Di Dalam Inti Atom Hidrogen Tidak Mengandung

By | 15 Agustus 2022

Di Dalam Inti Atom Hidrogen Tidak Mengandung.

Obyek terdahulu
(
Hidrogen Peroksida
)
Obyek berikutnya
(
Hidrogenasi
)

Hidrogen

– ←
hidrogen
→ Helium


H


Li


1
H

Tabel ajek

Penampakan
gas tak berwarna dengan nyala ungu dalam adanya plasma




Garis radius Hidrogen
Ciri-ciri umum
Nama, tanda baca, Nomor atom hidrogen, H, 1
Dibaca
/

ˈ


h





d


r


ɵ





ə


n

/

[1]


HYE-dro-jin

Tipe unsur nonlogam
Golongan, periode, blok 1, 1, s
Komposit atom standar 1,00794(7)
Konfigurasi elektron 1s1

1
Sifat fisika
Fase asap
Massa jenis (0 °C, 101.325 kPa)
0,08988 g/L
Komposit tipe cair plong kaki langit.l. 0.07 (0.0763 solid)[2]
g·cm−3
Tutul bertabur 14,01 K, −259,14 °C, −434,45 °F
Titik didih 20,28 K, −252,87 °C, −423,17 °F
Titik tripel 13,8033 K (-259°C), 7,042 kPa
Titik tanggap 32,97 K, 1,293 MPa
Kalor peleburan (H2) 0,117 kJ·mol−1
Hangat api penguapan (H2) 0,904 kJ·mol−1
Kapasitas hangat api (H2)
28,836 J·mol−1·K−1
Tekanan uap
Sifat partikel
Bilangan oksidasi 1, −1
(oksida amfoter)
Elektronegativitas 2,20 (skala Pauling)
Energi ionisasi purwa: 1312,0 kJ·mol−1
Jari-jari atom 25 pm
Jari-jari zarah (terhargai) 53 pm
Ujung tangan-ujung tangan kovalen 37 pm
Ujung tangan-ujung tangan van der Waals 120 pm
Tak-lain
Susunan kristal heksagonal
Pembenahan magnetik diamagnetik[3]
Konduktivitas termal 180,5 m W·m−1·K−1
Kecepatan suara (gas, 27 °C) 1310 m·s−1
Nomor Ki mengasah 1333-74-0
Isotop terlampau stabil
Artikel utama: Isotop berasal hidrogen


·
r


Hidrogen
(bahasa Latin:
hydrogenium, mulai sejak bahasa Yunani:
hydro: hancuran,
genes: menciptakan menjadikan) yaitu atom kimia pada tabulasi berkala nan mempunyai simbol
H
dan nomor elemen 1. Pada master dan tekanan standar, hidrogen lain bercelup, tak berbau, bersifat non-besi, bervalensi singularis, dan yakni gas diatomik nan sangat gampang hangus. Dengan massa atom 1,00794 amu, hidrogen yaitu unsur teringan di marcapada.

Hidrogen juga yaitu anasir sangat melimpah dengan persentase perkiraan 75% dari total konglomerasi unsur dunia seberinda.[4]
Kebanyakan medalion diwujudkan maka itu hidrogen intern adanya plasma. Senyawa hidrogen relatif sukar dan jarang dijumpai secara alami di mayapada, dan kebanyakan dihasilkan secara pabrik dari beragam senyawa hidrokarbon seperti metana. Hidrogen sekali lagi mampu dihasilkan bermula larutan melampaui ronde elektrolisis, semata-mata ronde ini secara komersial semakin mahal daripada produksi hidrogen berpokok gas dunia.[5]

Isotop hidrogen yang lampau banyak dijumpai di dunia yaitu protium, nan inti atomnya hanya n kepunyaan proton tunggal dan tanpa neutron. Senyawa ionik hidrogen berkecukupan bermuatan maujud (kation) alias merusak (anion). Hidrogen berlambak menciptakan menjadikan campuran dengan kebanyakan elemen dan berlimpah dijumpai dalam cairan dan senyawa-paduan organik. Hidrogen sangat terdahulu dalam reaksi asam basa yang mana banyak reaksi ini melibatkan pertukaran proton antar unsur terlarut. Maka itu karena hidrogen yaitu satu-satunya atom netral yang persamaan Schrödingernya mampu diselesaikan secara analitik, amatan pada energetika dan afiliasi atom hidrogen memperagakan peran yang sangat terdahulu intern perkembangan mekanika kuantum.

Daftar pokok

  • 1
    Sifat kimia

    • 1.1
      Pembakaran
    • 1.2
      Aras tenaga elektron
    • 1.3
      Tulang beragangan-bentuk molekul atom
    • 1.4
      Bangun monoatomik
    • 1.5
      Senyawa-senyawa

      • 1.5.1
        Campuran kovalen dan campuran organik
      • 1.5.2
        Hidrida
      • 1.5.3
        Proton dan asam
  • 2
    Isotop
  • 3
    Keberadaan alami
  • 4
    Ki kenangan

    • 4.1
      Penemuan dan penggunaan
    • 4.2
      Peranan n domestik teori kuantum
  • 5
    Aplikasi

    • 5.1
      Pengusung energi
  • 6
    Reaksi biologi
  • 7
    Wewanti keselamatan
  • 8
    Lihat juga
  • 9
    Referensi
  • 10
    Referensi semakin lanjut

Sifat ilmu pisah

Kelarutan dan karakteristik hidrogen dengan beragam jenis logam yaitu subyek yang lampau penting dalam bagian metalurgi (karena perapuhan hidrogen mampu terjadi pada umumnya logam
[6]) dan kerumahtanggaan riset pengembangan cara yang lepas dari bahaya bikin meyimpan hidrogen sbg korban bakar.[7]
Hidrogen sangatlah larut dalam bermacam rupa senyawa nan terdiri berpangkal besi tanah nadir dan ferum transisi[8]
dan berada dilarutkan dalam ferum intan imitasi atau ferum amorf.[9]
Kelarutan hidrogen dalam logam disebabkan makanya digresi setempat ataupun ketidakmurnian dalam kekisi hablur besi.[10]

Pembakaran

Hidrogen sangatlah gampang terbakar di peledak magfirah. Peristiwa meledaknya pesawat Hindenburg pada terlepas 6 Mei 1937.

Tabun hidrogen sangat gampang hangus dan akan cengkut sreg sentralisasi serendah 4% H2
di mega pemaafan.[11]
Entalpi pembakaran hidrogen yaitu -286 kJ/mol[12]. Hidrogen cengkut menurut pertepatan kimia:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l) + 572  kJ (286 kJ/mol)[13]

Ketika dicampur dengan oksigen dalam beragam perbandingan, hidrogen meledak seketika disulut dengan api dan akan menyalak sendiri pada temperatur 560 °C.[14]
Lidah api hasil pembakaran hidrogen-oksigen murni memancarkan gelombang ultraviolet dan nyaris bukan kelihatan dengan mata bugil. Oleh karena itu, sangatlah sulit mendeteksi terjadinya kebocoran hidrogen secara visual. Kasus meledaknya pesawat Hindenburg yaitu salah satu contoh naik daun dari pembakaran hidrogen.[15]
Karakteristik lainnya dari api hidrogen ialah nyala jago merah berorientasi meruap dengan cepat di udara, sehingga kerusakan dampak letupan hidrogen semakin ringan dari ledakan hidrokarbon. Intern kasus ketakberuntungan Hidenburg, dua pertiga dari penumpang pesawat selamat dan galibnya kasus meninggal disebabkan maka dari itu terbakarnya bulan-bulanan bakar diesel nan berlubang.[16]

H2
bereaksi secara langsung dengan molekul-unsur oksidator lainnya. Dia bereaksi dengan spontan dan hebat pada hawa kamar dengan klorin dan fluorin, menghasilkan hidrogen halida maujud hidrogen klorida dan hidrogen fluorida.[17]

Aras tenaga elektron

Bayangan atom hidrogen yang menampakkan sengkang atom dua kali semakin akbar berpunca celah sempurna Bohr(citra bukan berskala).

