Harga Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar Dipengaruhi Oleh.
Amatan Faktor-faktor nan Mempengaruhi Produksi Patung Tiang di Kecamatan Tegalalang Kabupaten Gianyar
budaya yang dimiliki. Perkembangan industri katai/kerajinan
arca
kayu
Pop Art di Desa
Tegalalang,
Kabupaten
Gianyar
menghadapi masalah klasik adalah kurangnya permodalan untuk membiayai upah tenaga kerja, pembelian bahan mentah, dan biaya operasional lainya. Plong mulanya para pengrajin ini melakukan titipan
patung
dari sentra pabrik lainya. kondisi tersebut ternyata kurang memberikan peningkatan perekonomian terhadap pengrajin itu sendiri karena keuntungan dan ongkos kerja menjadi rendah dalam proses penerimaan proyek. Maka dari itu karena itu timbulah ide kreatif nan di tuangkan melalui kreatifitas para pengrajin bikin membuat dan menjualnya langsungmaupun dengan memercayakan
patung–patung
mereka di artshop– artshop seperti di daerah Ubud, Kuta, Sanur, dan lain lain. Pada tahun 1990-an industri kerajinan
reca
tegalalang
ini mulai berbahagia manah mulai sejak wisatawan baik tempatan ataupun manca negara. Para wisatawan dari manca negara tiba membeli langsung ke
tegalalang, sehingga usaha ini berkembang dengan pesat. Jumlah penduduk
tegalalang
nan beralih profesi menjadi pengrajin semakin banyak. Mulailah bermunculan toko-toko kerajinan di sepanjang
tegalalang. Perajin-perajin yang mempelopori propaganda kerajinan ini mulai mengembangkan gerakan dengan tak kembali melakukan koteng setiap pesanan melainkan memberi pekerjaan dengan sistem antaran kepada pengrajin lainya.
Baca lebih lanjut
15 Baca kian lajut
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI DOMESTIK YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KERAJINAN KAYU DI KECAMATAN 1,2 UBUD KABUPATEN GIANYAR.
4. Berdasarkan hasil
analisis
di atas menunjukkan variabel tenaga kerja dengan nilai signifikasi 0.001 < 0.05 menunjukkan bahwa fungsionaris berpengaruh signifikan dan memiliki pengaruh positif terhadap ekspor kerajinan
papan
di
Kecamatan
Ubud. Hal ini berfaedah eskalasi jumlah tenaga kerja akan berimbas sreg ekspor, berarti jika ekspor meningkat maka dapat mencium kecepatan pengelolaan dalam proses
produksi. Apabila para eksportir meningkatkan kuantitas sida-sida maka
produksi
akan meningkat dan secara tidak langsung ekspor pun meningkat. Hasil penelitian ini kembali sesuai dengan penyelidikan Permata Sari (2015) kalau jumlah tenaga kerja semakin banyak akan meningkatkan
produksi
dan secara tidak langsung ekspor pun akan meningkat. Jadi secara tidak spontan interpolasi tenaga kerja akan meningkatnya
produksi
dan akhirnya juga meningkatkan ekspor.
Baca lebih jauh
21 Baca lebih lajut
Pengaruh Beberapa Faktor Terhadap Produksi Pabrik Kerajinan Arca Kayu di Kecamatan Abiansemal.
Industri kerajinan mempunyai kontribusi penting terhadap prekonomian Indonesia. Penggalian ini mempunyai tujuan, memahami apakah modal, camar duka kerja dan teknologi mempunyai supremsi trhadap
produksi
industri kerajinan
kayu
di
Kecamatan
Abiansemal
Kabupaten
Badung baik secara serempak ataupun secara sepotong-sepotong. Cak bagi itu digunakan
analisis
bidang regresi berganda dengan bantuan progam SPSS. Hasil
analisis
menunjukkan, secara berbarengan fleksibel modal, pengalaman kerja dan teknologi berkarisma signifikan terhadap
produksi
industri kerajinan
kayu
di
Kecamatan
Abiansemal
Kabupaten
Badung, dengan koefisien determinasi sebesar 59,50 tip nan berarti variasi alias menanjak turunnya hasil
produksi
kerajianan
kayu
di
Kecamatan
Abiansemal dipengaruhi secara bertepatan oleh variabel adil (modal, pengalaman kerja dan teknologi). Secara fragmentaris elastis modal, asam garam kerja dan teknogi berwibawa konkret dan signifikan terhadap
produksi
industri kerajinan
kayu
di
Kecamatan
Abiansemal
Kabupaten
Badung.
