Langkah Pertama Apa Untuk Penamaan Rantai Bercabang Alkana.
Struktur kimia dari metana, alkana nan paling sederhana
Alkana
(juga dinamakan dengan
parafin) merupakan fusi kimia hidrokarbon jenuh asiklis. Alkana terjadwal campuran alifatik. Dengan alas kata lain, alkana yaitu suatu rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan distingtif. Rumus publik bak alkana yaitu CufukH2n+2. Alkana yang paling kecil sederhana yaitu metana dengan rumus CH4. Tidak ada batas berapa karbon yang dapat terikat bersama. Beberapa jenis patra dan wax yaitu teladan alkana dengan atom jumlah atom karbon yang agung, dapat lebih berpokok 10 atom karbon.
Setiap anasir karbon ada 4 ikatan (baik ikatan C-H atau ikatan C-C), dan setiap atom hidrogen teristiadat berikatan dengan elemen karbon (ikatan H-C). Suatu himpunan berusul zarah zat arang yang terangkai dinamakan juga dengan rumus kerangka. Secara umum, total elemen karbon dipergunakan sebagai mengukur berapa agung matra alkana tersebut (contohnya: C2-alkana).
Gugus alkil, biasanya disingkat dengan bunyi bahasa R, yaitu gugus fungsional, yang sebagaimana alkana, terdiri dari ikatan karbon spesifik dan elemen hidrogen, contohnya yaitu metil ataupun gugus etil.
Alkana bersifat tak sesak reaktif dan ada kegiatan biologi minus.
Daftar pokok
-
1
Klasifikasi struktur -
2
Keisomeran -
3
Atur stempel-
3.1
Rantai karbon lurus -
3.2
Kalung karbon bercabang -
3.3
Alkana siklik -
3.4
Stempel-keunggulan trivial
-
3.1
-
4
Ciri-ciri fisik-
4.1
Tabel alkana -
4.2
Tutul didih -
4.3
Daya hantar dan kelarutan
-
4.1
-
5
Sifat-aturan ilmu pisah-
5.1
Reaksi dengan oksigen (reaksi pembakaran) -
5.2
Reaksi dengan halogen -
5.3
Isomerisasi dan perbaikan -
5.4
Cracking
-
5.5
Reaksi lainnya
-
5.1
-
6
Terwalak puas-
6.1
Alkana plong jagat -
6.2
Alkana di bumi -
6.3
Puas babak biologi
-
6.1
-
7
Produksi-
7.1
Pengilangan minyak -
7.2
Fischer-Tropsch -
7.3
Persiapan laboratorium
-
7.1
-
8
Eksploitasi -
9
Transformasi di fragmen yang terkait -
10
Bahaya -
11
Lihat pula -
12
Bacaan -
13
Bacaan seterusnya
Klasifikasi struktur
Hidorkarbon tersaturasi dapat faktual:
- lurus (rumus awam
C
n
H2n + 2
), kerangka karbon membentuk rantai harfiah sonder terserah cabang - bercabang (rumus umum
C
n
H2n + 2
,
n
> 3), kerangka karbon utamanya suka-suka cabang-cabang - siklik (rumus masyarakat
C
ufuk
H2cakrawala
,
cakrawala
> 2), ujung-ujung susuk karbonnya berjumpa sehingga membentuk suatu siklus.
Menurut ciri utama mulai sejak IUPAC, 2 golongan permulaan di atas dinamakan alkana, sedangkan golongan nan ketiga dinamakan dengan sikloalkana.[1]
Hidrokarbon tersaturasi lagi dapat membentuk gabungan ketiga jenis rantai diatas, misalnya linear dengan siklik membuat polisiklik. Paduan sama dengan ini menengah dinamakan dengan alkana (biarpun tidak ada rumus awam), sepanjang tunak berupa asiklik (tidak begitu juga siklus).
Keisomeran
C4-alkana dan -sikloalkana yang farik-beda (kiri ke kanan):
falak-butana dan isobutana adalah 2 isomer C4H10; siklobutana dan metilsiklopropana yaitu 2 isomer C4H8.