Aras tenaga adanya bawah elektron pada partikel hidrogen yaitu −13.6 eV, yang selevel dengan foton ultraviolet anggaran 92 nm.[18]

Aras tenaga hidrogen mampu dihitung dengan cukup akurat memakai model unsur Bohr nan menggambarkan elektron beredar mengelilingi proton dengan analogi Mayapada beredar mengerumuni Matahari. Oleh karena diskretisasi pejaka kacamata nan dipostulatkan sreg awal mekanika kuantum oleh Bohr, elektron pada model Bohr saja mampu menduduki jarak-jarak tertentu saja dari proton dan oleh karena itu saja beberapa energi tertentu saja yang diperbolehkan.[19]

Deskripsi unsur hidrogen yang semakin akurat didapatkan dengan perlakuan mekanika kuantum kudus mempekerjakan persamaan Schrödinger ataupun dengan formulasi teratur lintasan Feyman untuk menghitung bersampingan kementakan elektron di selingkung proton.[20]

Bentuk-bagan atom unsur

Jejak pertama yang terlihat pada hidrogen enceran di dalam sasak gelembung di Bevatron

Terdapat dua jenis elemen diatomik hidrogen yang berlainan berdasarkan spin nisbi inti.[21]
Dalam bangun ortohidrogen, spin dari dua proton yaitu paralel dan dalam adanya triplet; dalam bangun parahidrogen, spin-nya yaitu antiparalel dan dalam adanya singlet. Puas adanya standar, gas hidrogen terdiri semenjak 25% ingat para dan 75% bangun orto, juga dikenal dengan sebutan “bentuk absah”.[22]
Proporsi kesetimbangan sela ortohidrogen dan parahidrogen tergantung sreg termperatur. Cuma oleh karena bangun orto kerumahtanggaan adanya tereksitasi, siuman ini tidaklah stabil dan tak ki berjebah dimurnikan. Puas suhu nan tinggal adv minim, nyaris seluruh hidrogen nan etis ialah dalam bangun parahidrogen. Resan badan dari parahidrogen kalis berbeda sedikit dengan “tulangtulangan normal”.[23]
Perbedaan orto/para juga terdapat pada molekul yang terdiri pecah molekul hidrogen seperti cairan dan metilena.[24]

Antarubahan yang tak dikatalis sela H2
para dan orto meningkat seiring dengan meningkatnya temperatur; oleh alhasil H2
nan diembunkan dengan cepat mengandung banyak hidrogen kerumahtanggaan siuman orto yang akan berubah menjadi bangun para dengan terlampau lambat.[25]
Nisbah orto/para lega H2
yang diembunkan yaitu faktor yang perlu diperhitungkan dalam persiapan dan penyimpanan hidrogen cair: antarubahan berbunga ingat orto ke para adalah eksotermik dan mampu menghasilan bahang yang cukup untuk menguapkan hidrogen larutan tersebut dan menyebabkan menjadi kurangnya komponen cair. Katalis bikin antarubahan orto-para, seperti misalnya paduan besi, burung laut dipakai sejauh pendinginan hidrogen.[26]

Suatu sadar molekul yang disebut atom hidrogen terprotonasi, atau H3
+, ditemukan pada medium antarbintang (Interstellar menengah) (ISM), dimana dia dihasilkan dengan ionisasi partikel hidrogen dari panah kosmos. Molekul ini juga mampu dipantau di bagian atas atmosfer bintang beredar Musytari. Molekul ini relatif pas stabil pada babak yang tercalit asing angkasa maka dari itu karena master dan rapatan yang rendah. H3
+
ialah salah satu berusul ion nan tinggal melimpah di marcapada semesta ini, dan menyerupakan peran berharga intern ronde kimia madya antarbintang.[27]

Bangun monoatomik

Molekul H, kembali disebut
hidrogen nasen
atau
hidrogen atomik, diklaim eksis secara fana namun memadai lama kerjakan menimbulkan reaksi kimia. Menurut klaim itu, hidrogen nasen dihasilkan secara
in situ, kebanyakan reaksi sela seng dengan asam, alias dengan elektrolisis pada katode. Sbg atom monoatomik, zarah H tinggal reaktif dan oleh karena itu yakni reduktor yang semakin langgeng berpangkal H2
diatomik, tetapi soal kuncinya terdapat pada keberadaan atom H itu sendiri. Pemikiran ini semakin naik daun di penggalan teknik dan di literatur-literatur lama.

Hidrogen nasen diklaim mereduksi nitrit menjadi ammonia atau arsenik menjadi arsina tambahan pula n domestik adanya lunak. Penajaman yang semakin mendetil menunjukkan lintasan alternatif lainnya dan bukanlah anasir H.

Unsur hidrogen mampu dihasilkan puas guru nan pas tinggi (>2000 K) meski partikel H2
berada berdisosiasi. Selain itu, radiasi elektromagentik di atas 11 eV kembali fertil diserap H2
dan menyebabkan disosiasi.

Sesekali, hidrogen yang terserap secara kimiawi pada permukaan logam sekali lagi dirujuk sbg hidrogen nasen, meskipun terminologi ini sudah berangkat dilepaskan. Rukyat lainnya mengatakan bahwa hidrogen yang tersedot secara kimiawi itu “kurang reaktif” dari hidrogen nasen disebabkan maka itu jalinan nan dihasilkan maka itu permukaan katalis ferum tersebut.

Fusi-fusi

Campuran kovalen dan senyawa organik

Meskipun H2
tidaklah sedemikian itu perseptif dalam adanya barometer, kamu sedang congah membentuk senyawa dengan lazimnya unsur. Jutaan tipe hidrokarbon telah dikenal, namun itu seluruh tidaklah dihasilkan secara langsung dari hidrogen dan zat arang. Hidrogen rani menciptakan menjadikan senyawa dengan molekul yang semakin elektronegatif seperti halogen (F, Cl, Br, I); dalam paduan ini hidrogen memiliki bahara parsial nyata.[28]
Ketika berikatan dengan fluor, oksigen ataupun nitrogen, hidrogen mampu berpartisipasi dalam bangun relasi non-kovalen yang kuat, yang disebut dengan kombinasi hidrogen yang dahulu penting kerjakan menjaga kestabilan kebanyakan molekul ilmu hayat.[29]
[30]
Hidrogen pula membentuk senyawa dengan molekul yang kurang elektronegatif sama dengan logam dan metaloid, yang mana hidrogen memiliki pikulan segmental negatif. Senyawa ini dikenal dengan cap hidrida.[31]

Baca juga:   Pada Proses Pembakaran Lilin Terjadi Perubahan

Hidrogen mewujudkan campuran yang lalu banyak dengan karbon. Oleh karena pertautan fusi itu dengan biasanya zat nasib, sintesis ini disebut sbg fusi organik[32]. Studi adat-aturan senyawa tersebut disebut kimia organik[33]
dan penggalian privat konteks semangat organisme dinamakan biokimia.[34]
Lega beberapa ruang lingkup, senyawa “organik” hanya membutuhkan atom zat arang cak bagi disebut sbg organik. Namun umumnya senyawa organik mengandung molekul hidrogen. Dan oleh karena pergaulan ikatan hidrogen-zat arang inilah nan menyerahkan karakteristik sifat-sifat hidrokarbon, koalisi hidrogen-karbon diperlukan untuk beberapa ruang lingkup dari kata “organik” di kimia.[32]

Dalam kimia anorganik, hidrida mampu memerankan sbg ligan penghubung yang menghubungkan dua trik ferum kerumahtanggaan kompleks berkoordinasi. Kebaikan ini masyarakat ditemukan pada unsur golongan 13, terutama plong kegandrungan borana (hidrida boron) dan aluminium serta karborana yang bergerombol.[35]

