Apakah Yang Dimaksud Dengan Seleksi Alam.
Bagian berpunca seri Biologi akan halnya |
Evolusi |
|
Pengenalan |
Mekanisme dan Proses |
Adaptasi |
Penekanan dan sejarah |
Bukti |
Satah |
Kladistika |
Gapura Biologi · |
Pemilahan alam
merupakan perbedaan kemampuan lakukan spirit dan reproduksi pecah satu individu nan diakibatkan oleh perbedaan kecocokan fenotipe yang dimiliki organisme tersebut dengan lingkungan. Ini yakni mekanisme pusat evolusi, persilihan karakteristik yang diwariskan berpangkal generasi ke generasi. Charles Darwin ialah bani adam yang mempopulerkan istilah “pemilihan tunggul” serta membandingkannya dengan seleksi buatan, yang menurutnya disengaja, sedangkan pemilahan alam tidak.[1]
Variasi ada dalam semua populasi organisme. Situasi ini terjadi karena mutasi rawak yang muncul n domestik genom organisme individu, sehingga keturunan mereka boleh mewarisi mutasi tersebut. Sepanjang spirit suatu anak adam, genom yang dimiliknya akan berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menyebabkan tipe sifat. Lingkungan genom mencakup zat kimiawi disel, lembaga pemasyarakatan lain, individu lain, populasi, spesies, serta lingkungan abiotik. Lingkungan ini akan menentukan mana perubahan genom yang akan menguntungkan dan mana nan merugikan. Karena individu dengan varian sifat yang menguntungkan terhadap lingkungannya menentang berdeging dan bereproduksi lebih banyak daripada bani adam dengan varian lain yang adv minim menguntungkan, maka populasi lakukan varian sifat tersebut berkembang. Faktor lain yang mempengaruhi kemajuan reproduksi terjadwal seleksi genital (sekarang demap dimasukkan dalam pemilihan pan-ji-panji) dan seleksi fekunditas.[2]
Seleksi liwa berkreasi beralaskan fenotipe, ciri-ciri organisme yang sebenarnya berinteraksi dengan lingkungan, belaka genetik (boleh diwariskan) berpunca setiap fenotipe nan mengkodekan fenotipe tersebut dan genetik individu tersebutlah yang mengalami keuntungan reproduktif sehingga gen suatu sifat bisa menjadilebih umum intern satu populasi. Seiring tahun, proses ini boleh menghasilkan populasi yang berspesialisasi untuk relung ekologis tertentu (evolusi mikro) dan sreg akhirnya boleh menghasilkan spesiasi (munculnya spesies baru, evolusi makro) .Dengan kata bukan, penyaringan umbul-umbul ialah proses kunci dalam evolusi satu populasi.[3]
Seleksi liwa adalah landasan biologi berbudaya. Konsep tersebut diterbitkan maka dari itu Darwin dan Alfred Russel Wallace n domestik sebuah presentasi makalah bersama pada tahun 1858, dielaborasi dalam buku berkarisma Darwin musim 1859
Mengenai Dasar Usul Keberagaman dengan Prinsip Seleksi Alam ,atau Penjagaan Ras Unggulan internal Pertempuran cak bagi Kehidupan
. Sira menayangkan seleksi duaja dengan menggunakan kias dengan seleksi sintetis, sebuah proses dimana hewan dan tumbuhan dengan sifat-kebiasaan yang diinginkan oleh manusia secara sistematis dikembangbiakkan. Konsep pemilahan pan-ji-panji awalnya berkembang minus adanya teori hereditas yang kredibel; kapan tulisan Darwin, sains belum berekspansi teori genetika modern. PenyatuanTeori Evolusi Darwin dengan penemuan-penemuan berikutnya dalam genetika klasik membentuk senyawa modern lega pertengahan abad ke-20.[4]
Selepas itu, genetika molekuler ditambahkan sehingga membentuk bidang mentah, yaitu biologi kronologi evolusioner, yang menjelaskan evolusi plong tingkat molekuler. Biarpun genotipe lambat-laun dapat berubah habis pergeseran genetik secara manasuka, seleksi alam tegar menjadi penjelasan terdepan untuk evolusi adaptif.
Sejarah jalan
[sunting
|
sunting sumber]
Teori pra-Darwinian
[sunting
|
sunting sendang]
Aristoteles merefleksikan apakah detik cak semau perbedaan tulang beragangan organisme, semata-mata bentuk yang bermanfaatlah nan akan tarik urat arwah.
Sejumlah filsuf dari era klasik, termaktub Empedocles
[5]
dan penerus intelektualnya, penyairRomawi Lucretius,[6]
mengungkapkan gagasan bahwa alam menghasilkan berbagai makhluk secara acak dan hanya sosok yang berhasil memenuhi kebutuhan mereka dan subur berkembang biak yang boleh bertahan. Gagasan Empedocles bahwa organisme muncul seutuhnya menerobos kerja insidental dari sebab-sebab seperti sensual dan cahang dikritik makanya Aristoteles dalam Kancing II dariFisika
[7]
Engkau mengemukakan teleologi alami sebagai gantinya, dan beriman bahwa rajah itu tidak muncul seketika, namun dibentuk secara solo untuk mencapai tujuan tertentu. Dia mengutip keakuran hereditas dalam spesies sebagai bukti.[8]
Namun demikian, ia menerima dalam
ilmu hayat
-nya bahwa jenis satwa baru, monstrositas (τερας), dapat terjadi dalam kasus yang sangat rumit (Generasi Hewan,
Buku IV). Sama dengan dikutip dalam
The Origin of Species
edisi Darwin waktu 1872, Aristoteles merenungkan apakah rajah yang berbeda (misalnya, pecah gigi) barangkali muncul secara bukan sengaja, tetapi semata-mata bentuk nan berguna yang bersiteguh:
Kaprikornus segala nan membandel bahwa berbagai babak (raga) belaka terlatih secara lain disengaja di duaja ini? Jika gigi misalnya bersemi karena kebutuhan, maka yang depan ekstrem, disesuaikan bikin mengoyak, dan penggiling rata dapat digunakan untuk gayem nafkah; (maka menurut teori insidentil) bentuk tersebut lain dibuat untuk fungsinya tersebut, tetapi bentuk itu ialah hasil berbunga kejadian insidentil. Silam cara yang ekuivalen digunakan kerjakan menguraikan adegan lain di mana tampaknya cak semau penyesuaian untuk mencapai tujuan. Di mana juga, oleh karena itu, semua hal langsung (yaitu semua bagian pecah satu kesatuan) terjadi seolah-olah mereka dibuat demi sesuatu, lalu perubahanan bentuk tersebut dipertahankan, dibentuk oleh spontanitas internal, dan segala kembali hal-hal tidak terbentuk dengan demikian (secara insidentil), maka binasa, dan rajin binasa.
—Aristoteles,
Fisika
, Buku II, Pintu 8
[9]
Saja Aristoteles menunda kemungkinan ini di alinea berikutnya, menjelaskan bahwa dia berbicara tentang urut-urutan sato sebagai embrio dengan frase “baik selalu atau biasanya muncul”, tidak asal-usul spesies:
… Sekadar lain kelihatannya ini yaitu pendapat nan benar. Untuk gigi dan semua hal alami lainnya, baik biasanya maupun selalu, muncul dengan cara tertentu; Enggak satu lagi berpokok bentuk tersebut yakni hasil kebetulan atau spontanitas belaka. Kami bukan berkepastian adanya kebetulan ketika terjadi hujan di musim dingin, tetapi jika terjadi hujan di hari seksi, kami baru percaya; lain sekali lagi erotis pada hari-waktu anjing (musim yang paling panas di periode panas -red), tetapi kami percaya itu kebetulan jika kami memilikinya di musim adem. Takdirnya kemudian, disepakati bahwa segala sesuatunya adalah hasil kebetulan atau diciptakan untuk suatu tujuan, dan dibuktikan bahwa segala sesuatunya lain merupakan hasil kebetulan atau spontanitas, maka harus suka-suka tujuan; dan bahwa hal-hal seperti itu semua ditujukan untuk alam, terlebih para simpatisan teori yang suka-suka sebelum kita akan setuju. Oleh karena itu, semua karakteristik untuk pamrih hadir privat situasi-kejadian yang menjadi dan dibuat secara alami.
