Candi Prambanan Didirikan Atas Usaha Raja

By | 15 Agustus 2022

Candi Prambanan Didirikan Atas Usaha Raja.

Candi Prambanan
ꦕꦤ꧀ꦝꦶ​ꦥꦿꦩ꧀ꦧꦤꦤ꧀
Yogyakarta Indonesia Prambanan-temple-complex-02.jpg

Kompleks Candi Prambanan

Candi Prambanan is located in Jawa

Candi Prambanan

Lokasi di Jawa

Tampilkan peta Jawa

Candi Prambanan is located in Indonesia

Candi Prambanan

Candi Prambanan (Indonesia)

Tampilkan peta Indonesia

Nama bukan Candi Roro Jonggrang
Informasi umum
Tren arsitektur Candi
Daerah tingkat Kabupaten Sleman, DIY
Kabupaten Klaten, Jateng
Negara
Indonesia
Mulai dibangun seputar 850 Masehi
Klien Wangsa Sanjaya
Prambanan
Nama sama dengan tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Panjar Budaya
Candi Prambanan; candi Hindu terindah di Asia Tenggara.jpg

Prambanan pada lilin lebah hari

Logo Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.png
Cagar budaya Indonesia
Peringkat Nasional
Kategori Provinsi
No. Regnas CB.19
Lokasi
keikhlasan
Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Daerah Individual Yogyakarta
No. SK
  • SK Nayaka No.157/M/1998
  • SK Menteri No.278/M/2014
Sungkap SK
  • 1 Juni 1998
  • 13 Oktober 2014
Tuan Pemerintah Indonesia cq PT Ilmu penerbangan Wisata Indonesia (Persero)[1]
Pengelola BPCB Daerah Khas Yogyakarta, BPCB Kawasan Jawa Tengah
PT Taman Pelancongan Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero)
Koordinat


7°45′07″S
110°29′29″E


 / 

7.752020°S 110.491465°E
 /
-7.752020; 110.491465


Candi Prambanan is located in Sleman

Candi Prambanan

Lokasi Candi Prambanan di perbatasan Sleman, DI Yogyakarta & Klaten, Jawa Paruh

Prambanan
Situs Warisan Dunia UNESCO
Tipe Budaya
Kriteria i, iv
Nomor identifikasi 642
Kawasan UNESCO Asia Pasifik
Masa pengukuhan 1991
(sesi ke-15)

Candi Prambanan
atau
Candi Roro Jonggrang
(bahasa Jawa:
ꦕꦤ꧀ꦝꦶ​ꦥꦿꦩ꧀ꦧꦤꦤ꧀,

translit.



Candhi Prambanan

) yaitu kompleks candi Hindu (Syaiwa) terbesar di Indonesia nan dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa terdahulu Hindu yaitu dewa Brahma umpama betara pencipta, betara Wisnu bagaikan betara pemelihara, dan dewa Siwa sebagai dewa pemusnah. Beralaskan prasasti Siwagrha nama polos kompleks candi ini adalah
Siwagrha
(bahasa Sanskerta nan bermakna ‘Rumah Siwa’), dan memang di
garbagriha
(ira penting) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa sekufu tiga meter, dikarenakan aliran Syaiwa yang mengutamakan ikram batara Siwa di candi ini.

Kompleks percandian Candi Prambanan secara keseluruhan berada di wilayah daerah Area Istimewa Yogyakarta, namun bab administrasinya berbenda di Jawa Tengah, hal ini yang menciptakan menjadikan Candi Prambanan terletak di 2 tempat yakni di kelurahan Bokoharjo, kapanéwon Prambanan, kabupaten Sleman, Distrik Istimewa Yogyakarta,[2]
[3]
dan di desa Tlogo, kecamatan Prambanan, kabupaten Klaten, Jawa Paruh, atau kurang makin 17 kilometer timur laut bermula kota Jogja, 50 kilometer barat gerendel berbunga kota Surakarta dan 120 kilometer selatan dari ii kabupaten Semarang, persis di perbatasan antara Daerah Solo Yogyakarta dan Jawa Tengah.[4]

Candi ini ialah termasuk Situs Warisan Bumi UNESCO, candi Hindu terbesar di Indonesia, berbarengan salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan renceng sesuai dengan arsitektur Hindu pada biasanya dengan candi Siwa sebagai candi penting n kepunyaan ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks gugusan candi-candi yang bertambah kerdil.[5]
Laksana salah suatu candi termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi ki akal tarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.[6]

Menurut batu bertulis Siwagrha, candi ini menginjak dibangun pada sekitar tahun 850 masehi oleh Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu, lega masa imperium Delik bangas Mataram.

Etimologi

[sunting
|
sunting sumber]

Nama
Prambanan, berasal berpangkal jenama desa arena candi ini bersimbah, diduga adalah perubahan nama dialek bahasa Jawa dari istilah teologi Hindu
Para Brahman
yang bermakna “Brahman Agung” yaitu Brahman atau realitas langgeng tertinggi dan teragung yang bukan dapat digambarkan, yang kerap disamakan dengan konsep Sang pencipta dalam agama Hindu. Pendapat lain menganggap
Para Brahman
kali merujuk kepada waktu jaya candi ini yang dahulu dipenuhi oleh para brahmana. Pendapat lain mengajukan anggapan bahwa tera “Prambanan” berasal berpunca akar introduksi
mban
dalam Bahasa Jawa yang bermakna menanggung alias komersial tugas, merujuk kepada para dewa Hindu yang mengemban tugas menata dan menjalankan keselarasan jagat.

Nama lain berpangkal Prambanan boleh berguna 5 (lima) giri yang privat bahasa Khmer/Kamboja 5 (lima) yaitu Pram dan banam adalah gunung (ប្រាំភ្នំ). Situasi ini mencitrakan 5 puncak bukit semenjak Himalaya di India. Mengingat kapan yang seimbang n domestik kronik Khmer bahwa Bangsa Jawa rangkaian menjajah Khmer selama 200 tahun dan Jayawarman ke 2 yang pernah di Jawa merupakan pahlawan yang memperlainkan Khmer pecah yuridiksi Jawa.

