Bagaimana Sikap Kepemimpinan Ibu Rt Dalam Bacaan Itu.
Di dalam Islam kepemimpinan identik dengan istilah khalifah yang berfaedah konsul. Selain kata khalifaf disebut juga Ulil Amri yang satu akar dengan kata amir yang berarti kepala tertinggi dalam awam Islam.
Menurut Wijayanti dan Wadji (2012), kepemimpinan islami adalah kepemimpinan yang caruk berpegang maupun didasarkan kepada suratan alias ajaran-ajaran yang terdapat kerumahtanggaan Al-Qur’an dan Hadist. Kepemimpinan islami merupakan proses atau cara memengaruhi dari seorang pimpinan kepada subordinat atau bawahannya yang ditujukan cak bagi hingga ke tujuan organisasi dimana cara memengaruhi tersebut didasarkan pada aturan-aturan nan terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits.
Kepemimpinan dalam Islam berguna bagaimana ajaran Islam bisa memberikan rona dan arah kepada pimpinan itu, dan dengan kepemimpinannya mampu memungkirkan pandangan atau sikap mental nan selama ini setakat, hadang dan berorientasi lega sekelompok masyarakat maupun perorangan (Serdak Sinn, 2006).
Di samping yaitu sosok pemimpin dalam agama, Nabi Muhammad SAW juga seorang majikan Negara. Apa bidang kehidupan, Rasulullah melaksanakan essensi dari buku-siasat kehidupan suatu negara dan umat. Suksesnya kepemimpinya Nabi Muhammad SAW bukan sungkap berbunga tiga hal, yakni atasan nan holistic, accepted, dan proven.
Kepemimpinan holistic Nabi Muhammad SAW terpandang dari strategi pertahanan nan diterapkan privat masyarakat maupun peperangan. Dempet semua peperangan yang beliau pimpin cerbak menang. Keamanan masyarakat pula diutamakan. Penghuni masyarakat benar–bersusila bernasib baik perlindungan tanpa melihat apakah itu muslim ataupun non orang islam.
Kemudian dia adalah pemimpin yang accepted, adalah sendiri pejabat yang diterima dan diakui maka itu masyarakatnya. Malah, kepemimpinan ia masih dituruti setakat saat ini. Sungkap dari ilham yang disampaikan, budi pekerti ia pun patut diterima dan dijadikan suri tauladan.
Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin yang proven. Figur pejabat yang terbukti sudah lalu membawa persilihan bagi masyarakat. Kepemimpinan nan buruk perut berorientasi pada bukti kasatmata, tidak sekadar pengenalan-pembukaan persuasif dan pemimpin nan berorientasi ke depan.
Syarat-syarat Kepemimpinan Islami
Menurut Rivai dan Arifin (2009), seorang komandan yang islami harus menepati empat persyaratan, yaitu:
- Ash-Shidq, adalah validitas dan intensitas dalam bergaya, berfirman serta berjuang melaksanakan tugasnya.
- Al-amanah, alias kepercayaan, yang menjadikan koteng pemimpin memelihara sepenuhnya apa yang diserahkan kepadanya baik dari Allah atau dari cucu adam-orang yang dipimpinnya, sehingga tercipta rasa lega hati bagi semua pihak.
- Al-Fathanah, ialah kepintaran yang babaran kemampuan menghadapi dan menindak persoalan baik yang muncul secara perlahan maupun seketika, berdedikasi tangga, dan memiliki cita-cita yang realistik untuk organisasi.
- At-Tabligh, yaitu penguraian yang valid dan bertanggung jawab, atau bisa diistilahkan dengan keterusterangan alias transparansi, dan gagah mengambil keputusan.
Menurut Hafidhuddin (2008), terletak empat syarat superior nan islami, yaitu:
- Punya akidah nan bermartabat (aqidah salimah). Koteng pemimpin harus memiliki pegangan atau keyakinan yang awet, keimanan terhadap Almalik sebagai Rabb-Nya serta berkeyakinan dan bertakwa kepada-Nya.
- Memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas. Superior nan kuat raga dan luas pemberitaan diperlukan untuk menjadikan umat nan juga kuat. Hal tersebut menunjukkan bahwa laporan yang luas bagi pembesar adalah mesti.
- N kepunyaan akhlak yang sani (akhlaqul karimah). Pemimpin sekali lagi berfungsi sebagai pendidik umat, maka pada prinsipnya pemimpin wajib memiliki segala sifat nan berakhlak mulia dan agar perlu menjauhkan diri dari aturan-sifat nan tercacat.
- Seorang pejabat harus memiliki kecakapan manajerial, memahami ilmu-ilmu administrasi, mengatur semua kegiatan karyawannya serta mengatur urusan-urusan materialisme nan lainnya.
Sedangkan menurut Permadi (2012), syarat-syarat kepala yang islami adalah andai berikut:
- Beriman dan bertakwa, pemimpin seyogiannya memiliki eimanan yang lebih langgeng dan tujuan bos seharusnya hanya cuma cak bagi bertakwa kepada Allah.
- Arti jasmani, kemustajaban dan kesegaran raga mesti dimiliki oleh pemimpin seharusnya dapat menjalankan kepemimpinannya dengan baik, misalnya lain cacat raga dan tidak rendah akal bulus.
- Adil dan jujur, seorang pemimpin harus fertil melakukan adil dan jujur kepada semua karyawan.
- Bijaksana, seorang pemimpin harus berpose bijaksana kepada semua orang termasuk karyawannya, tidak boleh pilih-pilih antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lainnya.
Pendirian Kepemimpinan Islami
Menurut Rivai (2004) dan Zainuddin (2005), terdapat prinsip-mandu pangkal kepemimpinan islami nan harus dijalankan, merupakan laksana berikut:
- Prinsip Tanggung Jawab. Di dalam Islam mutakadim digariskan bahwa setiap manusia adalah pemimpin (minimal mengusung diri sendiri) dan akan dimintai per-tanggung jawaban. Makna muatan jawab merupakan subtansi utama yang harus dipahami bahkan dahulu oleh koteng calon atasan agar amanah yang diserahkan kepadanya bukan di sia-siakan.
- Prinsip Tauhid. Islam mengajak ke arah satu kesatuan akidah di atas dasar nan boleh diterima maka itu berbagai umat, yakni tauhid.
- Kaidah Perundingan. Al-Qur’an dengan jelas menyatakan bahwa seseorang yang memanggil dirinya majikan teradat melakukan pembicaraan dengan sosok yang berpengetahuan maupun orang yang saling pandang baik.
- Cara Adil. Keseimbangan menjadi suatu keniscayaan dalam organisasi maupun umum, dan pejabat mutakadim sepatutnya mampu memperlakukan semua orang secara adil, tidak berat sepihak dan enggak memihak.
Daftar Wacana
- Abu Sinn,Ahmad Ibrahim. 2006.
Manajamen Syari’ah Sebuah Amatan Histori dan Kontemporer
. Jakarta: Grafindo Persada. - Rivai, Veithzal. 2004.
Kiat Memimpin Abad ke-21
. Jakarta: Raja Grafindo. - Zainuddin, Muhadi dan Abd. Mustaqim. 2005.
Studi Kepemimpinan Selam, Telaah Normatif dan Historis
. Semarang: Putra Mediatama press. - Permadi, K. 2012.
Pemimpin dan Kepemimpinan privat Manajemen
. Jakarta: Rineka Cipta. - Hafidhuddin, Didin. 2003.
Manajemen Syariah dalam Praktik
. Jakarta: Gema Insani Press. - Rivai, Veithzal dan Arifin, Arviyan. 2009.
Islamic Leadership: Membangun Superleadership Melalui Intelek Spiritual
. Jakarta: BumiAksara.
Bagaimana Sikap Kepemimpinan Ibu Rt Dalam Bacaan Itu
Source: https://www.kajianpustaka.com/2019/04/syarat-dan-prinsip-kepemimpinan-islami.html