—Aristoteles,
Fisika
, Sendi II, Gerbang 8
[10]
Perjuangan buat bertahan hidup kemudian dijelaskan oleh juru tulis Islam ic Al-Jahiz puas abad ke-9.[11]
Argumen klasik diperkenalkan kembali pada abad ke-18 oleh Pierre Louis Maupertuis
[12]
dan peneliti lainnya, tercatat kakek Darwin, Erasmus Darwin .
Setakat mulanya abad ke-19, pandangan publik dimasyarakat Barat masih menganggap bahwa perbedaan antar khalayak suatu tipe merupakan penyimpangan berpokok kreasonisme. Akan doang, teori uniformitarianisme dalam geologi menyodorkan gagasan bahwa kecenderungan tercecer nan lemah dapat bertindak terus menerus dalam jangka waktu yang lama untuk menghasilkan perubahan raksasa pada rataan Bumi. Teori ini membentuk umum siuman akan waktu nan dahulu panjang dariwaktu ilmu bumi. Balasannya, mereka berangkat menyepakati ide bahwa perubahan kecil yang dempet tak terlihat namun secara konsisten terjadi dan diwariskan dalam generasi-generasi berikutnya bisa menghasilkan perbedaan antar spesies.[13]
Ahli zoologi mulanya abad ke-19 Jean-Baptiste Lamarck mengjuka ide pewarisan karakteristik yang diperoleh sebagai mekanisme bikin persilihan evolusioner. Lamarck menyatakan bahwa adaptasi organisme terhadap mileu akan menyebabkan adanya karakteristik baru yang akan diwariskan ke generasi seterusnya. Sehingga pada akhirnya pewarisan karakteristik ini menyebabkan transmutasi jenis. Teori ini merupakan pengaruh utama terhadap resan antagonisme semenjak ahli biologi Soviet Trofim Lysenko terhadap teori genetika hingga pertengahan abad ke-20.[14]
Teori Darwin
[sunting
|
sunting sumber]
Sreg masa 1859, Charles Darwin menganjurkan teori evolusi melalui pemilahan liwa umpama penjelasan untuk adaptasi dan spesiasi. Dia mendefinisikan seleksi kalimantang sebagai “pendirian yang melestarikan setiap variasi kecil dari suatu karakteristik jika karakteristik tersebut berguna bikin kelangsungan atma organisme,”[15]
Konsepnya sederhana tetapi kuat: orang yang paling kecil mampu beradaptasi dengan lingkungannya mengarah lebih mampu buat mengotot arwah dan bereproduksi. Selama ada sejumlah diversifikasi dan variasi tersebutdapat diwariskan, alam selalu akan menseleksi individu yang memiliki variasi nan menguntungkan. Seandainya variasi tersebut boleh diwariskan, maka kesuksesan reproduksi diferensial akan menyebabkan seluruh populasi tersebut mendapatkan varietas tersebut, sehingga berevolusi. Sreg akhrinya, populasi yang berevolusi memiliki karakteristik yang cukup berlainan puas risikonya menjadi spesies yang berlainan.[15]
Ide-ide Darwin terinspirasi oleh pengamatan yang dia lakukan padapelayaran kedua HMS
Beagle
(1831-1836) dan karya seorang ekonom politik, Rohaniwan Thomas Robert Malthus, nan dalam
An Essay on the Principle of Population
(1798), mencatat bahwa populasi (jika tidak diseleksi) akanmeningkat secara eksponensial, sedangkan suplai makanan saja tumbuh secara linier; makanya karena itu, akan terjadi keterbatasan sumber sentral yang pada akhirnya akan mendekati pada “persaingan untuk bertahan atma”. Ketika Darwin mengaji Malthus puas musim 1838, ia mutakadim siap dengan karyanya andai seorang naturalis untuk mendukung teori “persaingan buat berdeging hidup” di tunggul. Terbayang olehnya bahwa dengan bertambahnya populasi padahal sumber daya semakin sedikit, maka “varietas yang menguntungkan akan cenderung dipertahankan dan spesies yang tidak menguntungkan akan dimusnahkan. Akhirnya adalah pembentukan spesies yunior.”
[16]
Darwin menggambar:
Jika selama tahun nan terlampau lama dan dengan kondisi yang berlainan-beda pula, organisme menjadi berlainan pada setiap tingkatannya. Jika ada, bantahan untuk bertahan vitalitas karena adanya satu kekuatan tingkat tinggi, apakah itu peningkatan tipe, atau musim, tahun, maupun suatu perian, dan hal ini tidak boleh dibantah; Maka, karena adanya hubungan yang kompleks antar spesies, akan ada variasi karakteristik baik itu strukturnya atau kebiasannya yang akan menguntungkan mereka. Saya rasa akan menjadi sebuah fakta yang mengejutkan apabila ada variasi nan lain berjasa terhadap satu cucu adam spirit, ekuivalen seperti anehnya perbedaan karakteristik seandainya tidak berguna bagi basyar. Tapi jika variasi nan dapat bermanfaat bakal setiap makhluk spirit tekun unjuk, dapat dipastikan bahwa bani adam tersebut akan punya karakter nan mempunyai kemungkinan sangat tinggi cak bagi dapat berkeras hati dalam perjuangan bagi bertahan vitalitas; dan menggunakan prinsip pewarisan, mereka akan menghasilkan anak-anak nan memiliki karakteristik yang selevel. Prinsip bertahan ini, saya sebut, singkatnya, Seleksi Liwa.
—Darwin merangkum penyortiran bendera di gerbang keempat
On the Origin of Species
Begitu mendapatkan teorinya, Darwin sangat lever-lever privat mengumpulkan dan menyempurnakan bukti -bukti yang mendukung teorinya sebelum sira mempublikasikan idenya. Dia sedang dalam proses menulis “resep besar” tersebut untuk mempresentasikan penelitiannya ketika Alfred Russel Wallace secara independen memahami prinsip tersebut dan menjelaskannya intern esai yang ia kirim ke Darwin kerjakan diteruskan ke Charles Lyell. Lyell dan Joseph Dalton Hooker memutuskan bakal mempresentasikan esainya bersama dengan tulisan-catatan nan tidak diterbitkan yang dikirim Darwin kepada sesama naturalis untuk batik esai
Mengenai Tendensi Spesies bagi menciptakan menjadikan Varietas; dan adapun Pelestarian Diversifikasi dan Spesies dengan Cara Alami Seleksi
. Esai tersebut dibacakan kepada Linnean Society of London yang mengumumkan penemuan secara bersama-selaras prinsip tersebut puas Juli 1858.[17]
Setahun kemudian, Darwin menerbitkan pengumuman rinci tentang bukti dari prinsip tersebut dan kesimpulannya di
On the Origin of Species. Intern edisi ke-3 tahun 1861 Darwin mengakui bahwa makhluk lain — seperti William Charles Wells pada tahun 1813, dan Patrick Matthew puas tahun 1831 — telah mengajukan gagasan serupa, semata-mata tidak mengembangkan atau mempresentasikannya internal publikasi ilmiah terkemuka.