Baca selanjutnya
17 Baca kian lajut
Amatan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L.) di Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci
Pengkajian ini menggunakan
analisis
regresi linier berganda metode Ordinary Least Square (OLS) dalam menetukan
faktor–faktor
yang
mempengaruhi
produksi
singkong jalar. Adapun fleksibel bebasnya meliputi : luas lahan, tenaga kerja, total bibit, dan jumlah herbisida serta variabel terikatnya adalah
produksi
ubi jalar yang ada di
Kecamatan
Kayu
Aro
Kabupaten
Kerinci. Internal pengujian ini diharapkan menyempurnakan bebas semua asumsi nan disyaratkan. Diantaranya merupakan asumsi multikolineritas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan mormalitas. Dengan terpenuhinya asumsi tersebut, maka akan menghasilkan variabel pengira terbaik nan tidak bias atau disebut BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). Sebaliknya, jika terletak salah satu asumsi dalam model penebak tidak dapat terwujud maka dari itu khasiat yang diperoleh, maka keabsahan pendugaan model maupun pengujian postulat untuk pengembalian keputusan menjadi diragukan.
Baca seterusnya
10 Baca lebih lajut
Kajian Faktor-Faktor nan Mempengaruhi Penyerapan Fungsionaris dan Produktivitas Kerja Arca Kayu
Maksud investigasi ini untukmenganalisis dan mengetahui kontrol langsung modal, tingkat upah dan teknologi terhadap penyerapan tenaga kerja, pengaruh langsung modal, tingkat upah, teknologi dan penyerapan tenaga kerja terhadap produktivitas kerja, kontrol tak langsung modal, tingkat upah dan teknologi terhadap kapasitas kerja melalui penyerapan tenaga kerja.Penggalian ini dilakukan di
Kabupaten
Badung dengan responden pemanufaktur
patung
kayu
nan meliputi 6
Kecamatan
yaitu Abiansemal, Kuta, Kuta Paksina, Kuta Selatan, Mengwi dan Petang. Obyek penyelidikan ini menutupi modal, tingkat upah dan teknologi.Teknik sampling yang digunakan yaitu Proporsionate Stratified Random Sampling.Percontoh pengkhususan ini berjumlah 111 responden. Data dikumpulkan dengan cara observasi, temu ramah dan kuisioner. Data diolah dengan memperalat teknik
amatan
jalur path bikin menganalisis yuridiksi langsung antara variabel satu dengan variabel lainnya dan uji sobel menganalisis pengaruh tidak simultan melampaui variabel intervening.Hasil investigasi menunjukkan modal, tingkat upah dan teknologi berpengaruh postif dan berarti terhadap penyerapan tenaga kerja
reca
kayu.
Baca lebih lanjut
24 Baca lebih lajut
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Dagangan Olahan Kayu di Kabupaten Gianyar
Indonesia merupakan negara nan berkembang, nan lain terpisahkan berpangkal kegiatan perdagangan internasional salah satunya ialah kegiatan ekspor.
Kabupaten
Gianyar
adalah salah suatu daerah nan pun melakukan ekspor, riuk satu komoditas andalan adalah produk olahan
kayu. Penelitian ini bertujuan nan purwa buat menganalisis dan mencerna pengaruh kurs dollar Amerika Perseroan, kuantitas
produksi
dan tingkat inflasi terhadap ekspor barang olahan
gawang
Kabupaten
Gianyar
secara simultan dan parsial, serta buat menganalisis dan mengerti fleksibel mana nan berpengaruh dominan terhadap ekspor produk olahan
kayu
di
Kabupaten
Gianyar. Data nan dipergunakan kerumahtanggaan eksplorasi ini merupakan data sekunder dan data diperoleh bermula instansi yang terkait yakni Dinas Perindustrian dan Penggalasan
Kabupaten
Gianyar
serta Bank Indonesia. Kemudian data diselesaikan dengan teknik
kajian
regresi berganda nan sebelumnya dilengkapi dengan uji dugaan klasik. Hasil olah data dengan SPSS 17.0 memperoleh hasil bahwa secara bertepatan kurs dollar Amerika Serikat, jumlah
produksi
dan tingkat inflasi berpengaruh bermakna terhadap ekspor produk olahan
kusen
di
Kabupaten
Gianyar. Secara sepotong-sepotong kurs dollar Amerika Perseroan tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor barang olahan
tiang
di
Kabupaten
Gianyar, jumlah
produksi
berkarisma berwujud dan signifikan terhadap ekspor produk olahan
kayu
di
Kabupaten
Gianyar, tingkat inflasi lain berwibawa berfaedah terhadap ekspor barang olahan
kusen
di
Kabupaten
Gianyar. Besaran
produksi
merupakan luwes nan berpengaruh dominan terhadap ekspor produk olahan
kayu
di
Kabupaten
Gianyar.