Jenama asli obsesi candi Hindu ini adalah nama berpangkal Bahasa Sanskerta;
Siwagrha
(Rumah Siwa) maupun
Siwalaya
(Bendera Siwa), berdasarkan Prasasti Siwagrha yang bertanggal 778 Saka (856 Serani). Trimurti dimuliakan dalam kompleks candi ini dengan tiga candi utamanya menghormati Brahma, Siwa, dan Wisnu. Akan tetapi Siwa Mahadewa yang menempati ruang utama di candi Siwa ialah dewa nan paling dimuliakan dalam mania candi ini.

J. Gronemen (1887) berpendapat bahwa nama Prambanan semenjak semenjak kata
ramban:

Sejarah

[sunting
|
sunting sumber]

Pembangunan

[sunting
|
sunting sumber]

Candi Prambanan di antara kabut pagi.

Prambanan merupakan candi Hindu terbesar dan termegah yang perantaraan dibangun di Jawa kuno, pembangunan candi Hindu imperium ini dimulai makanya Sri Maharaja Rakai Pikatan sebagai antiwirawan candi Buddha Borobudur dan juga candi Seribu nan terwalak tak jauh dari Prambanan. Beberapa ahli sejarah lama menduga bahwa pembangunan candi agung Hindu ini bakal menandai sekali lagi berkuasanya tanggungan Sanjaya atas Jawa, peristiwa ini terkait teori wangsa kembar berbeda keyakinan yang saling bersilaju; adalah wangsa Sanjaya penganut Hindu dan wangsa Sailendra penganut Buddha. Pastinya, dengan dibangunnya candi ini menandai bahwa Hinduisme aliran Saiwa pun membujur dukungan tanggungan kekaisaran, setelah sebelumnya wangsa Sailendra cenderung bertambah kontributif Buddha rotasi Mahayana. Hal ini membubuhi cap bahwa kerajaan Nasi-nasi beralih titik api dukungan keagamaannya, bersumber Buddha Mahayana ke pemujaan terhadap Siwa.

Konstruksi ini pertama kelihatannya dibangun sekitar periode 850 Masehi oleh Rakai Pikatan dan secara berkelanjutan disempurnakan dan diperluas oleh Raja Lokapala dan raja Sri Maharaja Dyah Balitung Maha Sambu. Berdasarkan prasasti Siwagrha berangka waktu 856 M, bangunan suci ini dibangun lakukan menghormati dewa Siwa, dan jenama zakiah konstruksi ini dalam bahasa Sanskerta adalah
Siwagrha
(Sanskerta:Shiva-grha
yang berarti: ‘Rumah Siwa’) alias
Siwalaya
(Sanskerta:Shiva-laya
yang berfaedah: ‘Ranah Siwa’ atau ‘Alam Siwa’).[8]
Dalam epigraf ini disebutkan bahwa saat pembangunan candi Siwagrha paruh berlangsung, dilakukan kembali pekerjaan umum perubahan tata air bakal ki memengaruhi arus sungai di sanding candi ini. Bengawan yang dimaksud adalah batang air Kemplang yang bergerak dari utara ke kidul sepanjang sebelah barat kompleks candi Prambanan. Sejarawan menduga bahwa aslinya aliran sungai ini berbelok membusur ke jihat timur, dan dianggap berlebih akrab dengan candi sehingga pengikisan sungai dapat membahayakan konstruksi candi. Proyek tata air ini dilakukan dengan membuat sodetan sungai bau kencur yang memotong lengkung sungai dengan inden paksina-selatan selama dinding barat di luar kegandrungan candi. Keluaran aliran sungai kalis kemudian ditimbun untuk memberikan lahan yang lebih luas bagi pembangunan deretan candi perwara (candi tukang potret atau candi pendamping).

Beberapa arkeolog berpendapat bahwa arca Siwa di garbhagriha (ruang penting) dalam candi Siwa sebagai candi utama yakni reca perwujudan sinuhun Balitung, sebagai arca pedharmaan anumerta sira.[9]

Kompleks bangunan ini secara periodik terus disempurnakan oleh raja-raja Medang Mataram berikutnya, sebagaimana prabu Sri Maharaja Dyah Daksa dan Sri Maharaja Dyah Tulodong, dan diperluas dengan membangun ratusan candi-candi pelengkap di sekitar candi utama. Karena gemilap candi ini, candi Prambanan berfungsi sebagai candi agung Kerajaan Mataram, tempat digelarnya berbagai upacara penting kerajaan. Lega tahun puncak kejayaannya, sejarawan menyengaja bahwa ratusan pendeta brahmana dan pesuluh-muridnya berkumpul dan meninggali pekarangan luar candi ini untuk mempelajari kitab Weda dan melaksanakan berbagai ritual dan upacara Hindu. Sementara resep kerajaan atau istana imperium Mataram diduga terletak di suatu kancah di dekat Prambanan di Legok Kewu.

Ditelantarkan

[sunting
|
sunting mata air]

Sekitar hari 930-an, ibu kota kerajaan berpindah ke Jawa Timur makanya Sri Maharaja Mpu Sindok, yang mendirikan Wangsa Dinasti Isyana. Penyebab kepindahan pusat supremsi ini lain diketahui secara pasti. Akan saja dahulu mungkin disebabkan oleh letusan hebat Gunung Merapi yang menjulang sekitar 20 kilometer di lor candi Prambanan. Prospek penyebab lainnya adalah peperangan dan perebutan kekuasaan. Sehabis hijrah ibu kota, candi Prambanan mulai telantar dan enggak terawat, sehingga lapangan-pelan candi ini mulai kemungkus dan drop.

Bangunan candi ini diduga tekun ambruk akibat gempa dunia hebat pada abad ke-16. Kendatipun tak sekali lagi menjadi sentral keyakinan dan ibadah umat Hindu, candi ini masih dikenali dan diketahui keberadaannya makanya penduduk Jawa nan menghuni desa sekitar. Candi-candi serta arca Durga dalam bangunan penting candi ini mengilhami dongeng rakyat Jawa yaitu legenda Rara Jonggrang. Setelah parak Kesultanan Mataram sreg tahun 1755, reruntuhan candi dan kali besar Opak di dekatnya menjadi stempel pembatas antara kewedanan Sultanat Yogyakarta (Jogja) dan Kasunanan Surakarta (Solo).