Darwin menganalogikan seleksi alam dengan bagaimana orang tani tetapi memilih tumbuhan atau ternak nan bagus kerjakan diternakkan, Prosees yang disebutnya andai “pemilihan buatan”. Darwin pada sahifah awalnya mengacu pada “Alam” nan akan melakukan penyortiran. Bilamana itu, mekanisme evolusi lain sebagaimana evolusi menerobos penyimpangan genetik belum dirumuskan secara eksplisit. Darwin pun berkepastian bahwa penyortiran kemungkinan hanya sebagian dari proses evolusi: “Saya yakin bahwa Seleksi Standard telah menjadi alat modifikasi penting semata-mata tidak eksklusif..”[18]
Di dalam surat Kepada Charles Lyell pada September 1860, Darwin menyesali penggunaan istilah “Seleksi Alam”, beliau sesungguhnya lebih memilih istilah “Pelestarian Alam”.
Bagi Darwin dan sosok-orang sezamannya, pemilahan alam pada dasarnya identik dengan evolusi melalui penyaringan umbul-umbul. Setelah publikasi
On the Origin of Species,[18]
cucu adam berpendidikan secara umum menerima bahwa evolusi memang terjadi intern bilang rang. Cuma, seleksi alam sebagai salah satu mekanisme evolusi tetaplah polemis. Sebagian menganggap pemilihan alam plus lemah untuk mengklarifikasi banyaknya karakteristik nan diamati dari organisme kehidupan. Sebagian lain, bahkan simpatisan evolusi, mendorong keras evolusi yang “tidak terarah” dan non-progresif, tanggapan ini telah dicirikan sebagai semata perintang paling penting untuk penataran gagasan penyortiran kalimantang. Namun, beberapa para teoretikus dengan antusias mengikuti pemilahan bendera; pasca- membaca Darwin, Herbert Spencer memperkenalkan frasa
keberlangsungan basyar hidup yang paling fit, yang menjadi ringkasan populer dari teori tersebut.[19]
Edisi kelima pecah
On the Origin of Species
yang diterbitkan lega waktu 1869 menjaringkan frase Spencer laksana alternatif frasa berpunca seleksi kalimantang, dengan nilai nan diberikan: “Sahaja istilah yang digunakan oleh Mr. Herbert Spencer, yakni
keberlangsungan makhluk umur nan paling kecil cegak, bertambah akurat dan sesekali separas nyamannya.” Walaupun frasa tersebut masih sering digunakan maka dari itu non-ahli biologi, ahli biologi beradab menghindarinya karena bersifat redundansi jika
“fittest”
artinya “unggul secara fungsional” dan cenderung diterapkan pada cucu adam alih-alih keseluruhan rata-rata atas populasi.[20]
Sintesis beradab
[sunting
|
sunting perigi]
Pemilihan alam sangat mengelepai pada gagasan hereditas, tetapi teori ini unjuk sebelum konsep radiks genetika berkembang. Meskipun biksu mulai sejak Moravia, Gregor Mendel, bapak genetika maju, sezaman dengan Darwin, karyanya tidak populer dan terbaring dengan ketidakjelasan. Teori genetika Mendel bau kencur ditemukan kembali lega waktu 1900.[21]
Dengan integrasi evolusi awal abad ke-20 dengan syariat pewarisan Mendel, yang disebutsintesis modern, jauhari umumnya menerima seleksi bendera.[22]
Sintesis berkembang mulai sejak keberuntungan dalam bidang yang berlainan. Ronald Fisher mengembangkan teori matematika yang diperlukan untuk mengklarifikasi penyaringan alam dan batik
The Genetical Theory of Natural Selection
(1930). J. B. S. Haldane memperkenalkan konsep “biaya” seleksi alam. Sewall Wright menjelaskan sifat seleksi dan adaptasi.[23]
N domestik bukunya
Genetics and the Origin of Species
(1937), Theodosius Dobzhansky mematok gagasan bahwa alih tugas, gayutan dilihat sebagai saingan bakal seleksi, senyatanya yaitu objek dasar buat porses pemilahan tunggul dengan menciptakan keberbagaian genetik.
Senyawa kedua
[sunting
|
sunting sendang]
Ernst Mayr mengakui pentingnya isolasi reproduksi kerjakan spesiasi kerumahtanggaan karyanya
Systematics and the Origin of Species
(1942). W. D. Hamilton menyusun seleksi kerabat pada tahun 1964.[25]
Senyawa ini memperkuat pemilihan alam bak dasar teori evolusi, yang masih tarik urat hingga momen ini. Paduan kedua berkembang pada akhir abad ke-20 dengan kemajuan dalam genetika molekuler, sehingga menciptakan bidang bau kencur, biologi perkembangan evolusioner (“evo-devo”), nan berupaya menjelaskan evolusi morfologi intern konteks qanun gen yang mengontrol perkembangan bakal anak pada tingkat molekuler. Seleksi alam pada sintesis ini dipahami bekerja plong perkembangan embrionik untuk menafsirkan morfologi awak orang dewasa.[26]
Istilah
[sunting
|
sunting sumber]
Istilah
seleksi alam
paling sering didefinisikan berkarya pada sifat-adat nan dapat diwariskan, karena sifat-sifat ini secara langsung berpartisipasi n domestik evolusi. Namun, seleksi liwa “buta” dalam apakah perubahan fenotipe dapat menerimakan keuntungan reproduktif terlepas dari apakah sifat tersebut bisa diwariskan atau enggak. Mengajuk penggunaan utama Darwin, istilah ini digunakan untuk merujuk puas konsekuensi evolusioner dari penyaringan buta dan mekanismenya.[27]
Terkadang memperlainkan antara mekanisme dan efeknya sangat bermanfaat. Detik perbedaan ini penting, para ilmuwan mendefinisikan “(fenotipik) seleksi pataka” secara khusus sebagai “mekanisme yang berkontribusi plong pemilahan anak adam yang bereproduksi”, tanpa memperhatikan apakah dasar seleksi itu boleh diwariskan.[28]
Ciri-ciri yang menyebabkan keberhasilan reproduksi nan lebih raksasa berpangkal suatu organisme dikatakan
dipilih untuk, sementara itu sifat-sifat tersebut nan mengurangi kemungkinan kesuksesan ialah
dipilih mengembari.
Mekanisme
[sunting
|
sunting mata air]
Variasi yang diwariskan, reproduksi diferensial
[sunting
|
sunting sumber]
Selama revolusi industri, pengotoran membunuh banyak lumut, takhlik batang pohon menjadi gelap. Sebuah terlarang (melanik) morph dari ngengat berbintik sebagian besar mengambil alih morf terang yang sebelumnya sahih (keduanya ditampilkan di sini). Karena ngengat menjadi sasaran predasi oleh kontol yang berburu dengan mengintai, perubahan warna menawarkan kamuflase yang bertambah baik dengan rataan belakang yang berubah, menunjukkan seleksi alam sedang bekerja.
Variasi terjadi secara alami di antara makhluk berasal setiap populasi organisme. Beberapa variasi bisa meningkatkan probabilitas bani adam untuk tarik urat spirit dan bereproduksi sehingga laju reproduksi dalam hidupnya meningkat. Ini berarti dia meninggalkan lebih banyak anak cucu. Jika ciri-ciri yang memberikan keuntungan reproduksi sreg khalayak-manusia ini pun diwariskan, yakni diturunkan pecah induk ke keturunannya, maka akan terserah perubahan perbandingan dari populasi. Misalnya, rasio kelinci cepat ataupun celah yang lebih efisien akan tekor kian tangga di generasi berikutnya. Sekalipun keunggulan reproduksinya lampau kecil, selama beberapa generasi sifat nan dapat diwariskan ini akan menjadi dominan dalam populasi. Dengan cara ini, lingkungan alami suatu organisme “memilih” sifat-sifat nan memberikan keuntungan reproduktif, menyebabkan persilihan evolusioner, sebagaimana nan dijelaskan Darwin.[29]
Keadaan ini menjatah kesan adanya tujuan berbunga jenis tersebut, doang dalam seleksi alam lain terserah macam yang disengaja dibuat untuk suatu tujuan.