Baca lebih lanjur
25 Baca lebih lajut
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI Kaspe ( Manihot esculanta )
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tandukan Raga,
Kecamatan
STM Hilir,
Kabupaten
Deli Serdang Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa kawasan ini sebahagian besar penduduknya ialah orang tani. Metode pengambilan sampel nan digunakan adalah Metode Sensus, yaitu seluruh populasi yakni sampel privat penelitian, dengan jumlah sampel yakni 30. Penelitian ini menggunakan
kajian
regresi dengan metode taksiran OLS (Ordinary Least Square).
13 Baca lebih lajut
Analisis Faktor-Faktor Produksi Lokal yang Mempengaruhi Ekspor Kerajinan Kayu di Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar
Kerajinan
kayu
Kabupaten
Gianyar
merupakan salah satu berbunga komoditi primadona kerajinan tangan nan menembus pasar ekspor. Meningkatnya skor
produksi
akan tetapi belum dikembangkan secara optimal
faktor
produksinya. Salah satunya industri kerajinan
kayu
di
Kecamatan
Ubud yang sudah mencapai pasar global. Pendalaman ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh secara langsung maupun tidak langsung tenaga kerja, modal dan sasaran konvensional terhadap ekspor melangkahi
produksi
kerajinan
kayu
di
Kecamatan
Ubud. Investigasi ini menggunakan data primer dengan sampel yang diambil sebanyak 89 unit usaha. Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan kuisioner. Teknik
analisis
dalam eksplorasi ini adalah
kajian
sagur. Bersendikan hasil
analisis
yang ditemukan bahwa Tenaga Kerja, Modal, Bahan Lumrah berpengaruh positif terhadap
Produksi. Tenaga Kerja, Modal,
Produksi
berpengaruh positif terhadap Ekspor. Bahan Seremonial berpengaruh negatif dan berjasa terhadap Ekspor.
Produksi
merupakan variabel mediasi dalam kontrol tidak bersama-sama tenaga kerja, modal dan bahan baku terhadap ekspor.
Baca lebih jauh
21 Baca lebih lajut
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Antah di Kabupaten Langkat
Ada sejumlah masalah yang berkaitan dengan kondisi perberasan di
Kabupaten
Langkat, pertama umumnya luas garapan petambak di
Kabupaten
Langkat hanya tinggal sekitar 20%., kedua seputar tujuh puluh persen pekebun antah terjadwal golongan masyarakat miskin dan berpendapatan rendah. Ketiga hampir seluruh petani gabah adalah jala consumer beras dan keempat galibnya pendapatan berbunga gerakan bersawah antah hanya sebesar tiga puluh komisi dari total pendapatan keluarga. Dengan kondisi ini pemerintah pelalah dihadapkan puas posisi rumit, suatu sisi pemerintah harus menyediakan beras dengan harga yang terjangkau oleh mahajana, dan disisi lain pemerintah
Baca lebih lanjut
9 Baca lebih lajut
Analisis FAKTOR-FAKTOR Nan MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SOLOK.
Dengan adanya penulisan ini maka diharapkan kita bisa memperoleh bayangan tentang
faktor–faktor
nan
mempengaruhi
produksi
padi di
Kabupaten
Solok. Kepentingan bagi notulis sendiri supaya nantinya bisa menjeput hikmah dan nilai maslahat bersumber hasil pengkhususan ini serta dikembangkan sreg spirit masa yang akan hinggap, serta melatih kemampuan penulis dalam menganalisa kebobrokan beralaskan fakta dan data yang tersedia yang disesuaikan dengan pengetahuan yang diperoleh selama kuliah.
22 Baca lebih lajut
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Terwelu di Kabupaten Karo
Penelitian tak yang dijadikan rujukan adalah penekanan nan dilakukan oleh Ida Ayu Putu Parwati (Balai Pendalaman Teknologi Bali) dengan tajuk Pendapatan dan
Faktor–Faktor
yang
Mempengaruhi
Produksi
Propaganda Ternak Kambing dengan Laserpunktur. Dengan hasil
analisis
bahwa luwes objektif : harga bibit, harga HMT, harga pati, harga anak wedus, litter size dan penyerempakan birahi (dummy) secara parsial berpengaruh faktual terhadap luwes dependen (produksi) pada tingkat kesalahan 1%. Sementara itu jumlah ternak yang dipelihara, umur indung, dan upah tenaga kerja bukan berpengaruh nyata terhadap laur dependen (produksi) pada tingkat kesalahan 1%.