Bisiklo[1.1.0]butana (C4H6) tak ada isomer; tetrahedrana (lain tertumbuk pandangan) (C4H4) sekali lagi bukan ada isomer.
Alkana dengan 3 zarah zat arang atau lebih dapat disusun dengan banyak varietas cara, menciptakan menjadikan isomer struktur yang berbeda-beda. Satu isomer, sebagai satu babak, mirip dengan anagram kimia, tapi berlainan dengan anagram, isomer dapat berisi jumlah komponen dan atom nan berbeda-beda, sehingga suatu senyawa kimia dapat disusun berbeda-beda strukturnya membuat kombinasi dan permutasi nan beraneka perbuatan. Isomer paling sederhana dari satu alkana yaitu ketika atom karbonnya terpancang plong rantai tunggal tanpa suka-suka simpang. Isomer ini dinamakan dengan
lengkung langit-isomer (ufuk
sebagai “normal”, penulisannya adakalanya tak dibutuhkan). Walaupun sejenis itu, rantai karbonium bisa juga bercabang di banyak letak. Probabilitas jumlah isomer akan meningkat tajam ketika kuantitas zarah karbonnya semakin agung.Contohnya:
- C1: tak ada isomer: metana
- C2: tak ada isomer: etana
- C3: tak ada isomer: propana
- C4: 2 isomer:
n-butana & isobutana - C5: 3 isomer: pentana, isopentana, neopentana
- C6: 5 isomer: heksana, 2-Metilpentana, 3-Metilpentana, 2,3-Dimetilbutana & 2,2-Dimetilbutana
- C12: 355 isomer
- C32: 27.711.253.769 isomer
- C60: 22.158.734.535.770.411.074.184 isomer, banyak di antaranya bukan stabil.
Atur nama
Atur tera IUPAC seumpama alkana didasarkan dari identifikasi kalung hidrokarbon. Kalung hidrokarbon tersaturasi, enggak bercabang karenanya dinamai berstruktur dengan imbuhan belakang “-ana”.[2]
Rantai zat arang lurus
Alkana rantai zat arang lurus biasanya dikenalo dengan awalan
falak-
(singkatan dari
biasa) saat tak ada isomer. Walaupun tak diwajibkan, tapi penamaan ini penting karena alkana kalung lurus dan rantai bercagak ada sifat nan berlainan. Misalnya
n-heksana atau 2- atau 3-metilpentana.
Bagian semenjak rantai lurus ini adalah:
- Metana, CH4
– 1 karbon dan 4 hidrogen - Etana, C2H6
– 2 karbon dan 6 hidrogen - Propana, C3H8
– 3 karbon dan 8 hidrogen - Butana, C4H10
– 4 karbon dan 10 hidrogen - pentana, C5H12
– 5 karbon dan 12 hidrogen - heksana, C6H14
– 6 carbon dan 14 hidrogen
Mulai dengan jumlah karbon mulai dari panca diberi cap dengan afiks besaran yang ditentukan IUPAC diakhiri dengan -ana. Contohnya antara enggak yaitu pentana, heksana, heptana, dan oktana.
Rantai karbon bercabang
Model dari isopentana (segel publik) atau 2-metilbutana (nama sistematik IUPAC)
Sebagai memberi etiket alkana dengan rantai bercabang dipergunakan langkah-persiapan berikut:
- Cari kalung atom karbon terpanjang
- Pasrah nomor pada rantai tersebut, dimulai berpunca ujung nan terdekat dengan cabang
- Pasrah nama pada silang-cabangnya
Nama alkana dimulai dengan nomor letak cabang, jenama simpang, dan nama rantai terdepan. Contohnya yaitu 2,2,4-trimetilpentana yang dinamakan juga isooktana. Kalung terpanjangnya adalah pentana, dengan tiga buah cagak metil (trimetil) pada karbon nomor 2, 2, dan 4.
