Contoh Penelitian Geografi Tentang Fenomena Alam.
MAKALAH
Maklumat PENELITIAN GEOGRAFI
MASALAH Air sebak Yang TERJADI DI IBUKOTA SERTA Kesannya Cak bagi PENDUDUK JAKARTA
DISUSUN OLEH:
RIZKA RAMADHANIA
X IIS 3
SEKOLAH MENENGAH ATAS Negeri 48 JAKARTA
Jl. Jambe Ranti II, RT.4/RW.1, Pinang Ranti, Makasar, RT.9/RW.1, Pinang Ranti, Makasar, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13560
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis yang berjudul “Masalah Air sebak nan Terjadi Di Ibukota serta Akibatnya Kerjakan Penduduk Jakarta” ini mutakadim disetujui dan disahkan, plong:
Hari :
Tanggal :
Oleh :
Guru Mata Cak bimbingan Geografi
Sekapur sirih
Barang apa puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Yang mahakuasa SWT, karena atas berkat dan limpahan rahmatnya penulis boleh menyelesaikan sebuah karya ilmiah untuk memenuhi tugas mata pelajaran Ilmu permukaan bumi dengan baik dan tepat waktu.
Ucapan terima belas kasih juga kepada:
- Ayah dan Ibu nan telah mendo’akan dan menyerahkan semangat kepada penulis.
- Ibu guru alat penglihatan kursus Geografi nan telah memberikan Bimbingan dan Ilmu sehingga carik dapat menyelesaikan tugas ini.
- Teman-antitesis yang sudah menerimakan jiwa dan saran serta suara kepada katib
- SMA Negeri 48 Jakarta, palagan notulis menghendaki ilmu sehingga boleh menyelesaikan tugas ini.
Berikut ini juru tulis mempersembahkan tugas Karya Ilmiah yang berjudul
“
Problem BANJIR YANG TERJADI DI IBUKOTA SERTA AKIBATNYA BAGI PENDUDUK JAKARTA
”.
Tugas ini disusun beralaskan informasi yang terserah. Semoga siapa saja nan mendaras dapat mengetahui makna dari isi karya ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terletak kekeringan dan kesalahan privat karya tulis ini. Maka itu karena itu, penyalin memufakati dengan baik saran dan kritik nan diberikan.
Dengan ini saya menyembahkan karya ilmiah sederhana ini dengan penuh rasa terima rahmat dan semoga Yang mahakuasa SWT memberkahi tugas ini sehingga dapat menerimakan keefektifan.
Jakarta, 16 November 2017
Hormat Kami,
Dabir
DAFTAR ISI
HALAMAN Kepala karangan ………………………………………………………………………….. i
HALAMAN Pengabsahan ……………………………………………………………… ii
Kata pengantar ……………………………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………….. iv
Bab I PENDAHULUAN …………………………………………………………………… 1
- Latar Pantat………………………………………………………………………………. 1
- Rumusan Masalah………………………………………………………………………….. 1
- Tujuan Penelitian……………………………………………………………………………. 2
- Keefektifan Penelitian………………………………………………………………………….. 2
Ki II LANDASAN TEORI……………………………………………………………….. 3
2.1. Definisi Musibah…………………………………………………………………… 3
2.2. Bencana Banjir…………………………………………………………………………….. 5
2.3. Akibat Terjadinya Air sebak……………………………………………………………….. 6
2.4. Dampak Subversif dari Banjir……………………………………………………………. 7
Gerbang III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………………… 8
3.1. Metode………………………………………………………………………………………. 8
3.2. Ulas Lingkup Penekanan……………………………………………………………….. 8
3.3. Variabel Penelitian………………………………………………………………………… 8
3.4. Teknik Penumpukan Data………………………………………………. 8
Ki IV Amatan DATA………………………………………………………………….. 9
- Peengertian Banjir…………………………………………………………………………… 9
- Faktor Penyebab Air sebak……………………………………………………………………. 9
- Akibat Banjir………………………………………………………………………………….. 11
- Penanggulangan Banjir………………………………………………………………. 12
BAB V Inferensi DAN SARAN……………………………………………………… 15
5.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………………. 15
5.2. Saran………………………………………………………………………………………….. 15
Daftar bacaan……………………………………………………………………………. 16
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Banjir hingga saat ini menjadi masalah serius di berbagai negeri di Indonesia, yang disebabkan maka itu perubahan lingkungan oleh aktivitas manusia yang mempengaruhi berbagai aspek lingkungan hidup. Sebelum lingkungan atma menjadi rusak, banjir di Indonesia jumlahnya rendah, karena masih seimbangnya ekosistem yang terserah dilingkungan.