Hidrida

Senyawa hidrogen cak acap disebut sbg hidrida, satu istilah yang tak mengikat. Oleh kimiawan, istilah “hidrida” biasanya memiliki keefektifan atom H nan mendapat sifat anion, ditandai dengan H. Kehadiran anion hidrida, diceritakan oleh Gilbert Ufuk. Lewis sreg musim 1916 untuk gologngan I dan II hidrida garam, didemonstrasikan maka itu Moers pada waktu 1920 dengan memperagakan elektrolisis litium hidrida cair (LiH) nan menghasilkan sebanyak hidrogen plong anode.[36]
Kerjakan hidrida selain metal golongan I dan II, istilah ini sering kali membuat kesalahpahaman maka dari itu karena elektronegativitas hidrogen yang invalid. Pengecualian merupakan hidrida golongan II BeH2
yang polimerik. Walaupun hidrida berpunya diwujudkan dengan nyaris seluruh golongan zarah, banyak dan kombinasi dari fusi bervariasi, sbg teladan terwalak semakin berusul 100 hidrida borana biner yang dikenal, namun cuma satu hidrida aluminium biner yang dikenal.[37]
Hidrida indium biner hingga sekarang belum dikenal, walaupun sebanyak komplek yang semakin akbar eksis.[38]

Proton dan asam

Oksidasi H2
secara lazim menghasilkan proton H+. Variasi ini yaitu topik terdahulu terbit pembahasan asam, biarpun istilah proton dipakai secara longgar untuk merujuk pada hidrogen kationik yang faktual dan ditandai dengan H+. Proton H+
tak mampu ditemukan seram seorang dalam laurtan karena beliau memiliki kecenderungan mencantumkan pada atom alias elemen nan memiliki elektron. Untuk menghindari kesalahpahaman akan “proton terlarut” dalam cairan, cairan asam majuh dianggap memiliki ion hidronium (H3O+) yang bergerombol membentuk H9Udara murni4
+.[39]
Ion oksonium sekali lagi ditemukan ketika cairan bersusila dalam pelarut tidak.[40]

Walaupun adv amat elusif di bumi, salah satu ion nan sangat melimpah dalam manjapada semesta ini yaitu H3
+, dikenal sbg molekul hidrogen terprotonasi ataupun kation hidrogen triatomik.[41]

Isotop

Protium, isotop hidrogen yang lalu umum dijumpai, memiliki satu proton dan satu elektron. Keunikan isotop ini yaitu dia tak mempunya neutron (tatap pun diproton untuk pembahasan adapun mengapa isotop sonder neutron nan bukan tak eksis.

Hidrogen memiliki tiga isotop alami, ditandai dengan
1H,
2H, dan
3H. Isotop lainnya yang enggak stabil (4H to
7H) pula sudah disintesiskan di laboratorium namun tak kekeluargaan dijumpai secara alami.[42]
[43]


  • 1H

    yaitu isotop hidrogen yang sangat melimpah, memiliki persentase 99.98% berbunga banyak unsur hidrogen. Oleh karena nukleus isotop ini sahaja mempunyai proton partikular, kamu diberikan nama yang deskriptif sbg protium, namun nama ini jarang sekali dipakai.[44]

  • 2H
    , isotop hidrogen lainnya yang stabil, juga dikenal sbg
    deuterium
    dan mengandung satu proton dan suatu neutron pada intinya. Deuterium enggak berperangai radioaktif, dan tak memberikan bahaya keracunan yang signifikan. Larutan yang atom hidrogennya adalah isotop deuterium dinamakan larutan berat. Deuterium dan senyawanya dipakai sbg penanda non-radioaktif pada percobaan kimia dan lakukan pelarut
    1H-spektroskopi NMR.[45]
    Hancuran elusif dipakai sbg moderator neutron dan pendingin plong reaktor nuklir. Deuterium lagi berpotensi sbg sasaran bakar campuran nuklir komersial.[46]

  • 3H

    dikenal dengan jenama
    tritium
    dan mengandung satu proton dan dua neutron pada intinya. Dia memiliki sifat radioaktif, dan mereras menjadi Helium-3 melewati pererasan beta dengan usia paruh 12,32 tahun.[35]
    Sebanyak kecil tritium mampu dijumpai di dunia oleh karena interaksi sinar kosmos dengan atmosfer marcapada; tritium juga dilepaskan selama uji coba nuklir.[47]
    Ia juga dipakai privat reaksi fusi nuklir,[48]
    sbg indeks intern geokimia isotop,[49]
    dan terspesialisasi lega peralatan
    self-powered lighting.[50]
    Tritium juga dipakai dalam penandaan percobaan kimia dan biologi sbg radiolabel.[51]

Hidrogen yaitu suatu-satunya unsur yang punya tiga nama berlainan lakukan isotopnya. (Kerumahtanggaan awal urut-urutan keradioaktivitasan, beberapa isotop radioaktif sukar diberikan nama, saja nama-nama tersebut tak lagi digunakan). Simbol D dan Kaki langit kadang-kadang dipakai untuk merujuk puas deuterium dan tritium, namun simbol P telah dipakai kerjakan merujuk pada fosfor, sehingga tak dipakai untuk merujuk pada protium.[52]
Dalam tatanama IUPAC,
International Union of Pure and Applied Chemistry
mengijinkan pemanfaatan D, Lengkung langit,
2H, dan
3H sungguhpun
2H dan
3H semakin dipetuakan.[53]

Keberadaan alami

NGC 604, satu kawasan yang terdiri dari hidrogen nan terionisasi di Galaksi Triangulum

Hidrogen merupakan unsur yang tinggal melimpah di marcapada semesta ini dengan persentase 75% mulai sejak barion beralaskan konglomerasi dan semakin dari 90% berdasarkan banyak atom.[54]
Zarah ini ditemukan dalam kelimpahan yang akbar di bintang-bintang dan bintang beredar-planet tabun raksasa. Mega molekul berpokok H2
diasosiasikan dengan pembentukan bintang. Hidrogen memperagakan peran terdahulu intern karunia energi medali melewati reaksi proton-proton dan paduan nuklir daur CNO.[55]

Di seluruh dunia semesta ini, hidrogen lazimnya ditemukan n domestik adanya atomik dan plasma yang sifatnya berlainan dengan atom hidrogen. Sbg plasma, elektron hidrogen dan proton tergiring bersama, dan menghasilkan konduktivitas elektrik yang sangat tinggi dan daya pancar yang strata (menghasilkan cahaya dari Matahari dan medalion lain). Partikel nan bermuatan dipengaruhi oleh ajang besi sembrani dan palagan elektrik. Sbg contoh, intern kilangangin kincir surya, unsur-partikel ini berinteraksi dengan magnetosfer bumi dan mengakibatkan arus Birkeland dan fenomena Aurora. Hidrogen ditemukan dalam adanya unsur netral di medium antarbintang. Sebanyak akbar atom hidrogen netral yang ditemukan di sistem Lyman-alpha teredam dianggarkan mendominasi rapatan barionik manjapada semesta sampai dengan pergeseran bangkang
z=4.[56]

Dalam adanya normal di bumi, zarah hidrogen bersusila kerumahtanggaan adanya gas diatomik, H2
(marilah lihat tabel data). Doang, gas hidrogen sangatlah langka di atmosfer bumi (1 ppm berdasarkan volume) oleh karena beratnya yang ringan yang menyebabkan gas hidrogen absolusi dari gravitasi marcapada. Walaupun demikian, hidrogen sedang ialah unsur sangat luber di parasan bumi ini.[57]
Kebanyakan hidrogen dunia bermoral dalam adanya bersenyawa dengan unsur enggak seperti hidrokarbon dan larutan.[35]
Gas hidrogen dihasilkan oleh beberapa diversifikasi bakteri dan ganggang dan yaitu komponen alami semenjak kentut. Penggunaan metana sbg sendang hidrogen akhir-penutup ini juga menjadi semakin penting.[58]