Baca lebih lanjut
15 Baca makin lajut
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi
Variabel pestisida memiliki nilai t-hitung sebesar 2,260 > nilai t–grafik 1,296 maka hipotesis masin lidah. Kejadian ini berjasa bahwa pestisida berpengaruh nyata dan berjasa secara parsial terhadap
produksi
cokelat di
Kabupaten
Dairi pada tingkat kepercayaan 95 persen. Terbit nilai koefisien pestisida menunjukkan tingkat elastisitas terhadap
produksi
cokelat bersifat inelastis. Dalam hal ini disebabkan karena orang tani sudah lalu melakukan pengendalian organisme pengganggu tanaman berupa gulma, hama dan penyakit tanaman yang bisa memepengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pohon dengan baik, secara kodrati dapat
mempengaruhi
produksi
cokelat. Segara kecilnya
produksi
cokelat
mempengaruhi
penerimaan penanam cokelat.
Baca bertambah lanjut
90 Baca kian lajut
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi
Di
Kecamatan
Sidikalang terdapat berbagai fasilitas kesehatan seperti Kondominium Sakit Umum, 2 biji pelir Puskesmas, 10 unit Pengapit 47 Posyandu yang menyebar di 13 desa/ kelurahan. Bakal seluruhnya fasilitas kesehatan ini dilayani oleh sinse dan tenaga medis lainya. Rumah Guncangan Awam di
kecamatan
ini rani di Kelurahan Batang Beruh, dan Kelurahan Kota Sidikalang. Flat Sakit Umum ini berfungsi cak bagi melayani kebugaran regional yang tidak dapat ditanggulangi oleh Puskesmas maupun Puskesmas Kepercayaan. Fasilitas kebugaran lainnya di
Kecamatan
Sidikalang ini selain fasilitas kesegaran yang diuraikan diatas terletak 14 buah apotik dan 6 buah apotik dan 11 buah praktek dokter. Secara umum fasilitas kesehatan ini berfungsi lakukan meningkatkan kesehatan puas masyarakat privat bidang kesehatan nan menyangsang terapi, penangkalan dan pembasmian kebobrokan.
Baca lebih lanjut
96 Baca lebih lajut
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Gabah Sawah di Kecamatan Dumoga
Wilayah Dumoga telah lama dikenal andai daerah jelapang beras lakukan
Kabupaten
Bolaang Mongondow dan Provinsi Sulawesi Lor puas kebanyakan.
Produksi
padi/beras yang dihasilkan buat ketika ini lebih banyak dipasarkan untuk kebutuhan domestik provinsi khususnya Kota Manado dan sekitarnya. Secara awam kondisi sumberdaya di atas sangatlah menunjang dalam pelaksanaan Dumoga ibarat area agropolitan. Namun sebagai provinsi yang awalnya hanya berkembang sebagai daerah pedesaan dengan didominasi oleh aktivitas pertanian, maka fasilitas-fasilitas penunjang yang bercirikan kota sebagaimana kemudahan halte ataupun jaringan prasarana jalan laksana akses ke sentra-sentra
produksi
sekitarnya karuan saja masih tekor. Karena itu kondisi sarana alias prasarana penunjang perlu berbahagia perasaan khusus, mengingat pentingnya pengembangan pembangunan ekonomi berbasis pertanian sreg negeri tersebut.
Baca bertambah lanjut
15 Baca lebih lajut
Faktor – Faktor Nan Mempengaruhi Produksi Ubi ( Manihot esculanta )
Ubi
kayu
segar memiliki nilai ekonomi yang sangat rendah pada saat penuaian raya, karena itu perlu suatu upaya meningkatkan kredit tambah (added value) dari ubi
tiang
dengan menggembleng menjadi beranekaragam komoditas. Alternatif penggarapan pongkol ubi
kayu
yang madya digalakkan maka itu pemerintah yakni pengolahan pangkal pohon ubi
gawang
menjadi abuk kaspe
kayu. Debu ubi
kusen
(kasava) adalah abuk nan dihasilkan dari pembasmian (penepungan) umbi ubi
gawang
yang telah dikeringkan. Dan dapat diolah menjadi beragam bentuk produk pengunci juga bagaikan substitusi terigu serta dapat digunakan menjadi salah satu komoditi ekspor alias bahan protokoler industri.