Nama umum/trivial | n-pentana | isopentana | neopentana |
---|---|---|---|
Logo IUPAC | pentana | 2-metilbutana | 2,2-dimetilpentana |
Struktur |
![]() |
![]() |
![]() |
Alkana siklik
Sikloalkana yaitu hidrokarbon yang begitu juga alkana, tapi kalung karbonnya membentuk cincin.
Sikloalkana sederhana cak semau awalan “siklo-” perumpamaan membendakannya dari alkana. Pengemukaan sikloalkana dilihat dan diperhatikan dari berapa banyak unsur karbon yang dikandungnya, misalnya siklopentana (C5H10) yaitu sikloalkana dengan 5 elemen zat arang seperti pentana(C5H12), hanya saja plong siklopentana kelima atom karbonnya menciptakan menjadikan cincin. Situasi yang sejajar berlangsung sebagai propana dan siklopropana, butana dan siklobutana, dan lain-tidak.
Sikloalkana substitusi dinamai mirip dengan alkana substitusi – gelang-gelang sikloalkananya tunak ada, dan substituennya dinamai sesuai dengan posisi mereka plong cincin tersebut, pemberian nomornya mengikuti resan Cahn-Ingold-Prelog.[3]
Jenama-nama trivial
Keunggulan trivial (non-IUPAC) berbunga alkana yaitu “parafin.” Nama trivial berasal sintesis-senyawa ini biasanya diambil dari artefak-artefak memori. Segel trivial dipergunakan sebelum ada nama sistematik, dan sampai masa ini semenjana dipergunakan karena penggunaannya familier di industri.
Dapat dempang ditentukan jikalau nama parafin diambil dari industri petrokimia. Alkana rantai bercabang dinamakan
isoparafin. Penggunaan kata “paraffin” umpama sebutan secara masyarakat dan seringkali bukan membedakan antara senyawa jati dan campuran isomer dengan rumus kimia yang sama.
Bilang nama ini dipertahankan maka dari itu IUPAC
- Isobutana sebagai 2-metilpropana
- Isopentana ibarat 2-metilbutana
- Isooktana bak 2,2,4-trimetilpentana
- Neopentana sebagai 2,2-dimetilpropana
Ciri-ciri jasad
Tabel alkana
Alkana | Rumus | Noktah didih [°C] | Titik lebur [°C] | Komposit macam [g·cm3] (20 °C) |
Metana | CH4 | -162 | -183 | tabun |
Etana | C2H6 | -89 | -172 | tabun |
Propana | C3H8 | -42 | -188 | asap |
Butana | C4H10 | -138 | asap | |
Pentana | C5H12 | 36 | -130 | 0.626 (cairan) |
Heksana | C6H14 | 69 | -95 | 0.659 (cairan) |
Heptana | C7H16 | 98 | -91 | 0.684 (cairan) |
Oktana | C8H18 | 126 | -57 | 0.703 (cairan) |
Nonana | C9H20 | 151 | -54 | 0.718 (cairan) |
Dekana | C10H22 | 174 | -30 | 0.730 (cairan) |
Undekana | C11H24 | 196 | -26 | 0.740 (cairan) |
Dodekana | C12H26 | 216 | -10 | 0.749 (cairan) |
Ikosana | C20H42 | 343 | 37 | padat |
Triakontana | C30H62 | 450 | 66 | padat |
Tetrakontana | C40H82 | 525 | 82 | padat |
Pentakontana | C50H102 | 575 | 91 | padat |
Heksakontana | C60H122 | 625 | 100 | padat |
Titik didih
Titik lebur (biru) dan bintik didih (pink) plong 14 suku pertama
n-alkana, dalam satuan °C.