Bidang birit saya mengambil persoalan mengenai banjir karena saya merasa prihatin dengan kondisi wilayah Jakarta yang setiap periode tak perikatan dapat lepas semenjak masalah air bah dan kurang tanggapnya pemerintah dengan ki kesulitan ini.
Bersendikan skor kerugian dan frekuensi kejadian gangguan banjir tampak adanya pertambahan yang cukup berarti. Situasi bencana air sebak tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor alam kasatmata guyur hujan yang diatas baku dan adanya pasang naik air laut. Disamping itu faktor ulah individu juga dolan terdepan seperti penggunaan lahan yang lain tepat (pemukiman di wilayah bantaran kali besar, di daerah resapan, penggundulan hutan, dan sebagainya), pembuangan sampah ke privat sungai, pembangunan pemukiman di daerah dataran banjir dan sebagainya.
-
R
umusan masalah
Akan halnya formulasi masalah tentang banjir yang akan kita bahas, antara bukan:
- Pengertian banjir
- Penyebab banjir
- Akibat banjir
- Penanganan serta penangkalan air ampuh
-
Tujuan
Pengkhususan
Tujuan dibuatnya Karya Catat Ilmiah ini adalah lakukan membereskan tugas yang telah diberikan pada mata latihan Fisika. Selain itu penyusunan ini juga untuk membuka jendela pemberitaan tentang permasalahan nan ada masa ini.
-
Kepentingan
Eksplorasi
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat kerjakan memaklumi dan lebih mendalami apa itu air sebak, penyebab banjir dan gejala-gejala terjadinya banjir.
Pintu II
Limbung TEORI
2.1. Definisi Petaka
Petaka adalah konsekuensi berasal rangkaian aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan ardi, gempa dunia, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya pengelolaan peristiwa provisional, sehingga menyebabkan kerugian kerumahtanggaan bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Bencana alam sekali lagi dapat diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala kalimantang. Sepatutnya ada gejala alam adalah gejala yang terlampau alamiah dan biasa terjadi puas mayapada. Semata-mata, semata-mata detik gejala alam tersebut melanda manusia (spirit) dan segala apa produk budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita yunior boleh menyebutnya perumpamaan bencana.
Kemalangan yang dihasilkan terampai pada kemampuan bagi mencegah atau menghindari alai-belai dan gerendel tahan mereka. Pemahaman ini berbimbing dengan pernyataan: “bencana unjuk bila intimidasi bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan”. Dengan demikian, aktivitas duaja nan berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di kewedanan tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa mayapada di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, penggunaan istilah “alam” pun ditentang karena peristiwa tersebut lain hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan turunan.
Besarnya potensi kecelakaan juga tergantung puas gambar bahayanya seorang, menginjak dari kebakaran, yang mengancam gedung individual, sampai keadaan tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat bani adam.
Tetapi demikian puas daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi(hazard) serta punya kerentanan/kerawanan
(vulnerability) yang lagi tinggi tidak akan membagi dampak yang hebat/luas jika turunan nan berharta disana memiliki ketabahan terhadap bujukan(disaster resilience). Konsep ketahanan bencana yaitu valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur cak bagi mendeteksi, mencegah & menindak tantangan-tantangan betul-betul yang hadir. Dengan demikian walaupun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang patut.
Dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2007 akan halnya Penanggulangan Bencana, dikenal denotasi dan beberapa istilah terkait dengan bencana.
- Bencanaadalah peristiwa ataupun rangkaian situasi yang mengancam dan mengganggu atma dan penghidupan masyarakat nan disebabkan, baik maka dari itu faktor standard dan/alias faktor nonalam maupun faktor individu sehingga mengakibatkan timbulnya korban nyawa manusia, kerusakan lingkungan, ketakberuntungan gana, dan dampak kognitif.
- Rayuan alamadalah bisikan yang diakibatkan oleh peristiwa alias serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, dolok meledak, air bah, kekeringan, kilangangin kincir topan, dan tanah longsor.
- Batu nonalamadalah bencana yang diakibatkan maka dari itu peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara bukan substansial gagal teknologi, gagal modernisasi, endemi, dan epidemi penyakit.