[a]
Hal ini berbeda dengan penyortiran bikinan yaitu purposif sedangkan seleksi umbul-umbul tidak, kendatipun juru biologi kerap menggunakan teleologi bahasa untuk mendeskripsikannya.[30]
Ngengat berkarah ada dalam warna terang dan terlarang di Inggris Raya, namun selama sirkulasi industri, banyak pohon wadah gagat beristirahat menjadi hitam oleh jelaga, yang menyebabkan ngengat bercat terlarang memiliki keuntungan dalam bersembunyi berasal predator. Hal ini memberikan kemungkinan nan lebih baik kerjakan ngengat bercat gelap bikin berkeras hati hidup dan menghasilkan keturunan bercat bawah tangan. Hanya dalam waktu lima puluh tahun sejak ngengat hitam purwa ditangkap, hampir semua ngengat di industri Manchester berwarna gelap. Keadilan ini lega akhrinya dibalik maka dari itu sekuritas
Clean Air Act 1956, dan ngengat hitam menjadi pelik lagi. Kejadian ini menunjukkan pengaruh seleksi tunggul pada evolusi ngengat berbintik.[31]
Kebugaran
[sunting
|
sunting perigi]
Konsep kebugaran ialah inti dari pemilihan alam. Dalam istilah luas, sosok yang lebih “fit” memiliki potensi yang lebih baik kerjakan bertahan hidup, seperti mana dalam frase terkenal
“keberlangsungan makhluk hidup yang paling fit”, tapi arti sebenarnya terbit istilah kesegaran tersebut jauh kian implisit. Teori evolusi beradab mendefinisikan kebugaran enggak dengan seberapa lama suatu organisme hidup, tetapi seberapa sukses organisme itu kerumahtanggaan bereproduksi. Jika satu organisme hidup setengah makin lama berasal spesiesnya, tetapi memiliki keturunan dua kali makin banyak yang mengotot sampai dewasa, gennya menjadi kian umum pada populasi generasi berikutnya. Kendatipun seleksi kalimantang berkarya pada hamba allah, efek kebetulan membuat kebugaran hanya bisa didefinisikan secara “rata-rata” untuk individu dalam suatu populasi.[32]
Perbedaan harus dibuat antara konsep
“keberlangsungan makhluk hidup yang paling fit”
dan
“pertambahan kebugaran”. “keberlangsungan makhluk spirit yang paling bugar” tidak memberikan “kenaikan kebugaran”, saja cuma menyebabkan penghapusan varian nan kurang fit bermula suatu populasi. Sebuah contoh matematika berasal “keberlangsungan anak adam spirit yang paling kecil fit” diberikan maka itu Haldane dalam makalahnya “The Cost of Natural Selection”.[33]
Haldane menyapa proses ini andai “substitusi” atau dalam biologi, hal ini disebut “fiksasi”. Haldane menjelaskan dengan benar bahwa perbedaan kelangsungan usia dan reproduksi individu
(keberlangsungan individu hidup yang paling fit)
disebabkan perbedaan fenotipe. Di sisi lain, “kenaikan kebugaran” tidak tergantung puas perbedaan fenotipe, melainkan tersampir pada perturutan hidup absolut berasal versi tertentu. Prospek mutasi menguntungkan yang terjadi puas beberapa anggota populasi bergantung pada jumlah replikasi versi tersebut. Matematika “peningkatan kebugaran” dijelaskan makanya Kleinman.[34]
Contoh empiris “peningkatan kesehatan” diberikan maka itu percobaan Kishony Mega-plate.[35]
Dalam percobaan ini, “kenaikan kesegaran” bergantung pada jumlah ulangan suatu versi singularis yang berada tumbuh di wilayah pemfokusan remedi nan lebih tinggi berikutnya. Fiksasi maupun substitusi tidak diperlukan untuk “peningkatan kebugaran” ini.
Di sisi lain, “peningkatan kesehatan” boleh terjadi dalam mileu di mana “keberlangsungan makhluk hidup yang paling bugar” pula dolan. Richard Lenski memberikan ideal adaptasi kerumahtanggaan lingkungan kompetitif, ialah terjadinya “peningkatan kesegaran” selama “keberlangsungan cucu adam hidup yang minimal fit”. Prospek terjadinya mutasi yang menguntungkan lega sejumlah anggota garis keturunan diperlambat oleh adanya persaingan. Varian yang merupakan kandidat kerjakan mutasi yang menguntungkan dalam lingkungan daya dukung yang terbatas ini harus terlebih lewat mengungguli varian yang “kurang sejadi” untuk mengakumulasi total replikasi nan diperlukan sepatutnya ada kemungkinan nan wajar dari terjadinya mutasi yang menguntungkan itu.[36]
Persaingan
[sunting
|
sunting sumber]
Dalam ilmu hayat, persaingan adalah interaksi antar organisme di mana kebugaran suatu individu melandai karena adanya kehadiran khalayak lain. Ini kelihatannya disebabkan karena keduanya mengandalkan sumur daya rendah nan proporsional seperti makanan, air, atauwilayah.[37]
Persaingan dapat berupa kerumahtanggaan atau antar keberagaman, dan dapat langsung alias enggak langsung.[38]
Persaingan ini boleh diilustrasikan dalam model logistik dari dinamika populasi:[39]
di mana
r
adalahtingkat pertumbuhan dari populasi (Cakrawala), dan
K
merupakan daya dukung dari mileu lokalnya.
Klasifikasi
[sunting
|
sunting sendang]
Penyortiran kalimantang dapat berlaku terhadap sifat fenotipik yang dapat diwariskan,[40]
dan tekanan selektif boleh dihasilkan oleh semua aspek mileu, termasuk penyaringan seksual atau kompetisi dengan anggota spesies yang sederajat atau tak.[41]
[42]
Seleksi dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara berbeda, begitu juga menurut pengaruhnya terhadap suatu aturan, keanekaragaman genetik, tahap siklus hidup tempatnya bertindak, unit seleksi, alias mata air daya yang diperebutkan.
Berdasarkan efek lega satu aturan
[sunting
|
sunting sumber]
Penyaringan memiliki efek berbeda pada rasam. Seleksi penstabilan berfungsi untuk membantut proporsi aturan plong tingkatan optimal yang stabil, dan dalam kasus yang paling kecil sederhana, semua digresi berusul optimal ini secara selektif mudarat. Seleksi sebelah memintal resan yang ekstrim dari suatu sifat. Seleksi disruptif menidakkan sifat makin dari suatu arah. Secara khusus, kalau sifatnya kuantitatif dan univariat maka tingkat sifat yang lebih banyak dan lebih adv minim lebih disukai. Seleksi disruptif dapat menjadi pendahulu spesiasi.[29]
Bersendikan sekuritas lega kemajemukan genetik
[sunting
|
sunting perigi]
Sebagai alternatif, seleksi dapat dibagi menurut pengaruhnya terhadap variabilitas genetik.Pemurnian ataupun pemilihan negatif bertindak bagi menghilangkan variasi genetik bersumber populasi. Sebaliknya, penyaringan penyeimbang main-main kerjakan mempertahankan variasi genetik dalam satu populasi. Salah satu mekanisme lakukan ini adalah keunggulan heterozigot , di mana individu dengan dua alel farik memiliki nama selektif dibandingkan individu dengan sahaja satu alel. Munculnya Polimorfisme puas lokus golongan darah ABO turunan disebabkan dengan cara ini.[43]
Bersendikan unit pemilahan
[sunting
|
sunting sumber]
Seleksi pula dapat diklasifikasikan berdasarkan level atau unit pemilahan. Seleksi turunan main-main lega sosok, privat keefektifan bahwa seleksi memilih suatu “cucu adam”. Penyortiran gen bertindak berbarengan pada tingkat gen. Seleksi tingkat gen memberikan penjelasan yang memungkinkan terhadap terjadinya seleksi kerabat dan konflik intragenomik. Pemilahan kelompok, jika terjadi, bekerja sreg gerombolan organisme, dengan asumsi bahwa kelompok bereplikasi dan bermutasi dengan cara yang analog dengan gen dan individu. Ada perdebatan yang sedang berlangsung mengenai sejauh mana penyaringan keramaian terjadi di umbul-umbul.[44]
Berdasarkan mata air daya yang diperebutkan
[sunting
|
sunting sumber]
Merak ialah lengkap berpokok pemilihan seksual dimana betinanya mengidas jantan nan minimal menarik.
