya Adalah Bagaikan.


Seorang Mukmin Itu Begitu juga Lebah

Rasulullah saw. bertutur,
“Perumpamaan hamba allah berketentuan itu bak lebah. Sira makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang putih, hinggap di tempat nan bersih dan tidak merusak atau mematahkan (yang dihinggapinya).”
(Ahmad, Al-Juri, dan Al-Bazzar)

Seorang orang islam adalah insan yang memiliki sifat-sifat unggul. Resan-sifat itu membuatnya memiliki khasiat dibandingkan dengan manusia enggak. Sehingga di mana sekali lagi anda congah, kemana pun kamu pergi, segala apa nan anda lakukan, peran dan tugas segala apa pun yang dia emban akan selalu membawa kemustajaban dan kepentingan bagi bani adam lain. Maka jadilah dia orang yang sebagai halnya dijelaskan Rasulullah saw.,
“Manusia paling kecil baik yaitu yang paling kecil banyak memberikan manfaat bagi orang tak.”

Arwah ini agar menjadi mulia, menyenangkan, dan sejahtera membutuhkan hamba allah-insan seperti itu. Menjadi apa pun, kamu akan menjadi yang terbaik; apa pun peran dan fungsinya maka segala yang anda lakukan ialah hal-hal nan membuat manusia enggak, lingkungannya menjadi bahagia dan sejahtera.

Nah, resan-aturan nan baik itu antara lain terletak pada lebah. Rasulullah saw. dengan pernyataanya internal hadits di atas menyemboyankan seyogiannya kita meniru sifat-sifat positif nan dimiliki oleh lebah. Karuan saja, sifat-sifat itu sendiri memang merupakan wahi dari Almalik swt. seperti yang Ia firmankan,
“Dan Rabbmu mewahyukan (mengilhamkan) kepada lebah: ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon gawang, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu).’ Dari perut lebah itu keluar minuman (sembayan) yang heterogen warnanya, di dalamnya terwalak obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya plong yang demikian itu mendalam terwalak tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan.”
(An-Nahl: 68-69)

Baca juga:   Selidikilah Apakah Dua Trapesium Di Bawah Ini Sebangun Jelaskan

Masa ini, bandingkanlah apa nan dilakukan lebah dengan apa yang seharusnya dilakukan seorang mukmin, sama dengan berikut ini:

Hinggap di palagan nan asli dan menyerap cuma yang asli.

Lebah hanya cak bertengger di ajang-tempat pilihan. Ia sangat jauh berbeda dengan lalat. Serangga nan terakhir amat mudah ditemui di palagan sampah, tahi, dan tempat-panggung nan beraroma busuk. Tapi lebah, ia cuma akan mendatangi rente-bunga atau buah-buahan ataupun tempat-tempat asli lainnya nan mengandung objek madu atau nektar.

Begitulah pula rasam seorang mukminat. Allah swt. berfirman:

“Hai manusia, makanlah yang halal pun baik bersumber barang apa yang terwalak di bumi dan janganlah kamu mengajuk persiapan-persiapan syaitan; karena sepantasnya syaitan merupakan bandingan yang nyata bagimu.”
(Al-Baqarah: 168)

“(Yaitu) makhluk-orang nan mengikut Rasul, Nabi nan ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka berbuat nan ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bakal mereka segala yang baik dan mengharamkan kerjakan mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-muatan dan belenggu-borgol yang ada lega mereka. Maka orang-orang nan beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cerah yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-cucu adam yang beruntung.”
(Al-A’raf: 157)

Karenanya, jika engkau mendapatkan amanah anda akan menjaganya dengan sebaik-baiknya. Ia tak akan mengamalkan penggelapan, pencurian, penyalahgunaan wewenang, manipulasi, penipuan, dan dusta. Sebab, segala aset hasil perbuatan-perbuatan tadi adalah merupakan khabaits (kebusukan).



Mengeluarkan yang bersih.

Kali yang tidak kenal madu lebah. Semuanya senggang bahwa madu mempunyai guna buat kesehatan manusia. Tapi dari perkakas tubuh manakah keluarnya madu itu? Itulah salah satu keistimewaan lebah. Dia produktif dengan kemustajaban, bahkan dari peranti awak yang sreg binatang lain saja melahirkan sesuatu yang menjijikan. Belakangan, ditemukan pula produk tawon selain madu nan sekali lagi diyakini mempunyai keistimewaan tertentu bagi kesehatan: liurnya!

