Mengapa Mesopotamia Dianggap Sebagai Tempat Lahirnya Kebudayaan.
- Alastair Sooke
- BBC Culture
Sendang lembaga,
RMN-Grand Palais/Musée du Louvre/Stephane Olivier
Keterangan bagan,
Negeri Mesopotamia nyana-kira sebagai halnya Irak kini, tapi kembali mencakup fragmen dari Suriah dan Turki.
Ide akan Mesopotamia mutakadim memabukkan Barat selama berkurun-kurun. Alastair Sooke menyibuk kebudayaan yang menjadi perigi terbentuknya budaya modern.
“Semua orang sudah mendengar Taman Gantung Babilonia, Menara Babel, Nebukadnezar dan Banjir,” introduksi Ariane Thomas, seorang kurator di episode benda antik Timur Tengah di Louvre. “Kaprikornus, Engkau lihat seorang, kita sudah sangat familiar dengan Mesopotamia, kian berpangkal apa yang disangka hamba allah.”
Kami sedang berdiri di depan pameran Album Dimulai di Mesopotamia, sebuah pameran nan menyampaikan dempang 500 sasaran di silang Louvre di daerah tingkat di utara Prancis, Lens.
Pameran ini mencaplok 3.000 perian sejarah Mesopotamia (sebuah kewedanan yang luasnya nyana-sangka sama dengan Irak hari ini), dimulai semenjak penemuan tulisan di penutup abad 4 SM, dan berjarak pada 331 SM, dengan penaklukkan Iskandar nan Agung atas Babilonia.
Ada banyak artefak ki kenangan menghela selain juga karya seni, begitu juga arca pualam dari seputar 2250 SM yang mengedepankan sendiri pejabat nan sedang duduk, mengenakan rok dengan motif rumit, dengan brewok, kepala yang tercukur, dan mata bercat biru memukau pecah lapis lazuli.
Galeri pertama intern pameran itu men ‘kreasi ulang’ Mesopotamia lega abad 19, ketika para arkeolog mulai melakukan penggalian di Timur Tengah.
Mereka ingin menemukan bukti kian jauh akan kekaisaran Assyria dan Babilonia di Mesopotamia, yang saat itu, makin banyak diketahui sangat teks dari Injil atau referensi-teks klasik.
Sumber susuk,
RMN-Grand Palais/Musée du Louvre/Raphael Chipault
Pengumuman gambar,
Ebih-Il nan sedang beribadat adalah patung pecah periode Sumeria nan menggambarkan seorang pria dari batu pualam sedang duduk dengan mata yang terbuat pecah lapis lazuli.
Tak sahaja mereka menemukan lokasi ibu ii kabupaten Assyria, Khorsabad, beberapa kilometer di timur laut Mosul di Irak utara, mereka pula menemukan peradaban Sumeria nan terlupakan, yang dulunya mendominasi bagian selatan kawasan tersebut.
Ide akan Mesopotamia kemudian dengan cepat memabukkan Barat.
“Mesopotamia menjadi korban imajinasi Eropa karena makhluk melihat fungsi kekaisaran nan ditampilkan lampau pencitraan yang bisa mereka pahami,” pembukaan Paul Collins dari Museum Ashmolean Oxford, nan ki akal barunya, Mountains and Lowlands: Ancient Iran and Mesopotamia, diterbitkan November lalu.
“Dan karuan doang, Mesopotamia sama dengan mencerminkan marcapada di Injil, maka ada kesan seperti dunia yang asing dan eksotis, tapi sekali lagi dengan karakteristik dasar yang familiar; kekaisaran, daerah tingkat-ii kabupaten, raja-raja.”
Sebuah proyeksi video di galeri kedua di pameran di Lens menunjukkan bagaimana kegilaan akan Mesopotamia telah merasuk ke budaya kita.
Pada abad 20, Mesopotamia menjadi noktah pencapaian kerjakan semua bani adam, berangkat dari seniman dan arsitek (contohnya terserah pada dekorasi Gedung Fred F French Building, sebuah pencakar langit gaya Art Deco di New York), sampai ke pengiklan dan pembuat film (contohnya ada pada setan Mesopotamia Pazuzu nan unjuk plong gambar hidup horor The Exorcist pada 1973).
Kini, Mesopotamia kembali muncul intern budaya pop, mendapat habuan kesuksesan video games Civilisation dan kehadiran Pazuzu di jagat Marvel Comics.
Sendang rang,
RMN-Grand Palais/Musée du Louvre/Philippe Fuzeau
Keterangan tulangtulangan,
Sempurna ini menunjukkan jembatan permulaan intern rekaman; Mesopotamia berarti ‘persil di antara bengawan-sungai’ kerumahtanggaan bahasa Yunani Kuno.
Dengan banyaknya wacana ini, maka menarik untuk bertanya apakah peradaban kuno di wilayah yang luas ini, nan lokasinya sama dengan sebagian besar Irak tapi sekali lagi mencakup bagian berpunca Suriah dan Turki, membentuk dunia kita dengan kaidah yang utama.
Sebagaimana kata Monty Python, apa nan sudah dibuat sosok-orang Mesopotamia untuk kita?
Jawabannya ternyata, banyak. Tapi sebelum sampai ke bagian intinya, bermanfaat buat memahami segala yang kami intensi dengan Mesopotamia.
Istilah ini berawal dari makhluk Yunani Kuno, yang artinya ‘tanah di antara sungai-bengawan’. Mereka merujuk pada daerah alluvial yang datar antara kali besar Eufrat dan Tigris, atau ‘tempat lahirnya kebudayaan’, di mana manusia pertama meninggalkan gaya hidup berburu meramu dan mendirikan masyarakat nan bermukim dan berbasis pada perladangan, sekitar 6000 SM.