Penyortiran dapat diklasifikasikan menurut sumber daya madya diperebutkan. Seleksi genital dihasilkan dari persaingan memperebutkan padanan. Seleksi genital biasanya berlangsung melalui seleksi kesuburan. Seleksi ilmu lingkungan adalah seleksi alam melampaui cara barang apa pun selain seleksi seksual, seperti seleksi kerabat, persaingan, dan pembunuhan bayi. Mengikuti Darwin, seleksi standard kadang-kadang didefinisikan bak penyortiran ekologi, dalam hal ini seleksi seksual dianggap laksana mekanisme terpisah.[45]
Perlombaan senjata
[sunting
|
sunting sumber]
Seleksi berpose: resistensi terhadap antibiotik merecup lalu kelanjutan semangat individu yang tak tergoyahkan oleh antibiotik. Baka mereka mewarisi resistensi tersebut.
Seleksi alam terlihat bekerja dalam berkembangnya resistensi antibiotik di mikroorganisme. Sejak penemuan penisilin puas tahun 1928, antibiotik telah digunakan untuk melawan kelainan akibat bakteri. Penyalahgunaan antibiotik yang meluas telah memilih resistensi mikroba terhadap antibiotik internal penggunaan klinis, sampai pada titik bahwa
Staphylococcus aureus
yang resisten terhadap metisilin(MRSA) unjuk dan memberikan ancaman terhadap kesehatan akibat kekebalan relatifnya terhadap pelelang-obatan yang ada.[46]
Strategi nan saat ini dilakukan biasanya mencakup pemakaian antibiotik yang kian kuat; namun,strain MRSA plonco mentah-baru ini muncul tambahan pula resisten pula bahkan terhadap obat ini.[47]
Ini adalah contoh perlombaan senjata evolusioner, di mana bakteri berekspansi macam yang resisten terhadap antibiotik, sementara penyelidik kedokteran mencoba mengembangkan antibiotik yunior nan bisa menjagal mereka. Kejadian serupa terjadi dengan resistensi peptisida pada tanaman dan serangga.
Evolusi melangkahi seleksi alam
[sunting
|
sunting sumber]
Prasyarat seleksi alam agar dapat menghasilkan evolusi adaptif, sifat-sifat yang mentah, dan spesiasi yakni adanya variasi genetik yang diwariskan yang menghasilkan perbedaan kebugaran. Variasi genetik disebabkan maka dari itu mutasi, rekombinasi genetik dan perubahan kariotipe (kuantitas, bentuk, matra dan susunan internal kromosom). Salah suatu dari perubahan ini mungkin n kepunyaan efek nan sangat menguntungkan alias dulu enggak menguntungkan, saja surat berharga raksasa jarang terjadi. Di masa lalu, sebagian lautan perubahan internal materi genetik dianggap netral atau menuju netral karena terjadi di DNA noncoding atau menghasilkan substitusi sinonim. Doang, banyak mutasi lega DNA non-coding punya efek merusak.[48]
Beberapa mutasi terjadi pada regulator gen menyebabkan surat berharga besar pada fenotipe orang karena mereka mengatur fungsi banyak gen lainnya. Biasanya, tapi tidak semua, mutasi pada gen pengatur menghasilkan mudigah yang tidak boleh hidup. Beberapa mutasi qanun yang tidak mematikan terjadi pada gen HOX pada anak adam, nan bisa mengakibatkan tulang rusuk serviks
[49]
atau polidaktili, peningkatan kuantitas jemari tangan ataupun suku.[50]
Saat mutasi sama dengan itu menghasilkan kebugaran yang bertambah tinggi, pemilahan alam menyukai fenotipe ini dan sifat tersebut akan menyebar intern populasi.
Spesiasi
[sunting
|
sunting sendang]
Spesiasi membutuhkan isolasi reproduksi – yaitu pengkhitanan aliran gen. E. B. Poulton menyadari puas hari 1903 bahwa kerahasiaan reproduktif dapat berkembang melalui divergensi, kalau setiap garis keturunan memperoleh alel yang berbeda dan tidak kompatibel dari gen yang setimbang. Seleksi terhadap heterozigot kemudian akan secara langsung menciptakan isolasi reproduksi, yang memfokus ke ideal Bateson – Dobzhansky – Muller, yang diuraikan lebih jauh oleh H. Allen Orr dan Sergey Gavrilets.[51]
Dasar genetik
[sunting
|
sunting sumber]
Genotipe dan fenotipe
[sunting
|
sunting sumber]
Seleksi kalimantang berkreasi berlandaskan fenotipe organisme, atau karakteristik badan. Fenotipe ditentukan maka itu koneksi genetik suatu organisme (genotipe) dan mileu tempat organisme tersebut hidup. Ketika organisme yang farik kerumahtanggaan satu populasi n kepunyaan versi gen nan farik untuk suatu kebiasaan tertentu, setiap versi ini dikenal ibarat alel. Varietas genetik inilah yang melambari perbedaan fenotipe. Contohnya ialah golongan darah ABO pada manusia, di mana cak semau tiga alel (A,B, dan O) yang mengatur satu fenotipe (golongan darah).[52]
Beberapa adat diatur oleh hanya satu gen, tetapi sebagian besar sifat dipengaruhi oleh interaksi banyak gen. Variasi salah satu dari banyak gen nan berkontribusi pada suatu resan barangkali hanya memiliki pengaruh kecil pada fenotipe; Belaka secara bersama-sama, gen ini dapat menghasilkan perbedaan fenotipik.[53]
Sisi berbunga seleksi
[sunting
|
sunting sumber]
Ketika beberapa komponen suatu sifat bisa diwariskan, seleksi mengubah frekuensi bersumber alel yang ada.. Seleksi dapat dibagi menjadi tiga inferior, berdasarkan pengaruhnya terhadap frekuensi alel: sebelah, stabilisasi, dan disruptif.[54]
Penyaringan arah terjadi detik alel memiliki kesesuaian nan makin besar ketimbang yang lain, sehingga frekuensi alel tersebut meningkat dan mendapatkan proporsi yang makin ki akbar dalam populasi. Proses ini bisa berlanjut hingga alelnya tetap dan seluruh populasi berbagi fenotipe yang lebih bugar.[55]
Nan jauh lebih awam adalah pemilihan penstabilan, yang memangkalkan kekerapan alel yang mempunyai efek negatif pada fenotipe. Proses ini dapat berlanjut hingga alel dieliminasi dari populasi. Penyaringan disruptif (atau mendiversifikasi) adalah seleksi yang mengutamakan nilai sifat ekstrim tinimbang biji sifat semenjana. Seleksi yang mengganggu dapat menyebabkan spesiasi simpatrik melalui partisi niche.