Kreasi kembali

[sunting
|
sunting sendang]

Masyarakat sekitar candi mutakadim mencerna kehadiran candi ini. Akan tetapi mereka tidak tahu rataan pinggul sejarah selayaknya, siapakah raja dan imperium apa yang telah membangun monumen ini. Ibarat hasil imajinasi, rakyat setempat menciptakan dongeng lokal ataupun dongeng rakyat untuk menjelaskan asal-mula keberadaan candi-candi ini; diwarnai dengan kisah fantastis mengenai kanjeng sultan raksasa, ribuan candi yang dibangun oleh insan halus jin dan dedemit hanya n domestik tempo satu malam, serta gadis cakap yang dikutuk menjadi patung. Legenda mengenai candi Prambanan dikenal sebagai kisah Rara Jonggrang.

Puas tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons koteng berkebangsaan Belanda. Candi ini menjajarkan perhatian bumi saat pada periode penundukan Britania atas Jawa. Momen itu Colin Mackenzie, koteng surveyor bawahan Sir Thomas Stamford Raffles, menemukan candi ini. Meskipun Sir Thomas kemudian memerintahkan penyelidikan lebih lanjut, reruntuhan candi ini tetap tersia-sia hingga berpuluh-desimal tahun. Penggalian bukan serius dilakukan sepanjang 1880-an nan sayangnya malar-malar menyuburkan praktik penjarahan ukiran dan batu candi. Kemudian pada waktu 1855 Jan Willem IJzerman berangkat menerangkan dan memindahkan beberapa alai-belai dan tanah berasal bilik candi. Beberapa momen kemudian Isaäc Groneman melakukan pembongkaran habis-habisan dan batu-alai-belai candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Wai Opak. Arca-patung dan relief candi diambil oleh warga Belanda dan dijadikan hiasan ujana, sementara warga pribumi memperalat batu candi untuk bahan bangunan dan fondasi apartemen.

Pemugaran

[sunting
|
sunting sumber]

Pemugaran dimulai plong tahun 1918, akan tetapi upaya khusyuk yang senyatanya dimulai pada hari 1930-an. Plong hari 1902-1903, Theodoor van Erp memelihara bagian nan rawan terban. Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan maka itu Jawatan Zaman kuno (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang kian berstruktur sesuai kaidah ilmu purbakala. Sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu provokasi secara merambang minus memikirkan adanya usaha pemugaran sekali lagi. Pada tahun 1926 dilanjutkan De Haan sampai akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun 1931 digantikan maka dari itu Ir. V.R. van Romondt hingga puas musim 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga tahun 1993.[10]

Upaya perombakan terus menerus dilakukan bahkan setakat waktu ini. Pemugaran candi Siwa yakni candi utama kompleks ini dirampungkan puas tahun 1953 dan diresmikan oleh Presiden pertama Republik Indonesia Sukarno. ada bagian candi yang direstorasi, menggunakan batu mentah, karena godaan-batu ceria banyak yang dicuri ataupun dipakai ulang di palagan lain. Sebuah candi sekadar akan direstorasi apabila minimal 75% godaan kalis masih cak semau. Oleh karena itu, banyak candi-candi mungil nan tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya tetapi.

Kini, candi ini termasuk dalam Situs Warisan Dunia nan dilindungi oleh UNESCO, status ini diberikan UNESCO pada tahun 1991. Sekarang, bilang bagian candi Prambanan perdua direstorasi kerjakan membetulkan kerusakan akibat gempa Yogyakarta 2006. Gempa ini telah negatif bilang bangunan dan reca.

Peristiwa masa kini

[sunting
|
sunting sumber]

Pagelaran Sendratari Ramayana di Prambanan.

Atraksi mula-mula Sendratari Ramayana di tempat terbuka Roro Jonggrang, Prambanan (1961).

Pemandangan Prambanan dikala malam nan disoroti bohlam dari sebelah panggung terbabang Trimurti.

Pengarsipan pemeran utama Sendratari Ramayana, Rama (Tunjung Sulaksono) dan Sinta (Sumaryaning) bersama Charlie Chaplin dan GPH Suryohamijoyo di PanggungTerbuka Roro Jonggrang (1961).

Pada sediakala tahun 1990-an pemerintah memindahkan pasar dan kampung yang merebak secara liar di sekitar candi, menggusur distrik perdusunan dan sawah di sekitar candi, dan memugarnya menjadi taman zaman kuno. Ujana purbakala ini meliputi wilayah yang luas di siring jalan raya Surakarta-Jogja di sisi selatannya, meliputi seluruh mania candi Prambanan, termasuk Candi Jelapang, Candi Bubrah, dan Candi Sewu di sisi utaranya. Pada waktu 1992 Pemerintah Indonesia membentuk fisik operasi milik negara, PT Ujana Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Sunan Boko. Badan propaganda ini bertugas mengelola yojana wisata purbakala di Borobudur, Prambanan, Yang dipertuan Boko, serta negeri sekitarnya. Prambanan adalah salah satu daya tarik wisata terkenal di Indonesia nan banyak dikunjungi wisatawan dalam area ataupun wisatwan mancanegara.

Tepat di menyebelah sungai Gendar dibangun kegandrungan palagan dan gedung tontonan Trimurti yang secara rutin menggelar pertunjukan Sendratari Ramayana. Bekas terbabang Trimurti tepat terletak di melintas candi di tepi Barat bengawan Gendar dengan latar belakang Candi Prambanan yang disoroti kurat lampu busur. Tempat terbabang ini sekadar digunakan lega musim kemarau, padahal pada perian penghujan, pertunjukan dipindahkan di panggung tertutup. Tari Jawa Wayang orang Ramayana ini yakni tradisi adiluhung keraton Jawa nan telah berusia ratusan tahun, biasanya dipertunjukkan di keraton dan mulai dipertunjukkan di Prambanan pada saat bulan purnama sejak tahun 1960-an. Sejak momen itu Prambanan telah menjadi trik tarik wisata budaya dan purbakala terdahulu di Indonesia.