Baca makin lanjut
81 Baca kian lajut
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI Tetek SAPI PERAH DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI.
pemerahan susu pada binatang piaraan banyak memerlukan air, dalam sehari dilakukan 2 kali pemerahan yaitu pagi dan senja, privat setiap pemerahan diperlukan sekurang-kurangnya 10 liter air cak bagi menghasilkan rata 8 – 12 liter susu. Maka itu karena itu harus disediakan air minum yang banyak diberikan dua bisa jadi sehari, semoga bisa memproduksi susu makin tinggi. Dengan demikian
faktor
tersedianya air bakal makan, minum dan mandi dulu mutlak diperlukan Buat diperlukan bakal perturutan dan pengembangan persuasi tersebut (Propaganda Agraris,1995). Dalam proses
produksi
susu sapi perah terwalak
faktor
yang mempengaruhinya yaitu
faktor
bodi : Air, kesuburan, petak, lokasi, kesuburan tanah dan non fisik adalah tenaga modal, bibit induk sapi, luas lahan, ketrampilan dan pendidikan serta karakteristik peternak. Tentang
faktor
fisiknya adalah kesuburan petak, air, temperatur, dan lokasi.
Faktor
non bodi tinggal berkarisma n domestik proses
produksi
tetek sapi perah. Bibt induk sapi dan tenaga modal merupakan
faktor
penting, karena
faktor
tersebut penentu dalam proses produks, luas lahan pun berpengaruh karena lahan adalah penyedia perut bagi peliharaan yaitu rumput. Para peternak umumnya memiliki persil kerjakan ditanami rumput guna memenuhi kebutuhan rahim bagi piaraan. Kesigapan peternak adalah
faktor
kerumahtanggaan proses
produksi
karena keterampilan menentukan hasil berpokok pemerahan susu tersebut.
Baca selanjutnya
26 Baca lebih lajut
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Ubi belanda Di Kecamatan Timang Gajah Kabupaten Bener Meriah
Penyelidikan ini dilakukan di
Kecamatan
Timang Gajah
Kabupaten
Bener Meriah.
Kecamatan
Timang Gajah merupakan salah satu pembentuk kentang di
Kabupaten
Bener Meriah.
Kecamatan
Timang Gajah memiliki 30 desa, kemudian dipilih 2 desa yaitu Desa Pandan Pediangan dan Desa Bukit Mulie dengan pertimbangan karena hanya keduadesa tersebut nan membudidayakan tanaman ubi belanda. Objek Riset yaitu pembajak yang melakukan usahatani kentang di Desa Pandan Pediangan dan Desa Giri Mulie. Ruang skop penelitian ini adalah menganalisis
faktor–faktor
nan
mempengaruhi
produksi
kentang di
Kecamatan
Timang Gajah
Kabupaten
Bener Meriah.
Baca lebih lanjut
12 Baca makin lajut
Amatan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Batu Merah di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa
Internal setiap kegiatan
produksi, modal dapat diklasifikasikan sebagai tulang beragangan kekayaan, baik nyata uang maupun barang nan digunakan untuk menhasilkan sesuati baik secara spontan maupun enggak simultan dalam proses
produksi
batu merah. Dalam kunci Sadono Sukirno (2004), Modal boleh dibagi menjadi dua yakni modal tetap adalah modal yang digunakan dalam proses
produksi
yang dapat digunakan beberapa boleh jadi meskipun balasannya barang modal itu habis juga, saja tak sama sekali diserap internal hasil. Contohnya kendaraan pengangkut batu merah, alat pencetak batu merah dan perlengkapan penggali batu biram. Modal bersirkulasi adalah komoditas yang digunakan dalam proses
produksi
contohnya bahan mentah, objek bakar dll. Semakin ketatnya persaingan industri, maka modal n kepunyaan khasiat terdepan bagi
produksi
batu merah. Schwiedland internal Riyanto (1997) modal itu menghampari modal internal bentuk uang (geldkapital), alias privat bentuk dagangan (sachkapital).
Baca selanjutnya
102 Baca makin lajut
Harga Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar Dipengaruhi Oleh
Source: https://123dok.com/title/analisis-faktor-mempengaruhi-produksi-kecamatan-tegalalang-kabupaten-gianyar