- Provokasi sosialadalah bencana yang diakibatkan oleh hal atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh individu yang menghampari konflik sosial antarkelompok maupun antarkomunitas masyarakat, dan teror.
- Penyelenggaraan penanggulangan bencanayaitu serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya alai-belai, kegiatan preventif bencana, peka darurat, dan rehabilitasi.
- Kegiatan pencegahan godaanialah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya kerjakan menghilangkan dan/alias mengurangi ancaman alai-belai.
- Kesiapsiagaanadalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengerahan serta melalui langkah yang tepat guna dan berkapasitas guna.
- Peringatan diniadalah serangkaian kegiatan rahmat peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat mengenai kemungkinan terjadinya bencana puas suatu tempat makanya tulangtulangan yang berwenang.
- Mitigasiadalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melangkahi pembangunan fisik ataupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
- Reaktif daruratprovokasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat hal bencana lakukan menangani dampak buruk yang ditimbulkan, nan meliputi kegiatan penyelamatan dan perpindahan alamat, kekayaan, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta rekonstruksi prasarana dan sarana.
- Rehabilitasiialah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai lega negeri pascabencana dengan sasaran utama bagi normalisasi maupun berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat sreg kawasan pascabencana.
- Pemulihanadalah pembangunan pula semua prasarana dan media, kelembagaan pada wilayahpascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran penting tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta mahajana dalam segala aspek umur bermasyarakat sreg wilayah pascabencana.
- Gaham bencanamerupakan suatu kejadian ataupun peristiwa yang boleh menimbulkan gangguan.
- Rawan bencanayaitu kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, garis haluan, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, sampai ke kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
- Pemulihanadalah serangkaian kegiatan lakukan mengembalikan kondisi umum dan mileu hidup yang dihinggapi bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana dengan melakukan upaya rehabilitasi.
- Pencegahan alai-belaiadalah serangkaian kegiatan yang dilakukan bikin mengurangi maupun menghilangkan risiko provokasi, baik melangkaui pengurangan ancaman godaan maupun kerentanan pihak yang terancam bencana.
- Risiko bencanamerupakan potensi kesialan yang ditimbulkan akibat gangguan sreg suatu wilayah dan kurun masa tertentu yang boleh kasatmata kematian, luka, sakit, kehidupan terancam, hilangnya rasa tenang dan tenteram, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan provokasi kegiatan masyarakat.
- Bantuan darurat bisikanadalah upaya memberikan sambung tangan lakukan memenuhi kebutuhan dasar pada saat kejadian darurat.
- Gengsi keadaan sementara bisikanadalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas asal rekomendasi Fisik yang diberi tugas untuk menanggulangi bencana.
- Pengungsiadalah orang alias gerombolan turunan nan terpaksa ataupun dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka masa yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana.
- Korban bencanaadalah orang atau sekerumun orang yang menderita atau meninggal dunia akibat bencana.
2.2. Batu Banjir
Air ampuh ialah kondisi air yang menenggelamkan maupun mengenangi suatu area atau tempat yang luas. Banjir lagi dapat mengacu terendamnya daratan yang semula tak tenggelam air menjadi terendam akibat volume air nan makin sebagaimana sungai maupun haud yang meluap, hujan yang berlebih lama, lain adanya parit pembuangan sampah yang membuat air tertangguh, tidak adanya pohon penyerap air dan lain sebagainya.
Banjir adalah bencana akibat curah hujan abu yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan kanal pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki maka itu orang-khalayak yang ada di sana. Air bah boleh juga terjadi karena jebolnya sistem persebaran air yang ada sehingga kewedanan yang terbatas terkena dampak antaran air sebak.
Jenis – Jenis Banjir
Banjir merugikan banyak pihak Bersendikan sumber air yang menjadi penampung di marcapada, variasi air bah dibedakan menjadi tiga, adalah banjir sungai, banjir danau, dan air ampuh laut pasang.
- Banjir Sungai
Terjadi karena air bengawan luber, kebanyakan terjadi jika ada sampah yang menghalangi aliran sungai
- Banjir Danau
Terjadi karena air telaga meluap alias bendungannya jebol.
- Air bah Laut pasang
Terjadi antara lain akibat adanya badai dan lindu.
2.3. Penyebab Terjadinya Banjir
Pernahkah kita mengalami banjir? Bagaimana kita menghadapinya? Di antara kita siapa ada yang lewat di sekitar sungai yang rawan air ampuh. Atau mungkin enggak tinggal di sekitar kali besar tapi tetap mengalami banjir. Tahukah kita penyebabnya?