Sejarah

Rakitan dan pengusahaan

Tabun hidrogen, H2, pertama mana tahu dihasilkan secara artifisial oleh T. Von Hohenheim (dikenal sekali lagi sbg Paracelsus, 1493–1541) melewati pencampuran logam dengan asam langgeng.[59]
Dia enggak mencatat bahwa gas gampang terbakar yang dihasilkan oleh reaksi kimia ini yakni unsur kimia yang baru. Puas tahun, Robert Boyle menemukan kembali dan mendeskripsikan reaksi sela besi dan asam nan menghasilkan tabun hidrogen.[60]
Pada hari 1766, Henry Cavendish yakni orang yang purwa mengidentifikasi gas hidrogen sbg zat diskret dengan mengidentifikasikan asap tersebut dari reaksi logam-bersut sbg “awan yang gampang hangus”. Pada masa 1781 dia semakin lanjut menemukan bahwa gas ini menghasilkan cair ketika dibakar.[61]
[62]
Pada masa 1783, Antoine Lavoisier menyerahkan unsur ini dengan segel hidrogen (bersumber Bahasa Yunani
hydro
nan berfaedah cairan dan
genes
yang berfaedah membentuk)[63]
ketika dia dan Laplace mengulang kembali penemuan Cavendish nan mengatakan pembakaran hidrogen menghasilkan enceran.[62]

Hidrogen pertama kelihatannya dicairkan oleh James Dewar pada tahun 1898 dengan memakai penemuannya, guci nihil.[62]
Dia kemudian menghasilkan hidrogen padat setahun kemudian.[62]
Deuterium ditemukan puas tahun 1931 Desember oleh Harold Urey, dan tritium dihasilkan pada tahun 1934 oleh Ernest Rutherford, Mark Oliphant, and Paul Harteck.[61]
Cair rumpil, nan mengandung deuterium mewakili hidrogen biasa, ditemukan oleh Urey dkk. pada masa 1932.[62]
Pelecok suatu dari penggunaan pertama H2
merupakan untuk sinar kilap.[62]

Balon pertama yang dimasukkan dengan hidrogen dihasilkan oleh Jacques Charles pada tahun 1783.[62]
Hidrogen menerimakan tenaga dorong bikin perjalanan udara yang absolusi berbunga bahaya dan lega perian 1852 Henri Giffard membentuk pesawat terbang yang diangkatkan maka dari itu hidrogen.[62]
Bangsawan Jerman Ferdinand von Zeppelin mempublikasikan idenya adapun kapal udara nan diangkatkan dengan hidrogen dan kemudian dinamakan Zeppelin dengan penerbangan perdana sreg tahun 1900.[62]
Penerbangan yang terjadwal dimulai plong tahun 1910 dan sebatas pecahnya Perang bumi II, Zeppelin sudah lalu mengangkut 35.000 penumpang sonder insiden yang serius.

Penerbangan tanpa henti melewati samudra atlantik purwa kali dilakukan kapal peledak Britania
R34
pada tahun 1919. Pelayanan penerbangan udara dipulihkan puas hari 1920 dan penciptaan pasokan helium di Amerika Serikat memberikan peluang ditingkatkannya keamanan penerbangan, hanya pemerintah Amerika Serikat menyorong menjual asap tersebut untuk dipakai internal penerbangan. Maka itu balasannya, gas H2
dipakai di pesawat Hindenburg, yang lega kemudiannya meletus di langit New Jersey pada tanggal 6 Mei 1937.[62]
Insiden ini ditayangkan secara langsung di radio dan direkam. Banyak yang beranggapan terbakarnya hidrogen yang berlubang sbg dampak insiden tersebut, doang investigasi semakin lanjut membuktikan sebab insiden tersebut karena terbakarnya salut fabrik maka itu keelektrikan statis. Walaupun demikian, sejak itu keragu-raguan atas keamanan penggunaan hidrogen muncul.

Peranan dalam teori kuantum

Radius emisi hidrogen

Oleh karena susunan atomnya yang nisbi primitif, unsur hidrogen bersama dengan skop emisinya menjadi kunci kronologi teori sturktur atom.[64]
Semakin jauh lagi, kesederhanaan molekul hidrogen dan kationnya H2
+
menolong pemahaman yang semakin jauh tentang ikatan ilmu pisah.

Salah satu bermula efek kuantum nan secara eksplisit disadari (semata-mata sedang belum sepenuhnya dipahami rasi itu) adalah pengamatan Maxwell yang mengikutsertakan hidrogen setengah masa zaman sebelum teori mekanika kuantum bener-benar mengembang. Maxwell mengamati bahwa kapasitas hangat api spesifik bersumber H2
tak sesuai dengan tren gas diatomik lainnya di bawah suhu kamar dan mulai mirip tren gas monoatomik di master kriogenik. Menurut teori kuantum, rasam-aturan ini disebabkan oleh jarak sela aras tenaga rotasi hidrogen nan luas oleh karena massanya yang ringan. Aras yang luas ini menghambat partisi energi bahang secara merata menjadi gerak berputar hidrogen pada hawa yang rendah. Gas diatomik nan terdiri dari anasir-atom yang semakin berat enggak mempunyai aras tenaga yang memadai luas lakukan menyebabkan efek yang sama.[65]

Baca juga:   Pernyataan Yang Tidak Sesuai Dengan Perubahan Sosial Budaya Adalah

Tuntutan

Sebanyak akbar H2
diperlukan dalam industri petrokimia dan kimia. Penggunaan terbesar H2
yaitu bakal memproses objek bakar sisa purba dan dalam pembuatan ammonia. Konsumen penting berpunca H2
di kilang petrokimia meliputi hidrodealkilasi, hidrodesulfurisasi, dan penghidropecahan (hydrocracking). H2
memiliki sejumlah kegunaan yang utama. H2
dipakai sbg objek hidrogenasi, terutama privat peningkatan kejenuhan dalam enak takjenuh dan petro nabati (ditemukan di margarin), dan dalam produksi metanol. Beliau juga yaitu sumber hidrogen lega pembuatan asam klorida. H2
kembali dipakai sbg reduktor pada bijih logam.[66]

Selain dipakai sbg pereaksi, H2
memiliki penerapan yang luas dalam bagian fisika dan teknik. Anda dipakai sbg tabun penameng di cara pengelasan seperti pengelasan hidrogen atomik.[67]
[68]
H2
dipakai sbg pendingin rotor di penyemangat pembangkit listrik karena beliau punya konduktivitas termal nan tinggal tinggi di pelana seluruh jenis gas. H2
cair dipakai di riset kriogenik nan meliputi kajian superkonduktivitas.[69]
Oleh karena H2
semakin ringan berbunga awan, hidrogen interelasi dipakai secara luas sbg gas pengangkat plong kapal udara balon.[70]

Mentah-baru ini hidrogen dipakai sbg sasaran fusi dengan nitrogen (kadangkala disebut
forming gas) sbg gas perunut untuk pendeteksian kebocoran gas yang kecil. Permintaan ini berkecukupan ditemukan di bagian otomotif, ilmu pisah, pembangkit listrik, kedirgantaraan, dan industri telekomunikasi.[71]
Hidrogen ialah zat aditif (E949) yang diperbolehkan penggunaanya dalam ujicoba kebocoran paket rezeki dan sbg antioksidan.[72]

Isotop hidrogen yang semakin berat juga memiliki aplikasi istimewa. Deuterium (hidrogen-2) dipakai n domestik reaktor Opium sbg moderator lakukan memperlambat neutron.[62]
Senyawa deuterium juga memiliki tuntutan dalam bagian kimia dan biologi kerumahtanggaan kajian reaksi efek isotop.[73]
Tritium (hidrogen-3) yang dihasilkan maka itu reaktor nuklir dipakai dalam produksi bom hidrogen,[74]
sbg penanda isotopik intern biosains,[51]
dan sbg mata air radiasi di pewarna berpendar.[75]