Setelah pemugaran habis-habisan periode 1990-an, Prambanan pun pun menjadi pusat ibadah agama Hindu di Jawa. Kebangkitan sekali lagi nilai keagamaan Prambanan adalah karena terdapat cukup banyak masyarakat pemuja Hindu, baik pedagang dari Bali atau warga Jawa yang kembali menganut Hindu yang bersemayam di Yogyakarta, Klaten dan sekitarnya. Tiap tahun warga Hindu dari provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta berkumpul di candi Prambanan untuk menggelar seremoni lega hari suci Galungan, Tawur Kesanga, dan Nyepi.[11]
[12]

Lega 27 Mei 2006 gempa bumi dengan kemujaraban 5,9 pada skala Richter (darurat United States Geological Survey melaporkan kekuatan gempa 6,2 pada rasio Richter) menghantam daerah Bantul dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat terhadap banyak konstruksi dan kematian pada penduduk sekitar. Gempa ini berpusat pada patahan tektonik Opak nan patahannya sesuai arah lembah wai Opak hampir Prambanan. Pelecok suatu bangunan nan rusak parah adalah kompleks Candi Prambanan, khususnya Candi Brahma. Foto awal menunjukkan bahwa meskipun kompleks bangunan tegar utuh, kebinasaan cukup signifikan. Retakan bujukan segara, termasuk panil-panil cukilan, dan kemuncak wajra berjatuhan dan berpencaran di atas petak. Candi-candi ini sempat ditutup dari kunjungan wisatawan sampai kerusakan dan bahaya keruntuhan dapat diperhitungkan. Aula arkeologi Yogyakarta menyatakan bahwa diperlukan waktu berbulan-bulan lakukan mengetahui sejauh mana kebinasaan yang diakibatkan gempa ini.[13]
[14]
Bilang minggu kemudian, sreg musim 2006 situs ini pun dibuka untuk lawatan wisata. Pada periode 2008, terdaftar sejumlah 856.029 wisatawan Indonesia dan 114.951 wisatawan mancanegara mengunjungi Prambanan. Pada 6 Januari 2009 pemugaran candi Nandi selesai.[15]
Lega tahun 2009, ruang dalam candi utama terkatup berbunga kunjungan wisatawan atas alasan keamanan.

Kompleks candi

[sunting
|
sunting sumber]

Model arsitektur rekonstruksi kegandrungan candi Prambanan, aslinya terdapat 240 candi berdiri di mania ini.

Gerbang turut ke kegandrungan bangunan ini terdapat di keempat arah penjuru mata kilangangin kincir, akan tetapi arah hadap gedung ini adalah ke jihat timur, maka pintu masuk utama candi ini adalah gerbang timur. Mania candi Prambanan terdiri berusul:

  1. 3 Candi Trimurti: candi Siwa, Wisnu, dan Brahma
  2. 3 Candi Ki alat: candi Nandi, Garuda, dan Angsa
  3. 2 Candi Apit: terletak antara barisan candi-candi Trimurti dan candi-candi Wahana di jihat utara dan kidul
  4. 4 Candi Kelir: terwalak di 4 penjuru mata angin tepat di balik portal masuk halaman dalam ataupun zona inti
  5. 4 Candi Pancang: terletak di 4 sudut halaman dalam atau zona inti
  6. 224 Candi Perwara: tersusun dalam 4 angkatan konsentris dengan jumlah candi dari barisan terdalam hingga terluar: 44, 52, 60, dan 68

Maka terdapat besaran
240
candi di mania Prambanan.

Aslinya terletak 240 candi besar dan boncel di kompleks Candi Prambanan.[16]
Doang kini doang tersisa 18 candi; yaitu 8 candi terdahulu dan 8 candi kecil di zona inti serta 2 candi perwara. Banyak candi perwara yang belum dipugar, bersumber 224 candi perwara saja 2 nan sudah dipugar, nan terlambat hanya tumpukan bisikan nan berserakan. Kompleks candi Prambanan terdiri atas tiga zona; pertama adalah zona luar, kedua yaitu zona tengah yang terdiri atas ratusan candi, ketiga ialah zona dalam nan merupakan zona tersuci tempat delapan candi utama dan delapan kuil kecil.

Penampang denah kompleks candi Prambanan adalah bersendikan petak bujur sangkar yan terdiri atas tiga bagian atau zona, masing-masing halaman zona ini dibatasi tembok batu andesit. Zona terluar ditandai dengan pagar bujur sangkar yang masing-masing sisinya sepanjang 390 meter, dengan pembiasaan Timur Laut – Barat Sentral. Kecuali bab selatan yang masih tersisa, adegan ki lain dan dinding candi ini sudah banyak yang hilang. Fungsi berasal pekarangan luar ini secara pasti belum diketahui; kemungkinan yakni lahan taman suci, maupun kompleks mes Brahmana dan murid-muridnya. Mungkin dahulu bangunan nan berdiri di halaman terluar ini terbuat berasal sasaran kusen, sehingga sudah lapuk dan musnah enggak tersisa.

Candi Prambanan adalah salah satu candi Hindu terbesar di Asia Tenggara selain Angkor Wat. Tiga candi utama disebut
Trimurti
dan dipersembahkan kepadantiga dewa terdahulu Trimurti: Siwa
sang Penghancur, Wisnu
sang Pemelihara
dan Brahma
sang Penyelenggara. Di kegandrungan candi ini Siwa kian diutamakan dan lebih dimuliakan terbit dua dewa Trimurti lainnya. Candi Siwa misal konstruksi penting bertepatan yang terbesar dan teratas, menjulang setinggi 47 meter.

Candi Siwa

[sunting
|
sunting sumber]

Halaman dalam adalah zona minimum suci dari ketiga zona kompleks candi. Jerambah ini ditinggikan permukaannya dan berdenah bujur sangkar dikurung gerogol batu dengan catur gerbang di empat penjuru netra angin. N domestik pelataran berpermukaan ramal ini terdapat delapan candi utama; yaitu tiga candi terdahulu yang disebut candi
Trimurti
(“tiga wujud”), dipersembahkan lakukan tiga batara Hindu tertinggi: Dewa Brahma
Halikuljabbar, Wishnu
Sang Pemelihara, dan Siwa
Sang Pembasmi.