Secara umum, penyebab terjadinya air sebak di Indonesia yakni misal berikut:
- a) Pendangkalan batang air,
- b) Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliransungai,
- c) Pembuatan terusan airyang tidak memenuhi syarat,
- d) Pembuatan tanggulyang kurang baik,
- e) Curah hujan tinggi
- f) Air ampuh kiriman
Banjir hanyalah salah satu dari sekian banyak murka alam nan pelahap terjadi. Air bah rajin terjadi terutama lega waktu hujan dengan kebulatan hati yang sering dan lebat. Daerah yang menjadi langganan banjir terutama pada wilayah sekitar arus sungai. Hanya daerah yang jauh dari sungai juga kadang terkena bencana alam banjir sekali lagi jika curah air bah terjadi hujan angin yang menclok terus menerus dan sungai tidak lagi sanggup menggampar banyaknya air hujan abu.
Bujukan banjir yang datang tentu enggak kita harapkan, namun saat murka alam banjir menjangkiti kita, tentu kita tidak bisa hanya berdiam diri saja dan pasrah menghadapinya. Ada banyak pendirian untuk menghadapi banjir tersebut, Di antaranya merupakan:
- Selamatkan barang-barang berharga.
- Selamatkan orang-orang yang kita sayangi pasca- itu jika memungkinkan sokong kembali orang-orang di sekitar bekas silam kita.
- Pindahkan barang-barang penting seperti mana barang elektronik, tempat tidur, dan radas rumah tingkatan ke tempat yang kian tinggi, misalnya lantai dua rumah atau loteng. Jika kita tidak memiliki loteng maka bawalah menghindari dagangan-barang penting seperti selimut, uang, perhiasan, dan objek makanan sebisanya.
2.4Dampak Merusak Berusul Air ampuh
Banjir dapat menimbulkan kerusakan mileu nasib berupa:
- Rusaknya arealpemukiman penduduk;
- Sulitnya mendapatkan air nirmala;
- Rusaknya saranadan prasarana warga;
- Menghambat proses belajar mengajar;
- Timbulnya penyakit-masalah;
- Menghambat transportasi darat.
BAB III
METODE Penggalian
3.1. Metode
Tipe penelitian ini adalah penajaman penjelasan(explanatory research),yakni untuk menguraikan hubungan kausal antara pemanfaatan lahan dan banjir di daerah Jakarta. Riset ini bersifat kualitatif. Metode dalam penelitian ini yakni metode pendekatan wilayah karena peristiwa saat terjadinya banjir musiman ini berada semata-mata di negeri Jakarta.
3.2 Ruang Spektrum Penelitian
Sungai Kecamatan Makasar Jakarta Timur (Kali besar Cipinang) tetapi hanya yang berada di Jl. Soeprapto.
3.3. Variabel Penajaman
Ada dua variable dalam proposal ini, yaitu
- Variabel control, yaitu fenomena banjir musiman Jakarta.
- Variabel silau, yakni akibat nan ditimbulkan terhadap masyarakat
3.4 Teknik Pengumpulan Data
- Investigasi teks
Teknik pengumpulan data dengan mengkaji berbagai teori, prinsip, kosep, dan hukum –hukum yang bertindak dalam guna-guna geografi. Data nan diperoleh pecah dari buku sendi, internet, dan warga sekitar.
- Observasi :
Pengumpulan data dalam hobatan geografi yang berusaha bikin melihat sekaligus tentang gejala dan keburukan geografis.
Pintu IV
Analisis DATA
-
Pengertian
B
anjir
Pada dasarnya air sebak disebabkan makanya luapan diseminasi air yang terjadi pada saluran atau bengawan. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi mauun yang terbatas. Air ampuh adalah situasi tergenang dan terbenamnya daratan, karena volume air yang meningkat. Air bah dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di satu tempat akibat hujan abu besar, peluapan air batang air, maupun pecahnya bendungan sungai. Pengertian yang lain yaitu, Air ampuh yakni aliran yang nisbi tinggi, dan tak tertampung oleh galur sungai maupun saluran.
Di banyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya serapan air nan buruk, ataupun jumlah siram hujan melebihi kemampuan persil untuk menyerap air. Detik hujan jebluk, yang kadang terjadi yaitu banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air tandus dengan air. Air sebak sejenis ini disebut banjir bandang.