Fusi alkana mengalami tren van der Waals di antara molekul-molekulnya. Semakin agung gaya van der Waals di antara molekul-molekulnya, akibatnya semakin tinggi tutul didihnya.[4]
Ada penentu lain bagaikan menentukan berapa kepentingan kecenderungan van der Waals:
- jumlah elektron yang kerubung molekul, nan jumlahnya akan meningkat seiring dengan pelik molekul alkana
- luas latar molekul
Dengan master dan tekanan standar, fusi alkana dari CH4
sampai C4H10
berwujud gas; C5H12
sebatas C17H36
berwujud cairan; dan C18H38
ke atas maujud padat. Karena titik didih alkana ditentukan maka dari itu beratnya, balasannya bukanlah suatu hal yang mengajaibkan takdirnya titik didih alkana berbanding lurus dengan massa molekulnya. Titik didih alkana akan meningkat kebiasaan 20–30 °C misal setiap 1 atom karbon yang ditambahkan lega rantainya.[4]
Alkana rantai lurus akan cak semau titik didih yang lebih hierarki daripada alkana rantai bercabang karena luas permukaan kontaknya makin agung, alhasil kecenderungan van der Waals antar molekul juga makin agung. Contohnya yaitu isobutana (2-metilpropana) yang titik didihnya -12 °C, dengan n-butana (butana), yang titik didihnya 0 °C. Contoh lainnya yaitu 2,2-dimetilbutana yang recik didih 50 °C dan 2,3-dimetilbutana terkeluar didih 58 °C.[4]
Peristiwa ini disebabkan karena 2 molekul 2,3-dimetilbutana dapat saling berikatan makin patut daripada 2,2 dimetilbutana nan ada wujud kayu silang.
Konduktivitas dan kelarutan
Alkana tak menghasilkan elektrik dan tidak bisa dipolarisasi oleh wadah listrik. Sebagai argumen ini mengapa alkana tak membentuk koneksi hidrogen dan tak bisa berganduh dengan pelarut polar sebagai halnya hancuran.
Kelarutan alkana pada pelarut nonpolar lumayan layak, ciri-ciri yang dikenal dengan etiket lipofilisitas.
Massa jenis alkana akan kian seiring dengan lebihnya jumlah unsur karbon, tapi tetap akan lebih adv minim dari agregat keberagaman cairan. Maka, alkana akan berbenda di lapisan atas bila dicampur dengan cairan.
Kebiasaan-kebiasaan ilmu pisah
Secara awam, alkana yakni sintesis yang reaktivitasnya cacat, karena korespondensi C antar atomnya nisbi stabil dan bukan gampang dipisahkan. Tak seperti kebanyakan senyawa organik lainnya, paduan ini tak terserah gugus fungsional.
Senyawa alkana bereaksi sangat lemah dengan fusi polar alias fusi ion lainnya. Konstanta disosiasi senderut (pKa) berusul seluruh alkana nilainya diatas 60, yang berharga sukar sebagai bereaksi dengan bersut maupun basa (lihat karbanion). Sreg petro bumi, molekul-elemen alkana yang terkandung di dalamnya enggak mengalami perubahan kebiasaan sama sekali selama jutaan tahun.
Reaksi dengan oksigen (reaksi pembakaran)
Seluruh alkana dapat bereaksi dengan oksigen pada reaksi pembakaran, meskipun sreg alkana-alkana suku strata reaksi akan semakin musykil sebagai diterapkan seiring dengan jumlah zarah zat arang yang lebih. Rumus umum pembakaran merupakan:
- C
n
H2n+2
+ (1.5kaki langit+0.5)O2
→ (n+1)H2O +
kaki langitCO2
Ketika jumlah oksigen tak layak banyak, karenanya dapat pula membentuk karbon monoksida, seperti pada reaksi berikut ini:
- C
n
H(2falak+2)
+
nO2
→ (n+1)H2O +
nCO
Contoh reaksi, metana:
- 2CH4
+ 3O2
→ 2CO + 4H2O - CH4
+ 1.5O2
→ CO + 2H2O
Reaksi dengan halogen
Reaksi antara alkana dengan halogen dinamakan dengan reaksi “halogenasi ekstrem bebas”. Atom hidrogen puas alkana akan secara bertahap digantikan makanya atom-anasir halogen. Ekstrem belas kasihan ialah campuran yang ikut berpartisipasi privat reaksi, rata-rata menjadi campuran pada produk. Reaksi halogenasi merupakan reaksi eksotermik dan bisa menimbulkan ledakan.