Seorang mukminat adalah orang yang produktif dengan dedikasi.
“Hai manusia-orang yang berketentuan, rukuklah kamu, sujudlah dia, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah amal, meski kamu berkat kemenangan.”
(Al-Hajj: 77)

Baca juga:   Berlatihlah Menyusun Mosi Dengan Bertolak Dari Tema Tema Berikut Ini

Al-khair adalah kebaikan atau kebajikan. Akan tetapi al-khair privat ayat di atas tidak merujuk pada guna internal bentuk ibadah ritual. Sebab, perintah ke jihat ibadah ritual sudah terwakili dengan kalimat “rukuklah kamu, sujudlah anda, sembahlah Rabbmu” (irka’u, wasjudu, wa’budu rabbakum). Al-khair di intern ayat itu lebih lagi signifikan kelebihan atau kebajikan yang buahnya dirasakan maka dari itu orang dan turunan lainnya.

Barang apa yang keluar pecah dirinya yaitu kepentingan. Hatinya jauh terbit prasangka buruk, hasad, panas hati; lidahnya tidak membedakan perkenalan awal-introduksi kecuali yang baik; perilakunya bukan menyengsarakan turunan lain melainkan sampai-sampai membahagiakan; hartanya bermanfaat bagi banyak hamba allah; kalau engkau berkuasa atau menyandang amanah tertentu, dimanfaatkannya lakukan sebesar-besar kemanfaat makhluk.



Lain pernah negatif

Sebagaimana nan disebutkan dalam hadits yang sedang kita periksa ini, naning tidak kontak negatif atau mematahkan ranting yang beliau hinggapi. Begitulah seorang mukminat. Dia enggak korespondensi mengerjakan perusakan kerumahtanggaan kejadian apa pun: baik material atau nonmaterial. Terlebih dia selalu mengerjakan perbaikan-perbaikan terhadap nan dilakukan orang lain dengan cara-kaidah yang tepat. Dia melakukan reformasi akidah, akhlak, dan ibadah dengan pendirian berdakwah. Mengubah kelaliman barang apa pun bentuknya dengan mandu berusaha menghentikan kezaliman itu. Jika kehancuran terjadi akibat korupsi, ia memberantasnya dengan menghindari perilaku buruk itu dan mengajukan koruptor ke perbicaraan.



Bekerja keras

Lebah adalah praktisi keras. Saat muncul pertama barangkali dari biliknya (saat “menetas”), lebah pekerja menjernihkan bilik sarangnya untuk telur baru dan sehabis berusia tiga hari sira menjatah bersantap ulat mago, dengan menyuarakan abu ekstrak madu. Dan begitulah, tahun-harinya munjung semangat berkarya dan beramal. Bukankah Almalik pun memerintahkan umat mukminat bagi berkarya keras?
“Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan bukan main-betapa (urusan) yang lain.”
(Alam Nasyrah: 7)

Baca juga:   Salah Satu Hikmah Ukhuwah Adalah Terwujudnya

Kerja keras dan vitalitas pantang kendur itu lebih dituntut juga privat upaya menegakkan keadilan. Karena, meskipun memang banyak nan cinta keadilan, cuma kebanyakan manusia–kecuali yang mendapat rahmat Allah–tidak suka jika dirinya “dirugikan” intern upaya penegakkan keseimbangan.



Bekerja secara jama’i dan tunduk lega satu didikan

Lebah cangap spirit privat koloni besar, tidak gayutan menyendiri. Mereka sekali lagi berkreasi secara kolektif, dan masing-masing mempunyai tugas koteng-koteng. Ketika mereka mendapatkan sumber sari sembayan, mereka akan memanggil teman-temannya untuk menghisapnya. Demikian pula ketika ada bahaya, seekor sigenting akan mengeluarkan feromon (suatu zat kimia yang dikeluarkan maka dari itu binatang tertentu lakukan menjatah perlambang tertentu) cak bagi mengudang teman-temannya agar membantu dirinya. Itulah seharusnya sikap hamba allah-bani adam beriman.
“Sepantasnya Tuhan menaksir orang-hamba allah nan berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu gedung yang tersusun kokoh.”
(Ash-Shaff: 4)



Lain pernah merusaki kecuali sekiranya diganggu

Madukara bukan pernah memulai mengamati. Ia akan mengupas hanya manakala merasa terganggu atau terancam. Dan untuk mempertahankan “kegadisan” umat lebah itu, mereka rela mati dengan melepas sengatnya di tubuh pihak yang diserang. Sikap seorang mukmin: musuh tidak dicari. Tapi jikalau cak semau, tidak lari.

Itulah beberapa budi lebah yang cukup ditiru oleh orang-orang berkepastian. Bukanlah batal Allah menyebut-nyebut dan memvideokan binatang kecil itu dalam Al-Quran sebagai salah satu nama surah: An-Nahl. Allahu a’lam.

Antara Seorang Mukmin Dan Mukmin Yang Lainnya Adalah Bagaikan

Source: https://inozone.blogspot.com/2012/11/seorang-mukmin-itu-seperti-lebah.html