Suhu pada titik tripel hidrogen dipakai sbg titik teladan internal proporsi temperatur ITS-90 (International Master Scale of 1990) pada 13,8033 kelvin.[76]

Pemandu energi

Hidrogen bukanlah sumber energi,[77]
kecuali n domestik konteks hipotesis pembangkit listrik fusi nuklir jual beli nan mempekerjakan deuterium maupun tritium, suatu teknologi yang perkembangannya sedang adv minim.[78]
Energi surya berasal dari sintesis nuklir hidrogen, namun ronde ini elusif dikontrol di bumi.[79]
Hidrogen mulai sejak cahaya Matahari, organisme biologi, maupun dari sumber listrik menghabiskan banyakan energi internal pembuatannya ketimbang pembakarannya. Hidrogen mampu dihasilkan berusul sumber fosil (begitu juga metana) nan membutuhkan semakin rendah energi daripada energi hasil pembakarannya, namun sumur ini tidak ki berjebah diperbaharui, dan lagipula metana gemuk sekaligus dipakai sbg sumur energi.[77]

Rapatan energi per
volume
pada hidrogen cairan atau hidrogen asap pada tekanan yang praktis secara penting semakin kecil daripada rapatan energi berpunca target bakar lainnya, walaupun rapatan energi per konglomerat yaitu semakin strata.[77]
Sekalipun demikian, hidrogen telah dibahas secara bertambah luas dalam konteks energi sbg pengiring energi.[80]
Sbg contoh, sekuestrasi CO2
yang disertai dengan penangkapan dan penyimpanan karbon berharta dilakukan plong produksi H2
dari bahan bakar fosil.[81]
Hidrogen yang dipakai sreg transportasi relatif semakin tulen dengan cacat emisi NOx,[82]
doang tanpa emisi karbon.[81]
Namun, biaya infrastruktur yang diperlukan dalam mendirikan ekonomi hidrogen secara munjung sangatlah akbar.[83]

Reaksi biologi

H2
yaitu salah satu hasil produk dari sejumlah keberagaman peragian anaerobik dan dihasilkan pula pada beberapa mikroorganisme, lazimnya melewati reaksi yang dikatalisasi oleh enzim dehidrogenase yang mengandung ferum atau nikel. Enzim-enzim ini mengkatalisasi reaksi redoks reversibel sela H2
dengan komponen dua proton dan dua elektronnya. Gas hidrogen dihasilkan plong transfer reduktor ekuivalen yang dihasilkan selama pembusukan piruvat menjadi cairan.[84]

Pemisahan cair, yang mana cairan terurai menjadi komponen proton, elektron, dan oksigen, terjadi pada reaksi cahaya pada ronde fotosintesis. Beberapa organisme meliputi ruji-ruji
Chlamydomonas reinhardtii
dan cyanobacteria memiliki tahap kedua, yaitu reaksi gelap, yang mana proton dan elektron direduksi menjadi gas H2
oleh hidrogenase tertentu di kloroplasnya.[85]
Beberapa usaha sudah diambil lakukan secara genetik memodifikasi hidrogenase cyanobacteria bikin secara efisien mensintesis gas H2
dibawah keberadaan oksigen.[86]
Propaganda keras juga telah diambil kerumahtanggaan percobaan memodifikasi gen ganggang dan mengubahnya menjadi bioreaktor.[87]

Wewanti keselamatan

Hidrogen mendatangkan bilang bahaya kesegaran pada manusia, berangkat berpokok potensi ledakan dan kebakaran ketika tercampur dengan udara, setakat dengan sifatnya yang menyebabkan asfiksia pada adanya murni tanpa oksigen.[88]
Selain itu, hidrogen cair yaitu kriogen dan sangat berbahaya oleh karena suhunya yang sangat adv minim.[89]
Hidrogen larut intern sejumlah metal dan selain berpotensi kebocoran, sekali lagi mampu menyebabkan perapuhan hidrogen.[90]
Asap hidrogen nan merasakan kebocoran berkecukupan menyala dengan spontan. Selain itu api hidrogen sangat panas, namun nyaris enggak mampu dilihat dan diteliti dengan mata berpukas, sehingga mampu menyebabkan kasus kebakaran nan lain terselami.[91]

Data wewanti keselamatan hidrogen mampu dikacaukan oleh bilang sebab. Sifat-sifat fisika dan ilmu pisah hidrogen lalu bergantung pada neraca parahidrogen/ortohidrogen yang membutuhkan beberapa hari untuk mencapai kesetimbangan (lazimnya data yang diberikan yaitu data pada kala hidrogen mencapai kesetimbangan). Parameter letusan hidrogen, seperti tekanan dan temperatur responsif ledakan lewat gelimbir lega geometri gelanggang pengumpul hidrogen.[88]

Tatap juga

  • Antihidrogen
  • Daur hidrogen
  • Alamat bakar hidrogen
  • Kendaraan hidrogen
  • Oksihidrogen
  • Fotohidrogen

Pustaka

  1. ^

    Simpson, J.A.; Weiner, E.S.C. (1989). “Hydrogen”.
    Oxford English Dictionary
    7
    (2nd ed.). Clarendon Press. ISBN 0-19-861219-2.




  2. ^

    Wiberg, Egon; Wiberg, Nils; Holleman, Arnold Frederick (2001).
    Inorganic chemistry. Academic Press. p. 240. ISBN 0123526515.




  3. ^

    “Magnetic susceptibility of the elements and inorganic compounds”.
    CRC Handbook of Chemistry and Physics
    (81st ed.). CRC Press.




  4. ^

    Palmer, David (13 November, 1997). “Hydrogen in the Universe”. NASA. http://imagine.gsfc.nasa.gov/docs/ask_astro/answers/971113i.html
    . Diakses sreg 05-02-2008.

  5. ^

    Staff (2007). “Hydrogen Basics — Production”. Florida Solar Energy Center. http://www.fsec.ucf.edu/en/consumer/hydrogen/basics/production.htm
    . Diakses lega 05-02-2008.

  6. ^

    Rogers, H. C. (1999). “Hydrogen Embrittlement of Metals”.
    Science
    159
    (3819): 1057–1064. doi:10.1126/science.159.3819.1057.




  7. ^

    Christensen, C. H.; Nørskov, J. K.; Johannessen, T. (9 Juli, 2005). “Making society independent of fossil fuels — Danish researchers reveal new technology”. Technical University of Denmark. Retrieved 28-03-2008.



  8. ^

    Takeshita, Ufuk.; Wallace, W.E.; Craig, R.S. (1974). “Hydrogen solubility in 1:5 compounds between yttrium or thorium and nickel or cobalt”.
    Inorganic Chemistry
    13
    (9): 2282–2283. doi:10.1021/ic50139a050.




  9. ^

    Kirchheim, R.; Mutschele, Lengkung langit.; Kieninger, W (1988). “Hydrogen in amorphous and nanocrystalline metals”.
    Materials Science and Engineering
    99: 457–462. doi:10.1016/0025-5416(88)90377-1.




  10. ^

    Kirchheim, R. (1988). “Hydrogen solubility and diffusivity in defective and amorphous metals”.
    Progress in Materials Science
    32
    (4): 262–325. doi:10.1016/0079-6425(88)90010-2.




  11. ^

    Carcassi, M. N.; Fineschi, F. (Juni 2005). “Deflagrations of H2–air and CH4–air lean mixtures in a vented multi-compartment environment”.
    Energy
    30
    (8): 1439–1451. doi:10.1016/j.energy.2004.02.012.




  12. ^

    National Academy of Engineering, National Academy of Sciences (2004).
    The Hydrogen Economy: Opportunities, Costs,. National Academies Press. pp. p. 240. ISBN 0-309-09163-2.




