Apa Yang Paling Dekat Dengan Kita

Selasa, 20 Muharram 1444 H / 27 April 2021 03:28 wib

4.167 views

Apa yang Minimum Rapat persaudaraan dengan Diri Kita di Dunia ini?

Oleh: Tepung Muas T. (Pemerhati Kelainan Sosial)

Sebuah pertanyaan yang menjadi judul tulisan barangkali ini berangkat berpunca kisahan Imam Al Ghazali yang bertanya bilang pertanyaan kepada para muridnya, salah satu pertanyaan dari ia: Barang apa yang paling erat dengan diri kita di dunia ini?

Jawab para muridnya, ada nan menjawab yang paling damping ibu, ayah, uni, adik, Paman, Uwa, dan Buya/Ibu Suhu. Jawaban Sang Imam adv amat mengejutkan para muridnya. Perkenalan awal Sang Rohaniwan: Jawaban kalian itu benar, tetapi hakikatnya yang paling dekat dengan diri kita ini yakni “mati”.

Karena janji Halikuljabbar SWT tentang kematian mutlak kebenarannya, seperti mana tersirat dan tercantum sreg semula ayat 185 Surat Ali Imran: “Kul-lu nafsin dzaa-iqatul maut” (Tiap-tiap yang yang bernyawa akan merasakan mati)

Narasi ayatnya “bukan” teragendakan: “Tiap-tiap nan tua/yang sakit akan merasakan mati”, tapi tersurat : “Per yang bernyawa akan merasakan mati”, arti di balik mulai sejak yang termasuk ini bahwa kematian karuan menghinggapi setiap yang bernyawa.

Dapat terjadi yang remaja mendahului nan lanjut usia, bahkan jabang bayi nan baru lahir pun boleh mendahului orang yang muda ataupun yang tua n domestik soal kematian. Demikian pula, hamba allah yang sehat pun lewat dimungkinkan sunyi terlebih dahulu daripada orang nan guncangan.

Berujar pertanyaan kematian seperti yang menjadi salah satu jawaban Pastor Al Ghazali tatkala menyodorkan pertanyaan kepada para muridnya tentang yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini, cukup kiranya jika kita kaitkan dengan peristiwa tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 nan telah dinyatakan oleh Panglima TNI Hadi Tjahjanto, intern konferensi pers, sreg Ahad (25/4/2021) sebagaimana dilansir Anadolu Agency, bahwa KRI Nanggala-402 telah terendam dan seluruh awaknya telah gugur. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.

Diakui atau tidak, disadari atau enggak, bahwa kematian sungguh minimal dekat dengan diri kita. Tutorial berharga dari tragedi tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402, belum genap dalam hitungan sepekan kelimapuluhtiga crew KRI tersebut telah meninggalkan kita semua. Kini, layak kiranya diri kita sendirisendiri mengadakan upaya perenungan sekaligus mengingatkan akan kematian nan kadang-kadang mengundang diri kita.

Tragedi KRI Nanggala-402, semoga menaik lestari religiositas dan keyakinan diri kita, bahwa betapa lemahnya diri kita dihadapan-Nya, kita hanyalah makluk-Nya yang “Laa hawla wa laa quwwata illa billah”.

Kita doakan seluruh crew yang gugur, semoga mereka memperoleh rahmat, pemaafan, dan karunia-Nya. Dan batih yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan keikhlasan.

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

+Pasang iklan