Reaksi ini sangat berarti pada pabrik andai menghalogenasi hidrokarbon. Suka-suka 3 tahap:
- Pembaiatan: tajam halogen terlatih menempuh homolisis. Biasanya, diperlukan energi dalam wujud panas atau sinar.
-
Reaksi kalung
atau
Propagasi: radikal halogen akan mengabstrak hidrogen dari alkana seumpama takhlik radikal alkil. - Terminasi kalung: tahap dimana radikal-radikal bergabung.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa seluruh reaksi halogenasi bisa menghasilkan seluruh paduan isomer yang signifikan mengindikasikan atom hidrogen rentan terhadap reaksi. Atom hidrogen sekunder dan tersier biasanya akan tergantikan karena stablitas mencolok lepas sekunder dan tersier lebih memadai. Ideal dapat dilihat dan diperhatikan pada monobrominasi propana:[4]
Isomerisasi dan reformasi
Isomerisasi dan reformasi terserah proses pemanasan yang mengubah wujud alkana rantai verbatim dengan peristiwa katalis platinum. Plong isomerisasi, alkana rantai verbatim menjadi alkana rantai beranting. Puas restorasi, alkana kalung literal berganti menjadi sikloalkana maupun hidrokarbon aromatik, dengan hidrogen sebagai produk sampingan. Kedua proses ini akan meningkatkan bilangan oktan pada fusi yang dihasilkan.
Cracking
Cracking
akan memecah zarah agung menjadi unsur-molekul yang lebih kecil. Reaksi
cracking
boleh diterapkan dengan cara pemanasan alias dengan katalis. Cara
cracking
dengan pemanasan akan melibatkan mekanisme homolitik dengan pembentukan radikal pembebasan. Pendirian
cracking
dengan bantuan katalis biasanya melibatkan katalis asam, prosesnya akan mengakibatkan pemecahan perpautan heterolitik dengan menghasilkan ion yang muatannya berlainan. Ion yang dihasilkan umumnya kasatmata karbokation dan anion hidrida yang tidak stabil.
Reaksi lainnya
Alkana akan bereaksi dengan uap dengan bantuan katalis berupa nikel. Alkana juga dapat menempuh proses klorosulfonasi dan nitrasi sungguhpun membutuhkan kondisi khusus. Pembusukan alkana menjadi asam karboksilat juga bisa diterapkan dengan beberapa teknik khusus. Plong Reaksi reed, sulfur dioksida, klorin dan seri meniadakan hidrokarbon menjadi sulfonil klorida. Pukul rata nukleofilik dapat dipergunakan ibarat memisahkan alkana bersumber logam. Gugus alkil daris suatu campuran dapat dipindahkan ke senyawa lainnya dengan reaksi transmetalasi.
Terdapat puas
Alkana plong mayapada semesta
Metana dan etana yakni pelecok suatu komponen boncel dari atmosfer Yupiter.
Ekstraksi dari patra bumi, yang mengandung banyak komponen hidrokarbon, tersurat alkana.
Alkana ialah senyawa yang terwalak sreg bilang kecil dari atmosfer beberapa bintang beredar begitu juga Yupiter (0.1% metana, 0.0002% etana), Zohal (0.2% metana, 0.0005% etana), Uranus (1.99% metana, 0.00025% etana) dan Neptunus (1.5% metana, 1.5 ppm etana). Titan (1.6% metana), salah satu satelit dari Saturnus, sudah lalu diteliti makanya
Huygens
bahwa atmosfer Titan memangkalkan hujan metana secara ajek ke permukaan bulan itu.[5]
Di Titan juga dikenal terdapat satu argo yang menyemburkan asap metana, dan semburan bukit ini mengakibatkan banyaknya metana pada bentangan langit Titan. Selain itu, ditemukan oleh radar Cassini, terpandang juga cak semau beberapa telaga metana/etana di kawasan bandingan lor dari Titan. Metana dan etana juga dikenal terdapat pada fragmen ekor berpunca bintang berekor Hyakutake. Analisis kimia menunjukkan bahwa kemewahan etana dan metana hampir selevel banyak, dan peristiwa itu menunjukkan bahwa es metana dan etana ini terdidik di antara ruang antar bintang.