  13. ^
    Energy is per mole of the combustible material, Hydrogen. 286 kJ/mol
  14. ^

    Staff (10 September, 2005). “Safety data for hydrogen”.
    Chemical and Other Safety Information. The Physical and Theoretical Chemistry Laboratory, Oxford University. http://physchem.ox.ac.uk/MSDS/HY/hydrogen.html
    . Diakses pada 05-02-2008.

  15. ^

    Dziadecki, John (2005). “Hindenburg Hydrogen Fire”. http://spot.colorado.edu/~dziadeck/zf/LZ129fire.htm
    . Diakses pada 16-01-2007.

  16. ^

    Werthmüller, Andreas. “The Hindenburg Disaster”. Swiss Hydrogen Association. http://www.hydropole.ch/Hydropole/Intro/Hindenburg.htm
    . Diakses lega 05-02-2008.

  17. ^

    Clayton, Donald D. (2003).
    Handbook of Isotopes in the Cosmos: Hydrogen to Gallium. Cambridge University Press. ISBN 0521823811.




  18. ^

    Millar, Tom (10 Desember, 2003). “Lecture 7, Emission Lines — Examples”.
    PH-3009 (P507/P706/M324) Interstellar Physics. University of Manchester. http://jupiter.phy.umist.ac.uk/~tjm/ISPhys/l7/ispl7.html
    . Diakses puas 05-02-2008.

  19. ^

    Stern, David P. (16-05-2005). “The Atomic Nucleus and Bohr’s Early Lengkap of the Molekul”. NASA Goddard Space Flight Center. http://www-spof.gsfc.nasa.gov/stargaze/Q5.htm
    . Diakses puas 20-12-2007.

  20. ^

    Stern, David P. (13-02-2005). “Wave Mechanics”. NASA Goddard Space Flight Center. http://www-spof.gsfc.nasa.gov/stargaze/Q7.htm
    . Diakses pada 16-04-2008.

  21. ^

    Staff (2003). “Hydrogen (H2) Properties, Uses, Applications: Hydrogen Gas and Liquid Hydrogen”. Universal Industrial Gases, Inc.. http://www.uigi.com/hydrogen.html
    . Diakses pada 05-02-2008.

  22. ^

    Tikhonov, Vladimir I.; Volkov, Alexander A. (2002). “Separation of Water into Its Ortho and Para Isomers”.
    Science
    296
    (5577): 2363. doi:10.1126/science.1069513.




  23. ^

    Hritz, James (Maret 2006). “CH. 6 – Hydrogen” (PDF).
    NASA Glenn Research Center Glenn Safety Manual, Document GRC-MQSA.001. NASA. http://smad-ext.grc.nasa.gov/gso/manual/chapter_06.pdf
    . Diakses plong 05-02-2008.

  24. ^

    Shinitzky, Meir; Elitzur, Avshalom C. (30-05-2006). “Ortho-para spin isomers of the protons in the methylene group”.
    Chirality
    (Rehovot, Israel: Weizmann Institute of Science)
    18
    (9): 754–756. doi:10.1002/chir.20319. Retrieved 25-03-2008.




  25. ^

    Milenko, Yu. Ya.; Sibileva, R. M.; Strzhemechny, M. A (1997). “Natural ortho-para conversion rate in liquid and gaseous hydrogen”.
    Journal of Low Temperature Physics
    107
    (1–2): 77–92. doi:10.1007/BF02396837.




  26. ^

    Svadlenak, R. Eldo; Scott, Allen B (1957). “The Conversion of Ortho- to Parahydrogen on Iron Oxide-Zinc Oxide Catalysts”.
    Journal of the American Chemical Society
    79
    (20): 5385–5388. doi:10.1021/ja01577a013.




  27. ^

    McCall Group, Oka Group (22 April, 2005). “H3+ Resource Center”. Universities of Illinois and Chicago. http://h3plus.uiuc.edu/
    . Diakses pada 05-02-2008.

  28. ^

    Clark, Jim (2002). “The Acidity of the Hydrogen Halides”.
    Chemguide
    . http://www.chemguide.co.uk/inorganic/group7/acidityhx.html#top
    . Diakses pada 09-03-2008.

  29. ^

    Kimball, John W. (07-08-2003). “Hydrogen”.
    Kimball’s Biology Pages
    . http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/H/HydrogenBonds.html
    . Diakses sreg 04-03-2008.

  30. ^
    IUPAC Compendium of Chemical Terminology, Electronic version, Hydrogen Bond
  31. ^

    Sandrock, Gary (02-05-2002). “Metal-Hydrogen Systems”. Sandia National Laboratories. http://hydpark.ca.sandia.gov/DBFrame.html
    . Diakses puas 23-03-2008.

  32. ^
    a
    b

    “Structure and Nomenclature of Hydrocarbons”. Purdue University. http://chemed.chem.purdue.edu/genchem/topicreview/bp/1organic/organic.html
    . Diakses pada 23-03-2008.

  33. ^

    “Organic Chemistry”.
    Dictionary.com. Lexico Publishing Group. 2008. http://dictionary.reference.com/browse/organic%20chemistry
    . Diakses pada 23-03-2008.

  34. ^

    “Biochemistry”.
    Dictionary.com. Lexico Publishing Group. 2008. http://dictionary.reference.com/browse/biochemistry
    . Diakses pada 23-03-2008.

  35. ^
    a
    b
    c

    Miessler, Gary L.; Tarr, Donald A. (2003).
    Inorganic Chemistry
    (3rd edition ed.). Prentice Hall. ISBN 0130354716.




  36. ^

    Moers, Kurt (1920). “Investigations on the Salt Character of Lithium Hydride”.
    Zeitschrift für Anorganische und Allgemeine Chemie
    113
    (191): 179–228. doi:10.1002/zaac.19201130116.




  37. ^

    Downs, Anthony J.; Pulham, Colin R. (1994). “The hydrides of aluminium, gallium, indium, and thallium: a re-evaluation”.
    Chemical Society Reviews
    23: 175–184. doi:10.1039/CS9942300175.




  38. ^

    Hibbs, David E.; Jones, Cameron; Smithies, Neil A. (1999). “A remarkably stable indium trihydride complex: synthesis and characterisation of [InH3{P(C6H11)3}]”.
    Chemical Communications: 185–186. doi:10.1039/a809279f.




  39. ^

    Okumura, Anthony M.; Yeh, L. I.; Myers, J. D.; Lee, Y. T (1990). “Infrared spectra of the solvated hydronium ion: vibrational predissociation spectroscopy of mass-selected H3O+•(H2Ozon)n•(H2)m.”.
    Journal of Physical Chemistry
    94
    (9): 3416–3427. doi:10.1021/j100372a014.




  40. ^

    Perdoncin, Giulio; Scorrano, Gianfranco (1977). “Protonation Equilibria in Water at Several Temperatures of Alcohols, Ethers, Acetone, Dimethyl Sulfide, and Dimethyl Sulfoxide”.
    Journal of the American Chemical Society
    99
    (21): 6983–6986. doi:10.1021/ja00463a035.




  41. ^

    Carrington, Alan; R. McNab, Iain (1989). “The infrared predissociation spectrum of triatomic hydrogen cation (H3
    +)”.
    Accounts of Chemical Research
    22
    (6): 218–222. doi:10.1021/ar00162a004.




  42. ^

    Gurov, Yu. B.; Aleshkin, D. V.; Behr, M. Cakrawala.; Lapushkin, S. V.; Morokhov, P. V.; Pechkurov, V. A.; Poroshin, N. O.; Sandukovsky, V. G.; Tel’kushev, M. V.; Chernyshev, B. A.; Tschurenkova, T. D (2004). “Spectroscopy of superheavy hydrogen isotopes in stopped-pion absorption by nuclei”.
    Physics of Atomic Nuclei
    68
    (3): 491–97. doi:10.1134/1.1891200.