Bilang rang seleksi penyeimbang tak menghasilkan fiksasi, namun mempertahankan alel sreg frekuensi menengah internal suatu populasi. Situasi ini bisa terjadi pada spesies diploid (dengan antitesis kromosom) ketika khalayak heterozigot (dengan sahaja satu surat alel) memiliki adaptasi yang makin strata ketimbang manusia homozigot (dengan dua arsip). Ini disebut label heterozigot. Contoh paling tersohor yakni resistensi terhadap malaria pada manusia heterozigot untuk anemia terungku sabit. Pemeliharaan tipe alel juga bisa terjadi menerobos seleksi disruptif, yang mendukung genotipe yang mulai dari galibnya di kedua jihat (yaitu, dagi dari keunggulan heterozigot), dan bisa menghasilkan diseminasi bimodal dari angka adat. Seleksi penyeimbang dapat terjadi melalui seleksi yang bergantung pada frekuensi, di mana kesesuaian satu fenotipe tertentu gelimbir lega distribusi fenotipe lain kerumahtanggaan populasi. Prinsip teori permainan mutakadim diterapkan untuk memahami distribusi kesesuaian n domestik hal ini, terutama dalam studi seleksi kerabat dan evolusi altruisme imbang putar.[56]
Dampak
[sunting
|
sunting sumber]
Ide-ide Darwin, bersama dengan ide-ide Adam Smith dan Karl Marx, memiliki supremsi besar puas pemikiran abad ke-19, termasuk klaim radikalnya bahwa bentuk-bentuk yang dibangun dengan elusif, begitu berbeda satu setimbang lain dan saling berhubungan dengan cara yang semacam itu kompleks “berevolusi dari bentuk spirit nan paling sederhana dengan hanya menggunakan beberapa prinsip sederhana.[27]
Ini memunculkan bilang pendukung Darwin nan paling bersemangat sekali lagi memprovokasi oposisi terkuat. Penyortiran alam memiliki kekuatan, menurut Stephen Jay Gould, untuk “menjatuhkan bilang konformasi yang paling privat dan minimum tradisional dari pemikiran Barat”, seperti keagamaan bahwa hamba allah memiliki tempat singularis di dunia.[57]
N domestik kata-kata filsuf Daniel Dennett, “Ide berbahaya Darwin” akan halnya evolusi melalui seleksi alam yakni “cemberut mendunia”, nan tidak dapat disimpan minus pada wadah apa pun, karena akan segera mencuru, dan memencar ke lingkungan nan semakin luas. Bintang sartan, internal dekade terakhir, konsep penyaringan pan-ji-panji sudah menyebar berusul biologi evolusioner ke loyalitas mantra tidak, tercatat komputasi evolusioner, Darwinisme kuantum, ekonomi evolusioner, epistemologi evolusioner, psikologi evolusioner, dan seleksi alam kosmologis. Penerapan tak terbatas ini disebut Darwinisme universal.[58]
Asal-usul hayat
[sunting
|
sunting sumber]
Bagaimana hayat muncul bermula materi anorganik masih menjadi masalah nan tidak terpecahkan dalam biologi. Salah satu presumsi yang menonjol adalah bahwa spirit pertama kali muncul dalam bentuk polimer RNA pendek yang mereplikasi diri.[59]
Pada pandangan ini, kehidupan mungkin muncul ketika rantai RNA purwa kali mengalami kondisi dasar, sebagaimana yang dipahami maka itu Charles Darwin, bakal menjalankan seleksi pan-ji-panji. Kondisi tersebut yaitu: heritabilitas, varietas jenis, dan persaingan untuk sumur daya nan rendah. Kesesuaian awal replikator RNA kemungkinan besar akan menjadi fungsi kapasitas adaptif yang bersifat intrinsik (yaitu, ditentukan oleh urutan nukleotida) dan ketersediaan sumber muslihat.[60]
Tangsi dan ilmu hayat molekuler
[sunting
|
sunting sumber]
Pada waktu 1881, ahli embriologi Wilhelm Roux menerbitkan
Der Kampf der Theile im Organismus
di mana engkau menyarankan bahwa kronologi suatu organisme dihasilkan dari persaingan Darwinian antara babak-putaran mudigah, terjadi di semua tingkatan, dari molekul hingga alat.[61]
Internal bilang hari ragil, varian modern dari teori ini telah dikemukakan olehJean-Jacques Kupiec. Menurut Darwinisme seluler ini, variasi rawak pada tingkat molekuler menghasilkan variabilitas dalam tipe sel padahal interaksi rumah pasung memaksakan suatu karakteristik partikular pada embrio yang menengah berkembang.[62]
Teori sosial dan psikologis
[sunting
|
sunting sendang]
Implikasi sosial semenjak teori evolusi melalui seleksi liwa sekali lagi menjadi sendang kontroversi yang per-sisten. Friedrich Engels, seorangfilsuf politik Jerman dan riuk satu pencetus ideologi komunisme, menulis pada tahun 1872 bahwa “Darwin tak tahu betapa pahitnya satire yang dia catat tentang umat bani adam terutama plong bangsanya, ketika dia menunjukkan bahwa persaingan bebas, resistansi kerjakan eksistensi, yang dirayakan maka itu para ekonom perumpamaan pencapaian historis tertinggi, adalah keadaan sah terbit
kerajaan hewan.”
[63]
Baru-bau kencur ini, jalan hidup di antara para antropolog dan psikolog mutakadim mengarah pada pengembangan sosiobiologi dan kemudian ilmu jiwa evolusioner, bidang yang mengepas menjelaskan fitur psikologi manusia n domestik hal adaptasi dengan lingkungan leluhur. Paradigma minimum menonjol bermula ilmu jiwa evolusioner, terutama yang dikembangkan dalam karya awal Noam Chomsky dan kemudian oleh Steven Pinker, adalah hipotesis bahwa pencetus manusia telah beradaptasi dengan memperoleh aturan gramatikal dari bahasa.[64]
Aspek bukan dari perilaku manusia dan struktur sosial, dari norma budaya tertentu seperti penghindaran inses sebatas pola yang lebih luas begitu juga peran gender, mutakadim dihipotesiskan memiliki asal yang serupa dengan pembiasaan ke lingkungan awal panggung manusia beradab berevolusi.
Dengan analogi tindakan seleksi alam pada gen, konsep — “unit transmisi budaya”, ataupun persamaan budaya dari gen nan menjalani seleksi dan rekombinasi — telah muncul, purwa kali dijelaskan kerumahtanggaan bentuk ini oleh Richard Dawkins pada periode 1976
[65]
dan kemudian dikembangkan oleh teoretikus sebagaimana Daniel Dennett sebagai penjelasan untuk aktivitas budaya yang kompleks, tersurat kognisi cucu adam.[66]
Teori manifesto dan sistem
[sunting
|
sunting sendang]
Prinsip-prinsip seleksi alam telah mengilhami heterogen teknik komputasi, sama dengan perabot lunak vitalitas buatan, nan mensimulasikan proses selektif dari pemilihan alam dan boleh sangat efisien dalam membuat algortima yang terlampau efektif.[67]
Misalnya, kelas heuristik algoritme yang dikenal sebagai algoritma genetika, dipelopori oleh John Holland pada 1970-an dan dikembangkan oleh David E. Goldberg, mengidentifikasi solusi optimal simulasi reproduksi dan mutasi populasi nan ditentukan maka dari itu rotasi probabilitas.[68]
Dalam fiksi
[sunting
|
sunting sumber]
Evolusi Darwin melalui pemilahan alam tersebar luas dalam literatur, baik diambil secara optimis intern hal bagaimana umat orang bisa berkembang menuju kesempurnaan, atau secara pesimis n domestik hal konsekuensi mengerikan pecah interaksi sifat individu dan pertampikan untuk bersikukuh kehidupan. Pada tahun 1893 H. G. Wells mengasumsikan “Pria Sejuta Tahun”, diubah oleh penyortiran alam menjadi makhluk dengan superior dan mata samudra, dan tubuh menyusut.[69]
Gubahan
[sunting
|
sunting sumber]
-
^
Kerumahtanggaan pemilihan seksual, hewan betina yang memilih pasangan boleh jadi dianggap bermaksud bikin mendapatkan tandingan terbaik; tak ada saran bahwa dia bertujuan untuk memperbaiki garis keturunan dengan kaidah seorang peternak fauna.
Referensi
[sunting
|
sunting sendang]
-
^
Society, National Geographic (2019-06-07). “Artificial Selection”.