[6]
Alkana di manjapada
Gas metana (seputar 0.0001% atau 1 ppm) ada di ruang angkasa mayapada, diproduksi olwh organisme macam Archaea dan lagi ditemukan lega geladir sapi.
Perigi alkana nan paling penting yaitu lega gas dunia dan minyak bumi.[4]
Gas bumi mengandung metana dan etana, dengan sedikit propana dan butana, sedangkan patra bumi merupakan sintesis dari alkana cair dan hidrokarbon lainnya. Hidrokarbon ini terjaga dari jasad renik dan pohon (zooplankton dan fitoplankton) yang senyap, penghabisan terkubur di ki akbar, terpejam oleh pengendapan, dan berganti pasca- terkena seksi dan tekanan tinggi sejauh jutaan tahun. Gas mayapada terbentuk terbit reaksi di pangkal ini:
- C6H12O6
→ 3CH4
+ 3CO2
Alkana yang aktual padat dikenal laksana tar. Tar terbentuk momen senyawa alkana tak yang makin ringan lulus berpunca deposit/sumber hidrokarbon. Salah suatu endapan alkana padat dunia terbesar di bumi yakni danau aspal yang dikenal dengan tera Danau Pitch di Trinidad dan Tobago.
Metana kembali terdapat pada biogas yang diproduksi oleh binatang ternak. Biogas ini dapat menjadi sumber energi terbaharui di penutup hari.
Alkana dempet bukan bisa bercampur dengan cairan, jadi kandungannya dalam hancuran laut bisa diceritakan amat sedikit. Meski begitu, lega tekanan nan tinggi dan suhu rendah (seperti di limbung laut), metana bisa mengkristal dengan cairan sebagai membentuk padatan metana hidrat. Sungguhpun masa ini padatan ini sedang belum bisa dieksploitasi secara komersial, tapi energi pembakaran yang dihasilkan diperkirakan sepan agung. Karenanya berpangkal itu, metana yang diekstraksi dari metana hidrat dapat diasumsikan seumpama bahan bakar masa depan.
Pada babak ilmu hayat
- Bakteria dan archaea
Archaea Metanogenik sreg ampas sapi ini menghasilkan metana yang sungkap ke atmosfer bumi.
Sejumlah jenis archaea, misalnya metanogen, memproduksi metana dalam besaran agung momen memetabolisme karbon dioksida ataupun senyawa organik lainnya. Energi dilepas momen pengoksidasian hidrogen:
- CO2
+ 4H2
→ CH4
+ 2H2O
Produksi
Pengilangan patra
Seperti telah diceritakan sebelumnya, sumber alkana yang minimum berjasa ialah tabun mayapada dan minyak dunia.[4]
Alkana dipisahkan di lokasi pengilangan minyak dengan teknik distilasi fraksi dan diproses menjadi bermacam-macam produk, misalnya bensin, diesel, dan avtur…
Fischer-Tropsch
Proses Fischer-Tropsch yakni suatu kaidah umpama mensintesis hidrokarbon cair, termasuk alkana, bersumber karbon dioksida dan hidrogen. Pendirian ini dipergunakan misal memproduksi substitusi bersumber distilat minyak bumi.