Saat musim penghujan tiba, hujan bisa turun membenang sehingga air pun semakin banyak memenuhi sungai dan terusan-saluran air. Seandainya sungai dan parit air itu tersumbat oleh sampah dan pungkur, maka banjir boleh terjadi.
Plong saat air jatuh kepermukaan dunia dalam rangka hujan angin (presipitasi), maka air itu akan mengalir ketempat yang bertambah rendah melangkahi saluran2 atau sugai2 dalam bentuk aliran bidang (run off) sebagian akan turut/meresap kedalam kapling (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan menguap keudara (evapotranspirasi).
-
Penyebab/faktor-faktor terjadinya banjir
Banjir sahih disebabkan oleh beberapa faktor, seperti :
- Banyaknya tumpukan sampah
Hal ini yakni penyebab penting, karena beberapa dari kita banyak yang malas lakukan membuang sampah pada tempatnya, yang semestinya wajib kita lakukan mudahmudahan terhindar dari banjir. Sahaja masih banyak publik yang sedikit tanggap dan terpincut meremehkan hal ini. Sehingga, sampah jadi tindan dan menyumbat bilang saluran air dan wai.
- Penggundulan rimba
Banyaknya penebangan wana secara liar kembali menjadi salah satu penyebab air sebak. Karena penebangan hutan yang tak diikuti dengan reboisasi kembali dapat menyebabkan erosi, sehingga tidak ada penyerapan air pada saat waktu hujan.
- Banjir kiriman
Peristiwa ini sering terjadi didaerah dataran invalid. Banjir yang sekonyongkonyong datang karena pada legok hierarki terjadi hujan dan menyebabkan meluapnya aliran sungai yang mengarah ke ceduk rendah melembak, sehingga terjadilah banjir pada dataran nan kian rendah
- Abrasi
Abrasi merupakan keadaan terkikisnya alur-alur tepi laut akibat gerusan air laut. Gerusan ini terjadi karena rataan air laut mengalami peningkatan. Naiknya bidang air laut ini disebabkan mencairnya es di daerah musuh akibat pemanasan universal. - Banyaknya bangunan
Banyaknya bangunan lagi menjadi penyebab terjadinya air ampuh karena kurangnya daerah resapan air. Galibnya bangunan perkantoran atau perumahan memperalat materi padat pada halamannya, begitu juga aspaldan semen, sehingga air hujan tidak dapat terhirup ke tanah. Selain itu banyak pandau-pandau yang kemudian melongok menjadi kewedanan perumahan maupun gedung perkantoran, padahal pandau-rawa sangat bermanfaat ibarat daerah resapan air.
- Pertukaran lingkungan
Waktu ini yang paling pesam dibicarakan akibat berpangkal perlintasan lingkungan adalah terjadinya pemanasan universal, selain itu manusia juga sudah lalu merubah eksploitasi lahan (yang lagi perubahan lingkungan) yang berakibat puas berkurangnya tutupan petak. Semakin lama jumlah vegetasi semakin menciut, khususnya di daerah perkotaan. Akibat pemanasan global menyebabkan terjadinya peralihan lega eksemplar iklim yg akhirnya merubah pola curah hujan, makanya jngan heran takdirnya sederum-tahun hujan bisa dulu jenjang intensitasnya dan kadang sangat rendah.
- Bertumpuknya sampah pada serokan air
Faktor yang satu ini lalu penting bagi diperhatikan, karena Kurangnya kognisi umum untuk membuang sampah sreg tempatnya menyebabkan terjadinya penyumbatan pada saluran air.
Selain beberapa faktor diatas, ada juga faktor selain yang disebabkan oleh ulah orang, yaitu faktor bendera.
Faktor alam penyebab terjadinya banjir yakni:
- Badai
Badai kembali dapat menyebabkan banjir melewati bilang mandu, di antaranya melalui ombak besar nan tingginya boleh mencapai 8 meter. Selain itu badai sekali lagi adanya presipitasi nan dikaitkan dengan hal badai. Indra penglihatan topan mempunyai tekanan yang adv amat rendah, kaprikornus ketinggian laut dapat naik sejumlah meter pada mata guntur. Banjir pesisir serupa ini sering terjadi di Bangladesh.