Candi Siwa ibarat candi penting adalah konstruksi terbesar sekaligus tetinggi di kompleks candi Rara Jonggrang, berukuran panjang 47 meter dan demes 34 meter. Puncak mastaka atau kemuncak candi ini dimahkotai modifikasi kerangka wajra yang melambangkan intan ataupun halilintar. Buram wajra ini merupakan versi Hindu sandingan dari stupa yang ditemukan pada kemuncak candi Buddha. Candi Siwa dikelilingi lorong galeri yang dihiasi tatahan yang menceritakan kisah Ramayana; tertancap di dinding internal pada sogang langkan. Di atas cerocok langkan ini dipagari jajaran kemuncak yang juga berbentuk wajra. Cak bagi mengajuk kisah sesuai urutannya, petandang harus masuk dari sebelah timur, lewat berbuat
pradakshina
yakni berputar mengelilingi candi sesuai sisi jarum jam. Kisah Ramayana ini dilanjutkan ke Candi Brahma.

Candi Siwa di tengah-tengah, memuat lima ruangan, satu ruangan di setiap arah mata angin dan satu
garbagriha, yaitu ruangan terdahulu dan terbesar yang terletak di tengah candi. Ruangan timur terhubung dengan ruangan utama gelanggang berkampung sebuah arca Siwa Mahadewa (Perwujudan Siwa sebagai Dewa Tertinggi) setinggi tiga meter. Arca ini mempunyai
Lakçana
(atribut atau fon) Siwa, yaitu
chandrakapala
(batok kepala di atas rembulan cerut),
jatamakuta
(mahkota keagungan), dan
trinetra
(ain ketiga) di dahinya. Arca ini memiliki empat lengan yang memegang atribut Siwa, seperti
aksamala
(tasbih),
camara
(rambut ekor aswa penghalau lalat), dan
trisula. Reca ini mengenakan
upawita
(tali kasta) berbentuk dumung ular besar (kobra). Siwa digambarkan mengenakan cawat dari kulit harimau, digambarkan dengan ukiran kepala, cakar, dan ekor maung di pahanya. Sebagian ahli tarikh beranggapa bahwa arca Siwa ini merupakan perwujudan baginda Balitung bak dewa Siwa, perumpamaan patung pedharmaan anumerta dia. Sehingga saat raja ini wafat, arwahnya dianggap bersatu pula dengan betara penitisnya yaitu Siwa.[17]
Arca Siwa Mahadewa ini berdiri di atas lapik bunga runjung di atas landasan persegi berbentuk yoni yang lega jihat utaranya terpatri ular Nāga (kobra).

Tiga ruang yang lebih kecil lainnya menyimpan arca-arca yang ukuran makin kerdil yang berkaitan dengan Siwa. Di intern ulas selatan terdapat Resi Agastya, Ganesha putra Siwa di ruang barat, dan di urat kayu lor terdapat arca sakti alias istri Siwa,
Durga Mahisasuramardini, menyantirkan Durga sebagai pembasmi Mahisasura, raksasa Lembu yang menyerang swargaloka. Reca Durga ini juga disebut sebagai
Rara Jonggrang
(dara singset) makanya pemukim setempat. Arca ini dikaitkan dengan tokoh upik legendaris Rara Jonggrang.

Di dalam buku terkenal Thomas Raffles,
The History of Java
(1817) terdapat rencana Candi Indung Prambanan dengan pesiaran “candi induk di Jongrangan”.
Dalam tera
jongrangan
ini dikenal nama lokal lainnya yang terkenal lakukan kegandrungan percandian ini, adalah Loro Jonggrang, yang berarti “Gadis Semampai”. Loro Jonggarang adalah tokoh utama dalam sebuah cerita rakyat Jawa.

Candi Brahma dan Candi Wishnu

[sunting
|
sunting sumber]

Dua candi lainnya dipersembahkan kepada Dewa Wisnu, yang terletak di sisi paksina dan satunya dipersembahkan kepada Brahma, yang terwalak di sisi selatan. Kedua candi ini menghadap ke timur dan hanya terdapat suatu ruang, nan dipersembahkan untuk dewa-dewa ini. Candi Brahma menggudangkan arca Brahma dan Candi Wishnu menyimpan arca Wishnu nan berukuran tangga hampir 3 meter. Ukuran candi Brahma dan Wishnu adalah selevel, yakni sintal 20 meter dan tahapan 33 meter.

Candi Wahana

[sunting
|
sunting sumber]

Candi Garuda, salah suatu candi wahana

Tepat di depan candi Trimurti terwalak tiga candi nan lebih kecil daripada candi Brahma dan Wishnu yang dipersembahkan kepada sarana atau wahana dewa-dewa ini; si lembu Nandi wahana Siwa, sang Angsa wahana Brahma, dan sang Garuda wahana Wisnu. Candi-candi kendaraan ini terletak tepat di depan dewa penunggangnya. Di depan candi Siwa terdapat candi Nandi, di dalamnya terdapat reca lembu Nandi. Pada dinding di belakang arca Nandi ini di kidal dan kanannya piting arca Chandra dewa bulan dan Surya batara matahari. Chandra digambarkan berdiri di atas kereta yang ditarik 10 jaran, sementara itu Surya berdiri di atas kereta yang ditarik 7 aswa.[18]
Tepat di depan candi Brahma terdapat candi Dendang laut. Candi ini nihil dan bukan ada arca Angsa di dalamnya. Barangkali terlampau pernah bersemayam arca Angsa sebagai kendaraan Brahma di dalamnya. Di depan candi Wishnu terdapat candi yang dipersembahkan bakal Garuda, akan sekadar sama seperti candi Angsa, di internal candi ini tak ditemukan arca Garuda. Mungkin dulu arca Garuda sangkut-paut ada di dalam candi ini. Hingga waktu ini Garuda menjadi lambang terdahulu di Indonesia, yaitu umpama lambang negara Garuda Pancasila.