National Geographic Society
(privat bahasa Inggris). Diakses tanggal
2020-11-30
.
-
^
Pincheira-Donoso, Daniel; Hunt, John (2017-02). “Fecundity selection theory: concepts and evidence”.
Biological Reviews of the Cambridge Philosophical Society.
92
(1): 341–356. doi:10.1111/brv.12232. ISSN 1469-185X. PMID 26526765.
-
^
“Darwin, evolution, & natural selection (article)”.
Khan Academy
(internal bahasa Inggris). Diakses tanggal
2020-11-30
.
-
^
“The Modern Synthesis”.
obo
(internal bahasa Inggris). Diakses tanggal
2020-11-30
.
-
^
Empedocles 1898, https://archive.org/details/cu31924029013162 -
^
Lucretius 1916,
On the Nature of Things
, Buku V -
^
Aristoteles, [1]
Fisika
, Buku II, Bab 4 dan 8 -
^
Lear 1988, hlm. 38 -
^
Darwin 1872, hlm. ? itemID = F391 & viewtype = text & pageseq = 18 xiii -
^
Aristoteles, [http: // classics. mit.edu/Aristotle/physics.2.ii.html
Fisika
, Buku II, Ki 8] -
^
Malik, Aamina H.; Ziermann, Janine M.; Diogo, Rui (2018-01-02). “An untold story in biology: the historical continuity of evolutionary ideas of Muslim scholars from the 8th century to Darwin’s time”.
Journal of Biological Education.
52
(1): 13. doi:10.1080/00219266.2016.1268190. ISSN 0021-9266.
-
^
Maupertuis, Pierre Louis (1746). “
Tuntunan Loix du mouvement et du repos déduites d’un principe metaphysique
” [“Penurunan hukum gerak dan keseimbangan dari prinsip metafisik”].
Histoire de l’Académie Royale des Sciences et des Belles Lettres
(privat bahasa Prancis). Berlin: 267–294.
-
^
Bowler, Peter J.,.
Evolution : the history of an idea
(edisi ke-Third edition, completely revised and expanded). Berkeley. ISBN 0-520-23693-9. OCLC 49824702.
-
^
Joravsky, David (1959). “Soviet Marxism and Biology before Lysenko”.
Journal of the History of Ideas.
20
(1): 98. doi:10.2307/2707968. ISSN 0022-5037.
-
^
a
b
Darwin, Charles, 1809-1882. (2009).
On the origin of species. Endersby, Jim. Cambridge, UK: Cambridge University Press. hlm. 61. ISBN 978-0-521-86709-2. OCLC 286433636.
-
^
Darwin, Charles; Endersby, Jim (2009).
On the origin of species
(dalam bahasa English). Cambridge, UK; New York: Cambridge University Press. hlm. 126–127. ISBN 978-0-521-86709-2. OCLC 286433636.
-
^
Wallace, Alfred Russel (2005).
Contributions to the theory of natural selection. A series of essays … By Alfred Russel Wallace …
-
^
a
b
Darwin 1859, hlm. 6 -
^
“Darwin, CR ke Wallace, AR”.
Korespondensi Darwin Proyek. Cambridge, Inggris. Salinan 5145. Diakses tanggal
2010-01-12
.
-
^
Mills, Susan K.; Beatty, John H. (1979-06-01). “The Propensity Interpretation of Fitness”.
Philosophy of Science.
46
(2): 263. doi:10.1086/288865. ISSN 0031-8248.
-
^
Ambrose, Mike (2016-06-14). “Mendle’s Peas”.
Diarsipkan dari JIC. Archived from the original on 2016-06-14. Diakses tanggal
2020-11-30
.
-
^
Science and creationism : a view from the National Academy of Sciences. Internet Archive. Washington, DC : National Academy Press. 1999. ISBN 978-0-585-04726-3.
-
^
Wright, Sewall (1932). “Peran mutasi, perkawinan sekandung, persilangan dan seleksi dalam evolusi”.
Proceedings of the VI International Congress of Genetrics.
1: 356–366.
-
^
Carroll, Sean B. (2005).
From DNA to diversity : molecular genetics and the evolution of animal design. Grenier, Jennifer K., Weatherbee, Scott D. (edisi ke-2nd ed). Malden, MA: Blackwell Pub. hlm. 66. ISBN 1-4051-1950-0. OCLC 53972564.
-
^
Hamilton, W. D. (1964-07-01). “The genetical evolution of social behaviour. II”.
Journal of Theoretical Biology
(privat bahasa Inggris).
7
(1): 17–52. doi:10.1016/0022-5193(64)90039-6. ISSN 0022-5193.
-
^
Gilbert, Scott F. (2003). “The morphogenesis of evolutionary developmental biology”.
The International Journal of Developmental Biology.
47
(7-8): 467–477. ISSN 0214-6282. PMID 14756322.
-
^
a
b
Darwin 1859 -
^
Lande, Russell; Arnold, Stevan J. (1983). “The Measurement of Selection on Correlated Characters”.
Evolution.
37
(6): 1210–1226. doi:10.2307/2408842. ISSN 0014-3820.
-
^
a
b
“Evolution and Natural Selection”.
globalchange.umich.edu
. Diakses sungkap
2020-11-30
.
-
^
Allen, Colin; Neal, Jacob (2020). Zalta, Edward Kaki langit., ed.
The Stanford Encyclopedia of Philosophy
(edisi ke-Spring 2020). Metaphysics Research Lab, Stanford University.
[
pranala bebas tugas permanen
]
-
^
Hof, Arjen E. van’cakrawala; Campagne, Pascal; Rigden, Daniel J.; Yung, Carl J.; Lingley, Jessica; Quail, Michael A.; Hall, Neil; Darby, Alistair C.; Saccheri, Ilik J. (2016-06). “The industrial melanism mutation in British peppered moths is a transposable element”.
Nature
(internal bahasa Inggris).
534
(7605): 102–105. doi:10.1038/nature17951. ISSN 1476-4687.
-
^
Orr, H. Allen (2009-08). “Fitness and its role in evolutionary genetics”.
Nature Reviews Genetics
(dalam bahasa Inggris).
10
(8): 531–539. doi:10.1038/nrg2603. ISSN 1471-0064. PMC2753274
. PMID 19546856.
-
^
Haldane, J. B. S. (November 1992). “The Cost of Natural Selection”.
Current Science.
63
(9/10): 612–625.
-
^
Kleinman, A. “Hobatan pangkal dan matematika mutasi acak dan pemilihan alam”.
Statistics internal Kedokteran.
33. doi:10.1002 / sim.6307
. PMID 25244620.
-
^
Baym, Michael; Lieberman, Tami D.; Kelsic, Eric D.; Chait, Remy; Gross, Rotem; Yelin, Idan; Kishony, Roy (2016-09-09). “Spatiotemporal microbial evolution on antibiotic landscapes”.
Science
(kerumahtanggaan bahasa Inggris).
353
(6304): 1147–1151. doi:10.1126/science.aag0822. ISSN 0036-8075. PMC5534434
. PMID 27609891.
-
^
Good, Benjamin H.; Rouzine, Igor M.; Balick, Daniel J.; Hallatschek, Oskar; Desai, Michael M. (2012-03-27). “Distribution of fixed beneficial mutations and the rate of adaptation in asexual populations”.
Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America.
109
(13): 4950–4955. doi:10.1073/pnas.1119910109. ISSN 0027-8424. PMC3323973
. PMID 22371564.
-
^
Begon, Townsend & Harper 1996 -
^
Sahney, Sarda; Benton, Michael J.; Ferry, Paul A. (2010-08-23). “Links between menyeluruh taxonomic diversity, ecological diversity and the expansion of vertebrates on land”.
Biology Letters.
6
(4): 544–547. doi:10.1098/rsbl.2009.1024. PMC2936204
. PMID 20106856.
-
^
Jean Guillaume Garnier, Adolphe Quetelet (1827).