- Gempa dunia
Gempa manjapada dasar laut maupun letusan pulau gunung berapi yang membentuk kepundan (begitu juga Thera maupun Krakatau) dapat menembakkan terjadinya gelombang ki akbar yang disebut tsunami yang menyebabkan air bah pada wilayah pesisir tepi laut
- Akibat air sebak
Bencana banjir yang terjadi belakangan ini telah menimbulkan korban nyawa dan kemalangan kekayaan yang osean, disamping itu menyisakan kembali berbagai permasalahan, begitu juga :
- menurunnya tingkat kesehatan awam akibat penyiaran hawar kebobrokan menular (waterborne diseases)
- Munculnya bermacam rupa kerawanan sosial, dan menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Sementara sreg paser tahapan, gangguan terhadap kondisi sosial-ekonomi mahajana yang terjadi akibat air ampuh dan peningkatan muka air laut diantaranya yakni :
Banjir mutakadim menyebabkan hijrah masyarakat secara habis-habisan. Banjir juga telah mengakibatkan anyak kecelakaan, baik material maupun jiwa. Sama dengan sekolah, tempat ibadah, perkantoran, dan sarana kesehatan. Padahal, sosok meninggal akibat majemuk sebab. Muai dari hnyut di sungai, tenggelam, tersengat listrik, dan dihinggapi problem.
- Penanganan serta Penanggulangan Air ampuh
Banyak cara untuk mencegah air bah datang kembali. Walaupun pemerintah sudah menyiapkan tulangtulangan-rencana kerjakan menanggulangi air bah, tapi nggak terserah salahnya kalau preventif air bah dimulai berusul diri kita saban.
- Buang sampah lega tempatnya.
Istilah ini memang ter-hormat adanya, buang sampah harus lega tempatnya. Sampah yang berserakan bisa menciptakan menjadikan selokan atau serokan air tersumbat. Risikonya, air batang air tidak dapat bersirkulasi dengan laju ke laut, sehingga meluap menjadi air sebak.
- Tanam tanaman dan suket di pekarangan rumah.
Cobalah buat menanam pohon dan rumput di pekarangan apartemen. Ini berfungsi sebagai daerah resapan air. Selain baik bagi musim hujan, kejadian ini kembali baik lakukan musim kemarau bikin menggudangkan cadangan air.
- Comar membeningkan comberan depan rumah.
Bersihkanlah selokan rumah secara berkala agar ampas tidak ikut bersirkulasi. Karena kotoran nan cak semau di comberan bisa memperbesar peluang terjadinya banjir.
- Penataan wilayah aliran sungai secara terpadu dan sesuai manfaat kapling.
Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada fragmen sungai yang sering menimbulkan banjir. - Lain membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta negeri air bah.
- Tak membuang sampah ke dalam wai. Mengadakan Program Pengerukan sungai.
- Pemasangan pompa untuk provinsi yang makin abnormal dari permukaan laut.
- Program penghijauan daerah hulu batang air harus demap dilaksanakan serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir.
Yang harus dilakukan ditingkat warga
- Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW terdekat bersihkan lingkungan sekitar Engkau, terutama plong saluran air atau tepi dari longgokan sampah.
- Tentukan lokasi Posko Banjir yang tepat cak bagi mengungsi hipotetis dengan kemudahan ketuhar umum dan MCK, berikut pasokan air asli melewati koordinasi dengan aparat tercalit, bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda.
- Bersama pengurus RT/RW di mileu Kamu, taajul bentuk cak regu penanggulangan banjir di tingkat warga, begitu juga pengangkatan Penanggung jawab Posko Banjir.
- Koordinasikan melalui RT/RW, Dewan Kelurahan setempat, dan LSM untuk pengadaan kenur, lombong, perahu kejai dan ranggung keistimewaan evakuasi.
- Pastikan pula peralatan komunikasi sudah lalu siap pakai, guna memudahkan mencari proklamasi, meminta bantuan alias melakukan testimoni.
Nan harus dilakukan di tingkat anak bini
- Simak informasi terkini melewati TV, radio atau peringatan Tim Pemukim tentang curah hujan dan posisi air puas pintu air.
- Lengkapi dengan peralatan keselamatan begitu juga: radio baterai, senter, korek gas dan parafin, selimut, kasah, mantel, ban karet bila terserah.
- Siapkan bahan perut mudah saji begitu juga mi instan, peda, beras, makanan orok, sukrosa, tindasan, teh dan persediaan air steril.
- Siapkan obat-obatan provisional sebagai halnya: oralit, anti bocor, antagonistis influenza.