Candi Apit, Candi Kelir, dan Candi Rambu

[sunting
|
sunting sumur]

Di antara baris keenam candi-candi terdahulu ini terwalak
Candi Apit. Matra Candi Apit hampir setinggi dengan ukuran candi perwara, ialah tinggi 14 meter dengan tapak denah 6 x 6 meter. Disamping 8 candi utama ini terdapat candi kecil berupa kuil kecil yang kelihatannya fungsinya menyerupai pelinggihan privat Kantung Hindu Bali palagan meletakan kemung maupun sesaji, serta merta bagaikan aling-aling di depan pintu masuk. Candi-candi kecil ini adalah; 4
Candi Kelir
pada empat penjuru mata kilangangin kincir di muka pintu masuk, dan 4
Candi Patok
di setiap sudutnya. Candi Kelir dan Candi Patok berbentuk miniatur candi sonder pangkat dengan jenjang seputar 2 meter.

Candi Perwara

[sunting
|
sunting sumber]

Dua dinding berdenah bujur sangkar yang mengerangkeng dua halaman dalam, tersusun dengan adaptasi sesuai empat tepas empat tepas. Dinding kedua bermatra panjang 225 meter di tiap sisinya. Di antara dua dinding ini adalah halaman kedua atau zona kedua. Zona kedua terdiri atas 224 Candi Perwara yang disusun n domestik empat baris konsentris. Candi-candi ini dibangun di atas empat undakan teras-teras nan kian ke paruh adv minim makin panjang. Empat baris candi-candi ini berukuran lebih kecil daripada candi utama. Candi-candi ini disebut “Candi Perwara” adalah Candi Pengawal atau Candi Apendiks. Candi-Candi Perwara disusun dalam empat baris konsentris baris terdalam terdiri atas 44 candi, baris kedua 52 candi, banjar ketiga 60 candi, dan ririt keempat berbarengan larik terluar terdiri atas 68 candi.

Masing-masing Candi Perwara ini berukuran tangga 14 meter dengan tapak denah 6 x 6 meter, dan besaran keseluruhan Candi Perwara di jerambah ini adalah 224 candi. Kesemua Candi Perwara ini punya satu tahapan dan pintu timbrung sesuai arah hadap utamanya, kecuali 16 candi di sudut yang memiliki dua tangga dan portal masuk menghadap ke dua arah luar.[19]
Seandainya kebanyakan atap candi di halaman dalam zona inti berbentuk
wajra, maka atap candi perwara berbentuk
ratna
yang melambangkan permata.

Aslinya ada banyak candi yang ada di halaman ini, akan cuma doang sedikit yang sudah dipugar. Susuk candi perwara ini dirancang seragam. Sejarawan menyengaja bahwa candi-candi ini dibiayai dan dibangun oleh penguasa daerah sebagai jenama bakti dan persembahan bagi raja. Darurat terserah pendapat yang mengaitkan empat baris Candi Perwara melambangkan empat kasta, dan hanya sosok-orang anggota kasta itu yang boleh memasuki dan beribadah di dalamnya; banjar minimal dalam sahaja oleh dimasuki kasta brahmana, berikutnya hingga baris terluar yaitu tentara candi untuk ksatriya, waisya, dan sudra. Sementara pihak lain menganggap bukan ada kaitannya antara Candi Perwara dan empat kasta. Legiun candi perwara kemungkinan dipakai kerjakan beribadah, atau palagan bertapa (meditasi) bagi pastor dan umatnya.

Arsitektur

[sunting
|
sunting sumber]

Arsitektur candi Prambanan berpedoman kepada tradisi arsitektur Hindu nan berdasarkan kitab Wastu Sastra/Kitab Silpastra. Peta candi megikuti pola mandala, sementara bentuk candi nan pangkat menjulang yaitu ciri khas candi Hindu. Prambanan n kepunyaan nama asli
Siwagrha
dan dirancang menyerupai apartemen Siwa, yaitu menirukan bentuk gunung suci Mahameru, tempat para dewa bersemayam. Seluruh bagian obsesi candi menirukan sempurna alam sepenuh menurut konsep kosmologi Hindu, yaitu terbagi atas beberapa salutan sunyi, alam atau Loka.

Seperti Borobudur, Prambanan lagi memiliki tinggi zona candi, mulai dari nan kurang masif menjejak zona yang paling suci. Meskipun berlainan tanda, tiap konsep Hindu ini memiliki sandingannya dalam konsep Buddha yang pada hakikatnya sanding sama. Baik kapling denah secara horisontal maupun vertikal terbagi atas tiga zona:[20]

  • Bhurloka
    (internal Buddhisme:
    Kamadhatu), adalah ranah terendah makhluk yang fana; hamba allah, hewan, sekali lagi makhluk halus Hantu dan iblis. Di ranah ini manusia masih terikat dengn hawa nafsu, hasrat, dan pendirian semangat yang tidak suci. Halaman terlar dan suku candi melambangkan ranah
    bhurloka.
  • Bwahloka
    (dalam Buddhisme:
    Rupadhatu), yakni alam tegah, tempat orang suci, surat bahari, pertapa, dan dewata rendahan. Di alam ini manusia berangkat melihat sorot kebenaran. Pekarangan perdua dan tubuh candi melambangkan hening
    bwahloka.
  • Swahloka
    (dalam Buddhisme:
    Arupadhatu), adalah ranah trtinggi berbarengan tersuci tempat para dewa Hapsara Hapsari Bidadari bersemayam, pula disebut
    swargaloka. Halaman dalam dan atap candi melambangkan hening
    swahloka. Sengkuap candi-candi di kompleks Prambanan dihiasi dengan kemuncak mastaka aktual
    ratna
    (Sanskerta: permata), bentuk
    ratna
    Prambanan merupakan modifikasi bentuk wajra yang melambangkan intan ataupun halilintar. Privat arsitektur Hindu Jawa kuno,
    ratna
    adalah sandingan Hindu untuk
    stupa
    Buddha, yang berfungsi sebagai kemuncak atau mastaka candi.
Baca juga:   Tentukan Jarak Antara Titik a Dengan Titik B

Kapan pemugaran, tepat di radiks patung Siwa di bawah ira utama candi Siwa terdapat sumur yang didasarnya terdapat
pripih
(kotak gangguan). Mata air ini sedalam 5,75 meter dan peti batu pripih ini ditemukan di atas bumbun arang gawang, tanah, dan lemak tulang kulit kerbau hewan korban. Di internal pripih ini terdapat benda-benda murni seperti lembaran emas dengan fonem bertuliskan Baruna (dewa laut) dan Parwata (betara ardi). N domestik kotak batu ini terdapat kepingan tembaga bercampur arang, duli, dan tanah, 20 keping uang kuno, sejumlah butir permata, gelas, potongan emas, dan lembaran perak, cangkang kerang, dan 12 paisan emas (5 diantaranya berbentuk penyu-kura, ular ular besar (kobra), padma, altar, dan telur).[21]

Relief

[sunting
|
sunting sumber]

Ukiran di Prambanan menampilkan Shinta tengah diculik Rahwana yang menunggangi segara bersayap, sementara burung Jatayu di sebelah kiri atas mencoba menolong Shinta.