Correspondance mathématique et physique .
Harvard University. Gand. Impr. d’ H. Vanderkeriehove, 1825-26; Bruxelles, M. Hayez, imprimeur [etc.]
-
^
Zimmer, Carl, 1966- (2013).
Evolution : making sense of life. Emlen, Douglas John, 1967-. Greenwood Village, Colo.: Roberts and Company Publishers. ISBN 978-1-936221-17-2. OCLC 767565909.
-
^
Miller 2000, hlm. 8 -
^
Arnqvist, Göran; Rowe, Locke (2005-07-25).
Sexual Conflict
(kerumahtanggaan bahasa Inggris). Princeton University Press. hlm. 14. ISBN 978-0-691-12218-2.
-
^
Villanea, Fernando A.; Safi, Kristin N.; Busch, Jeremiah W. (2015 Mei 6). “A General Model of Negative Frequency Dependent Selection Explains Menyeluruh Patterns of Human ABO Polymorphism”.
PLOS ONE
(dalam bahasa Inggris).
10
(5): e0125003. doi:10.1371/journal.pone.0125003. ISSN 1932-6203. PMC4422588
. PMID 25946124.
-
^
Wade, Michael J.; Wilson, David S.; Goodnight, Charles; Taylor, Doug; Bar-Yam, Yaneer; de Aguiar, Marcus A. M.; Stacey, Blake; Werfel, Justin; Hoelzer, Guy A. (2010-02). “Multilevel and kin selection in a connected world”.
Nature
(dalam bahasa Inggris).
463
(7283): E8–E9. doi:10.1038/nature08809. ISSN 1476-4687. PMC3151728
. PMID 20164866.
-
^
Mayr 2006 -
^
Harvey, Fiona; Carson, Mary; O’Kane, Maggie; Wasley, Andrew (2015-06-18). “MRSA superbug found in supermarket pork raises sirene over farming risks”.
The Guardian
(kerumahtanggaan bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal
2020-11-30
.
-
^
Schito, G.C. (2006). “The importance of the development of antibiotic resistance in Staphylococcus aureus”.
Clinical Microbiology and Infection.
12: 3–8. doi:10.1111/j.1469-0691.2006.01343.x. ISSN 1198-743X.
-
^
Eyre-Walker, Pria; Woolfit, Megan; Phelps, Ted (2006-06-01). “The Distribution of Fitness Effects of New Deleterious Amino Acid Mutations in Humans”.
Genetics
(dalam bahasa Inggris).
173
(2): 891–900. doi:10.1534/genetics.106.057570. ISSN 0016-6731. PMC1526495
. PMID 16547091.
-
^
Galis, Frietson (1999). “Why do almost all mammals have seven cervical vertebrae? Developmental constraints, Hox genes, and cancer”.
Journal of Experimental Zoology
(dalam bahasa Inggris).
285
(1): 19–26. doi:10.1002/(SICI)1097-010X(19990415)285:13.0.CO;2-Z. ISSN 1097-010X.
-
^
Zákány, József; Fromental-Ramain, Catherine; Warot, Xavier; Duboule, Denis (1997-12-09). “Regulation of number and size of digits by posterior Hox genes: A dose-dependent mechanism with potential evolutionary implications”.
Proceedings of the National Academy of Sciences
(dalam bahasa Inggris).
94
(25): 13695–13700. doi:10.1073/pnas.94.25.13695. ISSN 0027-8424. PMC28368
. PMID 9391088.
-
^
Gavrilets, S. (2004),
Fitness Landscapes dan Origin of Species, Princeton University Press, ISBN 978-0-691-11983-0
-
^
Lang, Kathrin; Wagner, Ines; Schöne, Bianca; Schöfl, Gerhard; Birkner, Kerstin; Hofmann, Jan A.; Sauter, Jürgen; Pingel, Julia; Böhme, Irina (2016-05-20). “ABO allele-level frequency estimation based on population-scale genotyping by next generation sequencing”.
BMC Genomics.
17. doi:10.1186/s12864-016-2687-1. ISSN 1471-2164. PMC4874024
. PMID 27207383.
-
^
Falconer & Mackay 1996 -
^
Rice 2004, Lihat khususnya bab 5 dan 6 lakukan perlakuan kuantitatif -
^
Rieseberg, Loren H.; Widmer, Alex; Arntz, A. Michele; Burke, John M. (2002-09-17). “Directional selection is the primary cause of phenotypic diversification”.
Proceedings of the National Academy of Sciences
(internal bahasa Inggris).
99
(19): 12242–12245. doi:10.1073/pnas.192360899. ISSN 0027-8424. PMC129429
. PMID 12221290.
-
^
Trivers, R. (1971). “The Evolution of Reciprocal Altruism”.
The Quarterly Review of Biology. doi:10.1086/406755.
-
^
Gould, Stephen Jay. “Darwinian Fundamentalism” (n domestik bahasa Inggris). ISSN 0028-7504. Diakses rontok
2020-11-30
.
-
^
Sydow, Momme von (2012). “From Darwinian Metaphysics towards Understanding the Evolution of Evolutionary Mechanisms”. doi:10.17875/gup2012-515.
-
^
Eigen, Manfred; Gardiner, William; Schuster, Peter; Winkler-Oswatitsch, Ruthild (1981-04). “The Origin of Genetic Information”.
Scientific American.
244
(4): 96. doi:10.1038/scientificamerican0481-88. ISSN 0036-8733.
-
^
Bernstein, Harris; Byerly, Henry C.; Hopf, Frederick A.; Michod, Richard A.; Vemulapalli, G. Krishna (1983-06-01). “The Darwinian Dynamic”.
The Quarterly Review of Biology.
58
(2): 185–207. doi:10.1086/413216. ISSN 0033-5770.
-
^
Wilhelm Roux (1881).
Der Kampf der Theile im Organismus ein Beitrag zur Vervollständigung der mechanischen Zweckmässigkeitslehre
(dalam bahasa German). Harvard University. W. Engelmann.
-
^
Kupiec, Jean-Jacques (2010-08-04). “Cellular Darwinism (stochastic gene expression in cell differentiation and embryo development)”.
web.archive.org. Archived from the original on 2010-08-04. Diakses copot
2020-11-30
.
-
^
Ecology, John Bellamy FosterTopics:; History; Marxism; Ecology, Marxist; Menyeluruh, Philosophy Places: (2020-11-01). “Monthly Review | Engels’s Dialectics of Nature in the Anthropocene”.
Monthly Review
(kerumahtanggaan bahasa Inggris). Diakses copot
2020-11-30
.
-
^
Pinker, Steven, 1954-.
The language instinct. New York. ISBN 0-688-12141-1. OCLC 28723210.
-
^
Dawkins, Richard (2016).
The Selfish Gene
(dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. hlm. 192. ISBN 978-0-19-878860-7.
-
^
Dennett, D. C. (Daniel Clement) (1991).
Consciousness explained
(edisi ke-1st ed). Boston: Little, Brown and Co. ISBN 0-316-18065-3. OCLC 23648691.
-
^
Kauffman, Stuart A. (1993).
The origins of pesanan : self-organization and selection in evolution. New York: Oxford University Press. hlm. 102. ISBN 0-19-505811-9. OCLC 23253930.
-
^
Melanie Mitchell (1996).
An introduction to genetic algorithms. Internet Archive. MIT Press. ISBN 978-0-262-13316-6.
-
^
“Themes : Evolution : SFE : Science Fiction Encyclopedia”.
www.sf-encyclopedia.com
. Diakses tanggal
2020-11-30
.
Pranala asing
[sunting
|
sunting sumber]
-
Darwin, Charles. “On the Origin of Species”. Diarsipkan dari varian bersih tanggal 2001-02-25.
– Chapter 4, Natural Selection
Apakah Yang Dimaksud Dengan Seleksi Alam
Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Seleksi_alam