Persiapan makmal
Sedikit sekali alkana nan dibuat dengan mandu disintesis di makmal karena alkana biasanya dijual masyarakat. Alkana juga yaitu sintesis yang non perseptif, pas secara ilmu hayat atau kimia. Saat alkana dibuat di laboratorium, lazimnya alkana yaitu produk samping dari reaksi. Ibarat contoh, penggunaan
n-butillitium sebagai basa akan menghasilkan produk sertaan t-butana:
- C4H9Li + H2Ozon → C4H10
+ LiOH
Alkana maupun gugus alkil dapat dibuat dari alkil halida pada reaksi Corey-House-Posner-Whitesides. Deoksigenasi Barton-McCombie[7]
[8]
akan memecah gugus hidroksil berusul alkohol sehingga reaksinya akan maujud:
dan rabat Clemmensen[9]
[10]
[11]
[12]
akan bersimpang gugus karbonil dari aldehida dan keton sebagai membentuk alkana atau campuran dengan gugus alkil, misalnya:
Penggunaan
Penggunaan alkana sudah dapat dikenal dengan pas makanya khalayak. Pemakaian alkana galibnya dikelompokkan berlandaskan jumlah atom karbonnya. Empat alkana permulaan dipergunakan galibnya misal kebutuhan memasak dan pemanasan, di beberapa negara juga sebagai mata air pengobar listrik. Metana dan etana ialah komponen utama pada tabun dunia dan biasanya diangkut dalam wujud cairan, dengan cara dikompresi lebih lagi dahulu dan gas didinginkan.
Propana dan butana bisa dicairkan dengan tekanan sedikit. Propana dan butana masyarakat dijumpai pada elpiji dan juga dipakai sebagai propelan (zat pendorong) pada cacian aerosol. Butana juga ditemukan puas pemantik rokok cairan.
Dari pentana hingga oktana adalah alkana nan ada wujud cairan. Alkana ini umum dipergunakan bagaikan mangsa bakar bensin misal mesin mobil. Alkana rantai bercabang lebih diutamakan karena cenderung lebih bukan gampang tersulut daripada alkana kalung lurus. Sasaran bakar yang gampang tersulut akan menimbulkan ketukan lega mesin yang dapat merusak mesin. Kualitas incaran bakar dapat diukur dengan bilangan oktan bahan bakar itu, dimana bilangan oktan ditentukan terbit berapa uang kandungan 2,2,4-trimetilpentana (isooktana) pada alamat bakar (bahan bakar yang suratan oktannya 98 berfaedah mengandung 98% isooktana, sisanya merupakan heptana). Selain dipergunakan sebagai target bakar, alkana-alkana ini lagi dipakai sebagai pelarut sebagai fusi nonpolar.
Alkana dari nonana sampai heksadekana (16 atom karbonium) adalah alkana ada wujud cairan dengan viskositas yang kian tinggi, dan bukan dipergunakan pada bensin. Alkana jenis ini biasanya dipergunakan pada mangsa bakar diesel dan alamat bakar penerbangan. Kualitas bahan bakar diesel diesel bisa ditentukan dengan agungnya bilangan cetana (cetana adalah nama lama sebagai heksadekana). Alkana spesies ini ada titik didih yang tinggi, dan akan mengakibatkan masalah bila temperatur udara bersisa rendah, karena bahan bakar akan semakin mengental sehingga terik mengalir.
Alkana semenjak heksadekana kebelakang biasanya yaitu komponen pada minyak bakar dan pelumas. Beberapa varietas alkana ini pula dipergunakan sebagai zat anti korosif karena sifatnya nan hidrofobik.
Alkana dengan kuantitas karbonium 35 ataupun lebih ditemukan pada bitumen (aspal) nan dipakai bak melapisi jalan. Selain itu, karena nilainya lagi rendah, alhasil alkana-alkana macam ini biasanya dipecah menjadi alkana yang lebih kecil dengan kaidah
cracking.
Beberapa polimer sintetis sebagai halnya polietilena dan polipropilena yaitu alkana yang terdiri dari ratusan atom karbon. Material-material ini rata-rata dikenal sebagai plastik dan setiap tahunnya diproduksi milyaran kilogram di dunia.
Transformasi di babak nan tersapu
Ketika dibebaskan ke adegan yang terkait, alkana lain akan mengalami biodegradasi yang cepat, karena alkana tak suka-suka gugus keistimewaan (seperti hidroksil maupun karbonil) yang diperlukan oleh banyak organisme seumpama memetabolisme senyawa ini.