  43. ^

    Korsheninnikov, A. A. et al (2003). “Experimental Evidence for the Existence of
    7H and for a Specific Structure of
    8He”.
    Physical Review Letters
    90
    (8): 082501. doi:10.1103/PhysRevLett.90.082501.




  44. ^

    Urey, Harold C.; Brickwedde, F. G.; Murphy, G. M. (1933). “Names for the Hydrogen Isotopes”.
    Science
    78
    (2035): 602–603. Retrieved 20-02-2008.




  45. ^

    Oda, Y; Nakamura, H.; Yamazaki, T.; Nagayama, K.; Yoshida, M.; Kanaya, S.; Ikehara, M. (1992). “1H NMR studies of deuterated ribonuclease HI selectively labeled with protonated amino acids.”.
    Journal of Biomolecular NMR
    2
    (2): 137–47. Retrieved 12-02-2008.




  46. ^

    Broad, William J. (11 November, 1991). “Breakthrough in Nuclear Fusion Offers Hope for Power of Future”.
    The New York Times
    . Retrieved 12-02-2008.




  47. ^

    Staff (15 November, 2007). “Tritium”. U.S. Environmental Protection Agency. http://www.epa.gov/rpdweb00/radionuclides/tritium.html
    . Diakses pada 12-02-2008.

  48. ^

    Nave, C. R. (2006). “Deuterium-Tritium Fusion”.
    HyperPhysics. Georgia State University. http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/Hbase/nucene/fusion.html
    . Diakses lega 08-03-2008.

  49. ^
    Kendall, Carol (1998). “Fundamentals of Isotope Geochemistry“. US Geological Survey. Diakses plong 8 Maret 2008.
  50. ^

    “The Tritium Laboratory”. University of Miami. 2008. http://www.rsmas.miami.edu/groups/tritium/
    . Diakses pada 08-03-2008.

  51. ^
    a
    b

    Holte, Aurali E.; Houck, Marilyn A.; Collie, Nathan L. (03-11-2004). “Potential Role of Parasitism in the Evolution of Mutualism in Astigmatid Mites”.
    Experimental and Applied Acarology
    (Lubbock: Texas Tech University)
    25
    (2): 97–107. doi:10.1023/A:1010655610575. Retrieved 08-03-2008.




  52. ^

    Krogt, Peter van der (5 Mei, 2005). “Hydrogen”. Elementymology & Elements Multidict. http://elements.vanderkrogt.net/elem/h.html
    . Diakses sreg 20-02-2008.

  53. ^
    § IR-3.3.2, Provisional Recommendations, Nomenclature of Inorganic Chemistry, Chemical Nomenclature and Structure Representation Division, IUPAC. Accessed on line October 3, 2007.
  54. ^

    Gagnon, Steve. “Hydrogen”. Jefferson Lab. http://education.jlab.org/itselemental/ele001.html
    . Diakses pada 05-02-2008.

  55. ^

    Haubold, Hans; Mathai, A. M. (15 November, 2007). “Solar Thermonuclear Energy Generation”. Columbia University. http://www.columbia.edu/~ah297/unesa/kecupan/sun-chapter4.html
    . Diakses pada 12-02-2008.

  56. ^

    Storrie-Lombardi, Lisa J.; Wolfe, Arthur M. (2000). “Surveys for z > 3 Damped Lyman-alpha Absorption Systems: the Evolution of Neutral Gas”.
    Astrophysical Journal
    543: 552–576. Retrieved 05-02-2008.




  57. ^

    Dresselhaus, Mildred et al (15 Mei, 2003). “Basic Research Needs for the Hydrogen Economy” (PDF). Argonne National Laboratory, U.S. Department of Energy, Office of Science Laboratory. http://www.sc.doe.gov/bes/hydrogen.pdf
    . Diakses plong 05-02-2008.

  58. ^

    Berger, Wolfgang H. (15 November, 2007). “The Future of Methane”. University of California, San Diego. http://earthguide.ucsd.edu/virtualmuseum/climatechange2/11_3.shtml
    . Diakses puas 12-02-2008.

  59. ^

    Andrews, A. C. (1968). “Oxygen”. In Clifford A. Hampel.
    The Encyclopedia of the Chemical Elements. New York: Reinhold Book Corporation. p. 272. LCCN 68-29938.




  60. ^

    Winter, Mark (2007). “Hydrogen: historical information”. WebElements Ltd. http://education.jlab.org/itselemental/ele001.html
    . Diakses pada 05-02-2008.

  61. ^
    a
    b

    “Hydrogen”.
    Van Nostrand’s Encyclopedia of Chemistry. Wylie-Interscience. 2005. pp. 797–799. ISBN 0-471-61525-0.




  62. ^
    a
    b
    c
    d
    e
    f
    g
    h
    i
    j
    k

    Emsley, John (2001).
    Nature’s Building Blocks. Oxford: Oxford University Press. pp. 183–191. ISBN 0-19-850341-5.




  63. ^

    Stwertka, Albert (1996).
    A Guide to the Elements. Oxford University Press. pp. 16–21. ISBN 0-19-508083-1.




  64. ^

    Crepeau, Bob (01-01-2006). “Niels Bohr: The Atomic Sempurna”.
    Great Scientific Minds
    (Great Neck Publishing). ISBN 1-4298-0723-7. Retrieved 13-04-2008.




  65. ^

    Berman, R.; Cooke, A. H.; Hill, R. W. (1956). “Cryogenics”.
    Annual Review of Physical Chemistry
    7: 1–20. doi:10.1146/annurev.pc.07.100156.000245.




  66. ^

    Chemistry Operations (2003-12-15). “Hydrogen”. Blong Alamos National Laboratory. http://periodic.lanl.gov/elements/1.html
    . Diakses puas 2008-02-05.

  67. ^

    Durgutlu, Ahmet (2003-10-27). “Experimental investigation of the effect of hydrogen in argon as a shielding tabun on TIG welding of austenitic stainless steel”.
    ScienceDirect
    (Ankara, Turkey: Gazi University)
    25
    (1): 19–23. doi:doi:10.1016/j.matdes.2003.07.004
    Bad DOI (expected “10.” prefix) in code number
    . Retrieved 2008-04-06.




  68. ^

    “Atomic Hydrogen Welding”. Specialty Welds. 2007. http://www.specialwelds.com/underwater-welding/atomic-hydrogen-welding.htm.
  69. ^

    Hardy, Walter Horizon. (2003-03-19). “From H2 to cryogenic H masers to HiTc superconductors: An unlikely but rewarding path”.
    Physica C: Superconductivity
    (Vancouver, Canada: University of British Columbia). 388–389: 1–6. doi:10.1016/S0921-4534(02)02591-1. Retrieved 2008-03-25.




  70. ^

    Barnes, Matthew (2004). “LZ-129, Hindenburg”.
    The Great Zeppelins
    . http://www.ciderpresspottery.com/ZLA/greatzeps/german/Hindenburg.html
    . Diakses pada 2008-03-18.

  71. ^

    Block, Matthias (2004-09-03). “Hydrogen as Tracer Asap for Leak Detection”.
    16th WCNDT 2004, Montreal, Canada: Sensistor Technologies. Diakses lega 2008-03-25.


  72. ^

    “Report from the Commission on Dietary Food Additive Intake” (PDF). European Union. http://ec.europa.eu/food/fs/sfp/addit_flavor/flav15_en.pdf
    . Diakses pada 2008-02-05.

  73. ^

    Reinsch, J; A Katz, J Wean, G Aprahamian, JT MacFarland (October 1980). “The deuterium isotope effect upon the reaction of fatty acyl-CoA dehydrogenase and butyryl-CoA”.
    J. Biol. Chem.
    255
    (19): 9093–97. Retrieved 2008-03-24.




  74. ^

    Bergeron, Kenneth D. (Jan–Feb 2004). “The Death of no-dual-use”.
    Bulletin of the Atomic Scientists
    (Educational Foundation for Nuclear Science, Inc.)
    60
    (1): 15. Retrieved 2008-04-13.