Panil spesifik Prambanan, singa di dalam relung diapit dua pokok kayu kalpataru yang masing-masing diapit oleh sapasang kinnara-kinnari atau sepasang margasatwa.

Ramayana dan Krishnayana

[sunting
|
sunting sumber]

Candi ini dihiasi relief naratif nan menceritakan epos Hindu; Ramayana dan Krishnayana. Relif mengarang ini diukirkan pada dinding sebelah privat pagar susur tangan sepanjang lorong galeri yang mengelilingi tiga candi utama. Pahatan ini dibaca dari kanan ke kidal dengan gerakan satu bahasa jarum jam mengitari candi. Hal ini sesuai dengan seremoni
pradaksina, yaitu seremoni mengelilingi bangunan tahir searah jarum jam maka itu peziarah. Kisah Ramayana berasal di sisi timur candi Siwa dan dilanjutkan ke candi Brahma temple. Pada cerocok tangan-tangan candi Wisnu terdapat relief naratif Krishnayana yang membualkan nyawa Krishna umpama salah satu awatara Wishnu.

Relief Ramayana menggambarkan bagaimana Shinta, istri gelap Rama, diculik oleh Rahwana. Panglima bangsa wanara (monyet), Hanuman, datang ke Alengka lakukan mendukung Rama mencari Shinta. Kisah ini sekali lagi ditampilkan kerumahtanggaan Sendratari Ramayana, yaitu pagelaran makyung Jawa yang dipentaskan secara rutin di panggung ternganga Trimurti setiap malam bulan purnama. Rataan birit panggung Trimurti merupakan pemandangan gencar tiga candi utama yang disinari sinar lampu.


Lokapala, Brahmana, dan Dewata

[sunting
|
sunting mata air]

Di membelot panel naratif relief, di atas tembok fisik candi di sejauh galeri dihiasi arca-arca dan pahatan yang menggambarkan para dewata dan resi brahmana. Arca dewa-betara lokapala, dewa firdausi penjaga penjuru mata kilangangin kincir dapat ditemukan di candi Siwa. Sementara patung para brahmana penyusun kitab Weda terdapat di candi Brahma. Di candi Wishnu terdapat arca dewata yang diapit oleh dua apsara atau bidadari kahyangan.

Panil Prambanan: Singa dan Kalpataru

[sunting
|
sunting sumber]

Di dinding luar sebelah asal candi dihiasi oleh barisan relung (ceruk) yang menyimpan arca singa diapit oleh dua panil nan menyantirkan pohon semangat kalpataru. Pokok kayu safi ini dalam mitologi Hindu-Buddha dianggap tumbuhan yang boleh menetapi tujuan dan kebutuhan turunan. Di suku pohon Kalpataru ini diapit maka dari itu pasangan kinnara-kinnari (sato ajaib bertubuh butuh berkepala manusia), atau pasangan satwa lainnya, sebagaimana burung, kijang, domba, monyet, kuda, gajah, dan lain-lain. Pola singa diapit kalpataru adalah pola khas yang belaka ditemukan di Prambanan, karena itulah disebut “Panel Prambanan”

Museum Prambanan Jawa Paruh

[sunting
|
sunting sumber]

Di dalam kompleks yojana dahulu kala candi Prambanan terletak sebuah museum yang menyimpan beraneka ragam temuan benda bersejarah purbakala. Museum ini terletak di sebelah lor Candi Prambanan, antara candi Prambanan dan candi Rangkiang. Museum ini dibangun internal arsitektur tradisional Jawa, berupa rumah joglo. Antologi yang tersimpan di museum ini adalah plural bisikan-godaan candi dan beragam arca yang ditemukan di sekeliling lokasi candi Prambanan; misalnya arca lembu Nandi, resi Agastya, Siwa, Wishnu, Garuda, dan reca Durga Mahisasuramardini, termasuk pula rayuan Lingga Siwa, perumpamaan lambang kesuburan.

Replika harta karun emas temuan Wonoboyo yang naik daun itu, berupa mangkuk berukir Ramayana, gayung, tas, uang, dan perhiasan emas, pula dipamekan di museum ini. Temuan Wonoboyo yang tulus kini disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta. Replika acuan arsitektur sejumlah candi sama dengan Prambanan, Borobudur, dan Plaosan juga dipamerkan di museum ini. Museum ini dapat dimasuki secara gratis oleh peziarah ujana zaman kuno Prambanan karena tiket ikut taman pariwisata sudah lalu tertera museum ini. Pertunjukan audio visual mengenai candi Prambanan juga ditampilkan disini.

Candi bukan di sekitar Prambanan

[sunting
|
sunting perigi]

Candi Sewu, candi Buddha yang ikut dalam lingkungan Taman Purbalaka Prambanan, dikaitkan dengan legenda Rara Jonggrang

Dataran Kewu atau n baruh Prambanan adalah lembang subur yang membentang antara lereng selatan kaki gunung Merapi di lor dan jajaran pegunungan kapur Sewu di daksina, dekat perbatasan Sleman dan Klaten. Selain candi Prambanan, lembah dan dataran di sekitar Prambanan mewah akan peninggalan arkeologi candi-candi Buddha minimal awal dalam sejarah Indonesia, serta candi-candi Hindu. Candi Prambanan dikelilingi candi-candi Buddha. Masih di internal mania taman pelancongan purbakala, enggak jauh di arah utara candi Prambanan terdapat reruntuhan candi Lumbung dan candi Bubrah. Lebih ke utara lagi terletak candi Sewu, candi Buddha terbesar kedua setelah Borobudur. Lebih jauh ke timur terletak candi Plaosan. Di jihat barat Prambanan terdapat candi Kalasan dan candi Sari. Tentatif di sisi selatan terdapat candi Sojiwan, Situs Ratu Baka yang terwalak di atas perbukitan, serta candi Banyunibo, candi Barong, dan candi Ijo.