Meski begitu, ada sejumlah mikroba yang dapat memetabolisme beberapa alkana dengan pendirian mengoksidasi zarah karbonium terminal. Hasilnya merupakan alkohol, yang dapat dioksidasi lagi menjadi aldehida, dan dioksidasi pula menjadi asam karboksilat. Hasil yang belakang sekalinya yang berupa asam lemak dapat dimetabolisme menuntut ganti rugi proses kemerosotan bersut lemak.
Bahaya
Metana bersifat eksplosif (mudah menyalak) ketika bercampur dengan udara (1 – 8% CH4). Alkana kaki rendah lainnya juga gampang meletus apabila bersatu dengan udara. Alkana suku rendah yang ada wujud cairan sangat gampang hangus. Pentana, heksana, heptana, dan oktana digolongkan sebagai sintesis yang
berbahaya untuk fragmen yang terkait
dan
beracun. Isomer kalung lurus dari heksana bersifat neurotoksin. Alkana dengan halogen, seperti kloroform, pula bisa bersifat karsinogenik.
Tatap juga
- Daftar alkana
- Alkena
- Alkuna
- Sikloalkana
- Perengkahan
Wacana
-
^
International Union of Pure and Applied Chemistry. “alkanes”.
Compendium of Chemical Terminology
Internet edition. -
^
IUPAC, Commission on Nomenclature of Organic Chemistry (1993). “R-2.2.1: Hydrocarbons”.
A Guide to IUPAC Nomenclature of Organic Compounds (Recommendations 1993). Blackwell Scientific. ISBN 0632034882. Retrieved 12 February 2007.
-
^
William Reusch. “Nomenclature – Alkanes”.
Virtual Textbook of Organic Chemistry
. http://www.cem.msu.edu/~reusch/VirtualText/nomen1.htm.
-
^
a
b
c
d
e
f
R. T. Morrison, R. N. Boyd (1992).
Organic Chemistry
(6th ed.). New Jersey: Prentice Hall. ISBN 0-13-643669-2.
-
^
Titan: Arizona in an Icebox?, Emily Lakdawalla, 21 January 2004, verified 28 March 2005 -
^
Mumma, M.J.; Disanti, M.A., dello Russo, Tepi langit., Fomenkova, M., Magee-Sauer, K., Kaminski, C.D., and D.X. Xie (1996). “Detection of Abundant Ethane and Methane, Along with Carbon Monoxide and Water, in Comet C/1996 B2 Hyakutake: Evidence for Interstellar Origin”.
Science
272
(5266): 1310. Bibcode:1996Sci…272.1310M. doi:10.1126/science.272.5266.1310. PMID 8650540.
-
^
Barton, D. H. R.; McCombie, S. W. (1975). “A new method for the deoxygenation of secondary alcohols”.
J. Chem. Soc., Perkin Trans. 1
(16): 1574–1585. doi:10.1039/P19750001574.
-
^
Crich, David; Quintero, Leticia (1989). “Radical chemistry associated with the thiocarbonyl group”.
Chem. Rev.
89
(7): 1413–1432. doi:10.1021/cr00097a001.
-
^
Martin, E. L.
Org. React.
1942,
1, 155. (Review) -
^
Buchanan, J. G. St. C.; Woodgate, P. D.
Quart. Rev.
1969,
23, 522. (Review) -
^
Vedejs, E.
Org. React.
1975,
22, 401. (Review) -
^
Yamamura, S.; Nishiyama, S.
Comp. Org. Syn.
1991,
8, 309-313.(Review)
Referensi bertambah lanjut
- Virtual Textbook of Organic Chemistry
Gugus kekuatan |
|
---|---|
Asil halida · |
Alkana |
|
---|---|
Metana (CH4 |
|
Alkana suku tinggi · |
Langkah Pertama Apa Untuk Penamaan Rantai Bercabang Alkana
Source: http://p2k.unkris.ac.id/eng/3065-2962/Alkana_21764_dharmaandigha_p2k-unkris.html