  75. ^

    Quigg, Catherine T. (March 1984). “Tritium Warning”.
    Bulletin of the Atomic Scientists
    (Chicago)
    40
    (3): 56–57. ISSN 0096-3402. Retrieved 2008-04-15.




  76. ^

    (1989) “International Temperature Scale of 1990”.
    Procès-Verbaux du Comité International des Poids et Mesures: T23–T42. Diakses pada 2008-03-25.


  77. ^
    a
    b
    c

    McCarthy, John (1995-12-31). “Hydrogen”. Stanford University. http://www-formal.stanford.edu/jmc/progress/hydrogen.html
    . Diakses pada 2008-03-14.

  78. ^

    “Nuclear Fusion Power”. World Nuclear Association. May 2007. http://www.world-nuclear.org/info/inf66.html
    . Diakses pada 2008-03-16.

  79. ^

    “Chapter 13: Nuclear Energy — Fission and Fusion”.
    Energy Story. California Energy Commission. 2006. http://www.energyquest.ca.gov/story/chapter13.html
    . Diakses pada 2008-03-14.

  80. ^
    US Department of Energy (2006-03-22).
    DOE Seeks Applicants for Solicitation on the Employment Effects of a Transition to a Hydrogen Economy. Siaran pers. Diakses pada 2008-03-16.
  81. ^
    a
    b
    Georgia Tech (2008-02-11).
    Carbon Capture Strategy Could Lead to Emission-Free Cars. Siaran pers. Diakses lega 2008-03-16.
  82. ^

    Heffel, James W. (2002-12-24). “NOx emission and performance data for a hydrogen fueled privat combustion engine at 1500 rpm using exhaust gas recirculation”.
    International Journal of Hydrogen Energy
    (Riverside, CA: University of California)
    28
    (8): 901–908. doi:10.1016/S0360-3199(02)00157-X. Retrieved 2008-03-16.




  83. ^
    See
    Romm, Joseph J. (2004).
    The Hype About Hydrogen: Fact And Fiction In The Race To Save The Climate
    (1st edition ed.). Island Press. ISBN 155963703X.




  84. ^

    Cammack, Richard; Robson, R. L. (2001).
    Hydrogen as a Fuel: Learning from Nature. Taylor & Francis Ltd. ISBN 0415242428.




  85. ^

    Kruse, O.; Rupprecht, J.; Bader, K.-P.; Thomas-Hall, S.; Schenk, P. M.; Finazzi, G.; Hankamer, B (2005). “Improved photobiological H2
    production in engineered green algal cells”.
    The Journal of Biological Chemistry
    280
    (40): 34170–7. doi:10.1074/jbc.M503840200.




  86. ^

    Smith, H. O.; Xu, Q (2005). “IV.E.6 Hydrogen from Water in a Novel Recombinant Oxygen-Tolerant Cyanobacteria System” (PDF).
    FY2005 Progress Report. United States Department of Energy. http://ec.europa.eu/food/fs/sfp/addit_flavor/flav15_en.pdf
    . Diakses pada 2008-02-05.

  87. ^

    Williams, Chris (2006-02-24). “Pond life: the future of energy”.
    Science
    (The Register). Retrieved 2008-03-24.




  88. ^
    a
    b

    Smith, H. Udara murni.; Xu, Q (1997). “Safety Alam for Hydrogen and Hydrogen Systems” (PDF). NASA. http://www.hq.nasa.gov/office/codeq/doctree/canceled/871916.pdf
    . Diakses pada 2008-02-05.

  89. ^

    “Liquid Hydrogen MSDS” (PDF). Praxair, Inc… September 2004. http://www.hydrogenandfuelcellsafety.info/resources/mdss/Praxair-LH2.pdf
    . Diakses sreg 2008-04-16.

  90. ^

    “‘Bugs’ and hydrogen embrittlement”.
    Science News
    (Washington D.C.)
    128
    (3): 41. 1985-07-20. ISSN 0036-8423. Retrieved 2008-04-16.




  91. ^

    “Hydrogen Safety”. Humboldt State University. http://www.humboldt.edu/~serc/h2safety.html
    . Diakses sreg 2008-03-15.

Baca juga:   Arti Kata Molekul Dalam Kamus Bahasa Indonesia

Wacana semakin lanjur

  • (1989). “Chart of the Nuclides“. Fourteenth Edition. General Electric Company.
  • Ferreira-Aparicio, P; M. J. Benito, J. L. Sanz (2005). “New Trends in Reforming Technologies: from Hydrogen Industrial Plants to Multifuel Microreformers”.
    Catalysis Reviews
    47: 491–588.



  • Newton, David E. (1994).
    The Chemical Elements. New York, NY: Franklin Watts. ISBN 0-531-12501-7.



  • Rigden, John S. (2002).
    Hydrogen: The Essential Element. Cambridge, MA: Harvard University Press. ISBN 0-531-12501-7.



  • Romm, Joseph, J. (2004).
    The Hype about Hydrogen, Fact and Fiction in the Race to Save the Climate. Island Press. ISBN 1-55963-703-X.




    Author interview at Global Public Media.
  • Stwertka, Albert (2002).
    A Guide to the Elements. New York, NY: Oxford University Press. ISBN 0-19-515027-9.



Tabel periodik partikel kimia



edunitas.com


Tags (tagged): hidrogen, unkris, 2 diembunkan, cepat, mengandung banyak hidrogen, makin dari, 90, berdasarkan jumlah atom, 54 atom, sumber, tak diperbaharui lagipula, metana, salt, character, of lithium hydride, zeitschrift f, r, sentral aji-aji pengetahuan, eu food, fs, sfp addit flavor, flav15 en, pdf, diakses pada hidrogen, pusat ilmu, butir-butir

Data Lengkap

COVID-19 (Corona)


di

Marcapada

,
sendirisendiri Negara
,


masing-masing Perian





Indonesia

,


masing-masing Provinsi
,


tiap-tiap Kota





Jakarta

,


per Kecamatan
,


tiap-tiap Kelurahan


Corona
Aceh (NAD),
Sulawesi Kidul,
Sumatera Utara

Covid
Langsa,
Jeneponto,
Langkat,
Sawah Besar,
Kartini

(+ FAQ – Pertanyaan Jawab)


Kodepos Indonesia


https://m.kodepos.nomor.net


Ponten Kecukupan Gizi
(AKG)

Home

Tautan
Program Perkuliahan Pengusaha (Kuliah Online / Blended)


Pamrih dan Tujuan
Pendahuluan
Pendaftaran Mhs Baru

  • Persyaratan Calon Mahasiswa, Cara & Jadwal Pendaftaran
  • Beban Riset (Barang bawaan Nilai) & Lamanya Kuliah (Tahun Pidato)
Presentasi Beasiswa

  • Undang-Undang Nomor 12 Th 2012 tentang Pendidikan Tinggi = 323 kb (pdf)

Solusi Terbaik

Meningkatkan Pendapatan

Kumpulan / Jaringan Gerbang
JGU Cibitung Bekasi

Jaringan Portal Inferior Sore/Lilin lebah
Jaringan Portal Utama
Tulisan Bermutu


 ♝
Aceh Besar
 ♝
Aceh Jaya
 ♝
Amerika Lor
 ♝
Biografi
 ♝
Ilmu Butir-butir
 ♝
Malta
 ♝
Mahajana
 ♝
Melanesia
 ♝
Pahlawan Kebangsaan

 ♝
Pendidikan
 ♝
Teknologi


Corona
Aceh (NAD),
Sulawesi Selatan,
Sumatera Utara

Covid
Langsa,
Jeneponto,
Langkat,
Sawah Besar,
Kartini


Di Dalam Inti Atom Hidrogen Tidak Mengandung

Source: https://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3073-2962/Molekul-Hidrogen_23336_p2k-unkris.html