Dengan ditemukannya begitu banyak peninggalan bersejarah maujud candi-candi yang semata-mata berakhir sejumlah ratus meter satu setara enggak, menunjukkan bahwa kawasan di sekitar Prambanan pada zaman purbakala merupakan area penting. Provinsi yang memiliki ponten bermanfaat baik dalam peristiwa religiositas, politik, ekonomi, dan kebudayaan. Letak candi-candi Hindu dan Buddha nan berdampingan satu sama lain dalam jarak nan cukup sanding ini menunjukkan bahwa toleransi beragama sejak zaman dulu sudah ada dan hal ini menjadi fon bagi usia beragama nan berdamai dan harmonis di Indonesia.[22]

Diduga awet bahwa pusat kerajaan Medang Mataram terwalak disuatu tempat di dataran ini. Kekayaan situs arkeologi, serta kecanggihan dan keindahan candi-candinya menjadikan Lembang Prambanan tak kalah dengan daerah bersejarah terkenal lainnya di Asia Tenggara, seperti situs arkeologi ii kabupaten zaman kuno Angkor, Bagan, dan Ayutthaya.

Lihat pula

[sunting
|
sunting sumber]

  • Borobudur
  • Situs Yang dipertuan Keturunan
  • Rara Jonggrang
  • Arsitektur Indonesia
  • Candi

Galeri

[sunting
|
sunting perigi]

Teks

[sunting
|
sunting sumber]


  1. ^


    Anwar, Muhammad Choirul (5 Oktober 2021). “Mengenal PT Aviasi Pariwisata Indonesia, Induk Holding BUMN Pariwisata”.
    Kompas.com. KG Media. Diakses tanggal
    11 Februari
    2022
    .





  2. ^


    “Kompleks Candi Prambanan”.
    Balai Pelestarian Cekram Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta. Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kultur, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Diakses tanggal
    2021-04-13
    .





  3. ^


    “Peta 1944, Trik Penegasan Batas DIY dan Jawa Tengah di Candi Prambanan”. Kundha Kabudayaan Kewedanan Istimewa Yogyakarta. Diakses tanggal
    2021-04-17
    .





  4. ^

    Prambanan Temple Compounds – UNESCO World Heritage Centre

  5. ^


    “Salinan piagam”. Diarsipkan berasal varian suci tanggal 2011-10-06. Diakses tanggal
    2012-01-30
    .





  6. ^

    Prambanan Temple

  7. ^

    Jordaan, Roy [Ed]. (1996).
    Memuji Prambanan.
    Jakarta, Indonesia: Yayasan Obor.

  8. ^

    Batu bertulis Siwagrha, Museum Kewarganegaraan Indonesia

  9. ^

    Soetarno, Drs. R. second edition (2002). “Aneka Candi Kuno di Indonesia” (Ancient Temples in Indonesia), pp. 16. Dahara Prize. Semarang. ISBN 979-501-098-0.

  10. ^


    Mengenal Candi Siwa dan Parambanan Pecah Intim, Penerbit Kanisius

  11. ^

    http://fotokita.net/browse/photo/521224606164_4362834/tag/8/perayaan
    [
    pranala nonaktif permanen
    ]


    Khalwat di Prambanan

  12. ^

    http://berita.liputan6.com/sosbud/200103/10186/class=’vidico’ Nyepi di Candi Prambanan

  13. ^



    IOL
    (2006). “World famous temple complex damaged in quake”. Diarsipkan bermula versi asli tanggal 2012-05-25. Diakses tanggal
    2006-05-28
    .





  14. ^

    Di sản thế giới tại Indonesia bị động đất huỷ hoại
    (Vietnam)

  15. ^


    “Yogyakarta Online Candi Nandi Selesai Dipugar”. Diarsipkan dari versi kudus tanggal 2021-01-25. Diakses rontok
    2012-01-30
    .





  16. ^

    Ariswara; English translation by Lenah Matius. third edition (1993). “Prambanan”, pp. 8. Intermasa. Jakarta. ISBN 979-8114-57-4.

  17. ^

    Ariswara; English translation by Lenah Matius. third edition (1993). “Prambanan”, pp. 11–12. Intermasa. Jakarta. ISBN 979-8114-57-4.

  18. ^

    Ariswara; English translation by Lenah Matius. third edition (1993). “Prambanan”, pp. 26. Intermasa. Jakarta. ISBN 979-8114-57-4.

  19. ^


    “Prambanan: A Brief Architectural Summary” (intern bahasa English). Borobudur TV. Diakses tanggal
    2011-10-31
    .





  20. ^

    Preservasi Borobudur (in Indonesian)

  21. ^


    “Arsitektur Candi Roro Jonggrang”.




  22. ^

    UNESCO Cultural Heritages and Symbol of Indonesian Peace and Religious Harmony, Hary Gunarto, International Journal of Current Multidisiplinary Studies. May 2019, pp. 993-997. Pranala luar

Lihat pula

[sunting
|
sunting sendang]

  • Kompleks Candi Prambanan

Pranala luar

[sunting
|
sunting sumber]

  • Paduan wisata Prambanan
  • (Inggris)
    Prambanan Temple Compounds di situs web UNESCO World Heritage Centre
  • (Inggris)
    Candi Prambanan di website resmi PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Sri paduka Boko (Persero)
  • (Inggris)
    Prambanan Temple Compounds – UNESCO: World Heritage List


Koordinat:



7°45′08″S
110°29′30″E


 / 

7.75222°S 110.49167°E
 /
-7.75222; 110.49167






Candi Prambanan Didirikan Atas Usaha Raja

Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Prambanan