Landasan Hukum Seseorang Memasuki Masjid Menggunakan Pakaian Yang Indah Adalah

By | 15 Agustus 2022

Landasan Hukum Seseorang Memasuki Masjid Menggunakan Pakaian Yang Indah Adalah.

Pakaian terbaik cak bagi shalat bukan sonder aturan.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA — Andai tiang agama, shalat menjadi kendaraan untuk mendekatkan diri hamba kepada Tuhannya.  Rukun Selam kedua ini adalah kewajiban yang dilaksanakan lima kali dalam satu hari.

Seorang Muslim pun diminta cak bagi melingkarkan busana terbaik nan dimilikinya momen mengamalkan shalat. Almalik SWT pun secara khas berfirman tentang keutamaan berpakaian dalam ibadah terdahulu ini. “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang sani setiap (memasuki) musala. Makan dan minumlah, dan jangan sesak-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-individu yang berlebihan.” (QS Al Araf: 31).

Sebelum turunnya ayat ini, kabilah kafir Quraisy beribadah dengan berpukas. Mereka menjalankan tawaf merubung Ka’bah minus berpakaian. Majelis Tarjih Muhammadiyah dalam Wawancara Agama Jilid 2 mengutip tafsir Al Maraghi, yang menyebutkan riwayat Abdullah bin Hamied dari Sa’ied bin Jubair.

Riwayat itu mengobrolkan, dahulu banyak orang melakukan tawaf dengan kejadian telanjang bulat. Mereka bersabda, “Kami tak bertawaf dengan pakaian yang kami gunakan untuk melakukan dosa. Maka datanglah seorang wanita dengan melepas pakaiannya dan melakukan tawaf serta menaruh tangannya untuk menutup kemaluannya seraya berbicara: ‘Perian ini kelihatan sebagian atau seluruhnya, maka yang tampak pun tidak aku bebaskan’.”

Turunnya perintah untuk mengenakan pakaian terbaik saat ke masjid disebut merupakan respons atas kelakukan sosok Quraisy puas masa lalu. Pakaian terbaik bagi shalat bukan tanpa aturan. Terserah sejumlah patokan gaun yang bisa dikenakan koteng Orang islam untuk melaksanakan shalat. Permulaan, shalat harus dilakukan dengan gaun nan menudungi alat vital.

Terdapat perbedaan batasan aurat bikin Mukmin lelaki dan nona. Bakal Muslim pria, terserah perbedaan para ulama internal menentukan alat vital. Pertama, golongan yang menjadikan paha, pusar, dan lutut pria bukan termasuk aurat.

Baca juga:   Apa Yang Sebaiknya Dilakukan Setelah Mengetahui Komputer Anda Terinfeksi Virus

Dari Anas RA, “Nabi saw mengungkapkan pada saat Khaibar kain sarungnya sehingga terbuka pahanya, sebatas aku dapat melihat pahanya yang berwarna jati.” (HR Ahmad dan Bukhari). Riwayat lain juga menyingkapkan, Rasulullah ikatan menyingkapkan pahanya ketika menyandang Umar kacang Khattab dan Abu Bakar As Shiddiq. Doang, Rasulullah SAW menutup pahanya saat cak semau Utsman bin Affan. Alasannya, yakni Utsman adalah orang yang munjung dengan rasa malu. (HR Ahmad).

Berikutnya, untuk pendapat yang menyatakan bahwa paha, pusar, dan lutut yakni aurat. Terbit Muhammad bin Jahsy bersuara, “Rasulullah saw melampaui ma’mar sementara kedua pahanya tersingkap, beliau bersabda: ‘Duhai Ma’mar tutuplah kedua pahamu karena pukang itu adalah aurat’.” (HR Ahmad, Hakim, dan Bukhari). Hadis lain lagi secara tersirat mengekspos serupa itu. Apa yang suka-suka di antara pusar dan lutut adalah genitalia. (HR Al Wasit)

Dalam konteks aurat lanang internal shalat, mayoritas ulama berpendapat bahwa adam harus menutup aurat hingga di bawah lutut dan sebelum ain suku. Momen shalat, Rasulullah SAW menyarungkan rok longgar seperti gamis sehingga tidak membentuk lekuk tubuh.

Meski demikian, Hadis Riwayat Bukhari Muslim terbit Jabir mengatakan, “Bahwasanya Utusan tuhan SAW pernah shalat dengan sehelai kain, beliau selendangkan ke pundak.” Hanya, Ketua Pusat Kajian Hadis Luthfi Fathullah mengklarifikasi, segala nan dilakukan Rasulullah dalam konteks saat itu peristiwa ekonomi sedang rumpil.

Karena itu, pakaian tersebut lain relevan jika dikenakan dalam kondisi saat ini. Bagi penutup aurat bagi suku bangsa perempuan, Allah SWT  memerintahkan kepada perempuan beriman agar mengenakan jilbab.  “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memiara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali nan (biasa) nampak bersumber padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan reja kudung ke dadanya,…” (QS An Cahaya 31).

Baca juga:   Hidup Sehat Adalah Suatu Cara Atau Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup Dengan Memperhatikan

Akan halnya batasannya, Rasulullah SAW pernah menjelaskan, semua jasmani kuntum itu tertutup kecuali wajah dan telapak tangan. Ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Abu Dawud. “Duhai Asma! Sesungguhnya wanita seandainya telah baligh maka tidak boleh nampak terbit anggota badannya kecuali ini dan ini (ia mengisyaratkan ke muka dan jejak kaki tangan).” (HR Abu Dawud, No 4104 dan al-Baihaqi, no 3218.

Bagaimana dengan warna pakaian? Ustaz Luthfi mengatakan, shalat minimum bagus dengan gaun berwarna putih. Apa yang disampaikan Ustaz Luthfi sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

Dari Samurah polong Jundab ra, sesungguhnya Rasulullah SAW bercakap, “Pakailah maka itu kalian dari pada pakaian-baju kalian nan berwarna putih. Karena sesungguhnya pakaian berwarna steril itu adalah pakaian yang minimum suci dan yang terbaik, dan kafanilah dengannya orang yang meninggal di antara kalian.” (HR an-Nasa’i, at-Tirmidzi, Ahmad bin Hambal, al-Baihaqi,at-Thabrani, Ibnu Majah, Bani Syaibah, dan Malik).

Hikmah perintah Sang pencipta SWT bagi mengenakan pakaian nan terbaik saat memasuki masjid untuk menyiapkan diri hendaknya khusyuk dalam shalat. Sungguh masuk akal saat Allah meminta kita untuk mengenakan pakaian nan bersih dan mulia saat masuk ke masjid.

Tidakkah mengalungkan rok terbaik saat diundang Sang Pencipta demi mengangkat kehormatan si hamba? Bandingkan momen kita hendak menghadiri undangan pemimpin setingkat lurah maupun camat. Detik menghadiri resepsi akad nikah pun, kita terbiasa untuk menyarungkan pakaian terbaik. Wallahu A’lam.

sendang : Dialog Jumat Republika

Landasan Hukum Seseorang Memasuki Masjid Menggunakan Pakaian Yang Indah Adalah

Source: https://www.republika.co.id/berita/po8hy7313/mengenakan-pakaian-terbaik#:~:text=%22Hai%20anak%20Adam%2C%20pakailah%20pakaianmu,QS%20Al%20Araf%3A%2031).