- Amankan dokumen bermakna seperti: akte kelahiran, karcis keluarga, muslihat tabungan, sertifikat dan benda-benda berharga berpunca jangkauan air dan tangan jahil.
Yang harus dilakukan momen air bah
- Basmi aliran listrik di dalam rumah maupun hubungi PLN buat mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena bisikan,
- Mengungsi ke area kesepakatan sedini mana tahu saat genangan air masih memungkinkan untuk diseberangi.
- Hindari bepergian di dekat saluran air kerjakan memencilkan terseret arus banjir. Segera mengamankan dagangan-barang berharga ketempat yang makin tinggi.
- Jika air terus membukit hubungi instansi yang tercalit dengan penanggulangan provokasi seperti Jawatan Kepala Desa, Lurah ataupun Camat.
Yang Harus Dilakukan Sesudah Banjir
- Sesegera menyucikan rumah, dimana lantai lega umumnya terpejam luluk dan gunakan antiseptik untuk membunuh kuman problem.
- Cari dan siapkan air bersih bagi menghindari terjangkitnya problem berak air yang cak acap berjangkit selepas kejadian banjir.
- Waspada terhadap peluang dabat beracun sebagai halnya ular belang dan lipan, atau hewan penyebar penyakit seperti mana tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk anopeles.
- Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
- Kesimpulan
Berdasarkan analisis diatas Memperalat kerangka teori sebagaimana dijelaskan sebelumnya, maka kesimpulannya laksana berikut :
Kooperasi masyarakat daam menanggulangi keburukan banjir masih sangat adv minim. Begitu juga dengan Peran pemerintah masih tinggal dominan pada setiap tahap bencana. Partisipasi masyarakat yang ialah critical player lega tahap sebelum bencana, punya kontrol silam kecil dalam proses dan implementasi garis haluan. Tingkat kooperasi terbaik nan terjadi hijau puas tingkat consultation. Pada beberapa kegiatan masih pada tingkat information. Di tahap ini masyarakat masih sebagai obyek program/kegiatan pemerintah.
Partisipasi mutakadim dimulai pada tingkat partnership pada cak cakupan lingkungan setempat nan dilaksanakan secara berbarengan. Kegiatan reaktif temporer, di saat provokasi air bah datang, kooperasi masyarakat seimbang dengan stakeholder lainnya. Tingkat partisipasi nan dicapai adalah partnership, baik secara bani adam maupun kelompok organisasi sosial. Pada tahapan rehabilitasi setelah bencana, pemerintah kembali dominan, terutama privat kegiatan fisik.
Partisipasi mahajana hanya sebatas consultation. Tingkat partisipasi risk sharing dan partnership dilakukan lingkuplingkungan setempat.dan Garis haluan pemerintah daerah adapun penanggulangan batu masih sangat terbatas
- Saran
Air sebak Merupakan salah satu Fenomena Bencana pataka nan disebabkan Sesak banyaknya air, Banjir Bisa dicegah Dengan Pendirian keteter diantaranya, Menjaga Kebersihan, terutama di kawasan bengawan, Membuat gaung dan lain-enggak, Perlu Diingatkan bahwa Peran Makhluk Dulu Berpengaruh Sreg peristiwa tersebut. Serta kerjasama pihak yang terbabit untuk mengantisipasi bencana air sebak.
Daftar pustaka
Maryono A. 2005. Menangani Banjir, Kekurangan, dan Mileu. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Rukmana R. 1995. Teknik Pengelolaan Lahan Berbukit dan Kritis. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Situs: http://afrahda.blogspot.com/2016/04/banjir.html
http://lemlit.unlam.ac.id/wp-content/uploads/2016/04/yudi-firmanul-a.pdf
Hestiyanto, Yusman. 2005.
Geograpi 1 SMA Kelas.
Jakarta : Yudistira.
Hidayat. 2007.
Hobatan Alam Fenomena Pataka Sekitar.
Bandung : PT Sarana Panca Karya Nusa.
Rizky. 2013. “Signifikasi Air ampuh dan Penyebabnya”
http://rizkynovi99.blogspot.com diakses rontok 02 April 2016.
Situs: http://dikinuwa.blogspot.co.id/2016/02/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Situs: sman48-jkt.sch.id/profil
Contoh Penelitian Geografi Tentang Fenomena Alam
Source: https://rizkaramadhaniablog.wordpress.com/2017/11/21/makalah-penelitian-geografi-tentang-banjir/