Plong satu noktah, di area Sumer (yang sekarang menjadi Irak dan Kuwait), irigasi kemudian diciptakan sebagai cara bagi menindas tanah nan kreatif di selatan Mesopotamia.
Untuk mengatur jaringan kanal tali air dan terusan-terusan, sistem administratif kemudian dibuat, dan ini memicu berdirinya negara kota permulaan, sama dengan Uruk, kemudian kerajaan-kekaisaran, dan hasilnya, kerajaan.
Nan menghubungkan berbagai fase pecah album jenjang Mesopotamia ialah serangkaian aturan, tradisi, mitos dan legenda, serta sistem kepercayaan — dengan kata bukan, budaya nan khusus dan maju.
Mengikuti kronologi itu, pada selingkung 3200 SM, lewat Kuneiform — sistem penulisan yang mencuil namanya dari pengenalan cuneus (ganjal) kerumahtanggaan bahasa Latin ataupun ‘abc pakis’, yang ditekan makanya stylus ke tablet tanah liat lembek kemudian dijemur di pangkal sinar matahari — bangsa Sumeria mengabadikan leluri dan ajun tersebut privat teks tertulis. Banyak tablet halal yang pula dicap dengan stempel silinder, salah satu temuan teknologi yang khas Mesopotamia.
Sumber gambar,
RMN-Grand Palais/Musée du Louvre/Thierry Ollivier
Pesiaran gambar,
Iblis atau setan Pazuzu yang unjuk di sinema The Exorcist dan di permainan video Civilisation.
“Ide akan Mesopotamia berpunca dari kebiasaan penulisan,” prolog Collins.
“Dengan cara ini, kita bisa terhubung ke 3.000 perian habis lewat teks terdaftar. Terserah banyak penyadur dan birokrat yang mempertahankan tali peranti ini, biar ada kerajaan yang jatuh dan siuman, dan eksistensi khalayak-orang alias ide-ide mentah. Mesopotamia itu seperti spons. Saat ada orang baru hadir di kewedanan tersebut, mereka menyerap tradisi panjang Mesopotamia. Kita melihat suka-suka banyak kontinuitas terbit sisi sistem asisten dan praktik administrasi.”
Saking tuanya Mesopotamia, maka mereka menciptakan banyak kejadian lakukan pertama kalinya.
Arkeolog menyebut adanya penemuan teknis, seperti gawai serong keramik, selain juga kemajuan luar biasa pada ilmu hitung, pengobatan dan astronomi.
Kaidah kita menotal musim, menjatah setiap jam menjadi 60 menit, adalah sesuatu yang kita warisi dari Mesopotamia. Bahkan konsumsi bir pertama yang tertulis berasal dari Mesopotamia, di mana barang susu serta tenun juga dikembangkan.
Mata air rang,
RMN-Grand Palais/Musée du Louvre/Raphaël Chipault
Takrif rencana,
Mesopotamia mengembangkan sistem penulisan menggunakan stylus di atas tablet persil liat yang lembek.
Menurut Ariane Thomas, lokasi Mesopotamia adalah faktor penting n domestik kesuksesannya, yang ditekankan oleh lahan pertanian yang luar biasa ki berjebah.
“Mesopotamia rani tepat di sosi Timur Tengah,” jelasnya. “Petak keringnya lalu subur dengan irigasi, tapi kawasan itu juga harus terbuka ke luar, karena mereka tak memiliki sumber daya penting, seperti mana kayu maupun alas, bebatuan dan logam.”
Ini artinya kebudayaan Mesopotamia selalu melihat ke asing dan dinamis.
Dalam buku barunya, Paul Collins menelusuri interaksi antara Mesopotamia dan makhluk-makhluk di dataran panjang Iran masa kini.
Pegunungan Zagros kaya akan tembaga, yang boleh digunakan untuk heterogen peralatan dan senjata, selain sekali lagi kaya akan timah, galuh dan emas.
“Monumen-monumen terdepan Mesopotamia sering terbuat berpangkal atau dihias dengan material nan nomplok berpokok Iran,” kata Collins, merujuk plong ziggurat bersumber batu merah lumpur, yang tingginya beberapa ringkat, dan menjadi ciri distingtif kota-ii kabupaten Mesopotamia (terutama Babylonia) dan menjadi inspirasi Menara Babel. (Sayangnya, kerumahtanggaan sejumlah tahun terakhir, kelompok yang menyebut dirinya Negara Islam telah melakukan fasad permanen lega banyak monumen serta situs Mesopotamia.)
Sendang gambar,
Musée du Louvre/Raphaël Chipault et Benjamin Solig
Manifesto gambar,
Tulisan dari penyadur dan birokrat yang memberi bayangan akan mahajana Mesopotamia dipesan dan diubah sepanjang waktu.
Sahaja Collins percaya bahwa mencatat barang apa-barang apa doang temuan masyarakat Mesopotamia boleh menimbulkan pandangan yang salah akan sejarah.
“Orang-manusia Sumeria diakui umpama penggubah segalanya,” katanya, mencemooh. Saja kini, katanya, arkeolog merasa lebih berguna untuk fokus melihat “kemujaraban” yang mewujudkan Mesopotamia dari asing.
“Mesopotamia yakni kancah percampuran, dengan populasi penduduk yang beraduk,” katanya.
“Orang berujar dengan bahasa-bahasa nan berbeda dan diperkirakan memiliki leluri budaya yang berbeda. Seringkali, orang menyederhanakan dengan mengatakan ‘orang Sumeria’ atau ‘Assyria’, ketika sebenarnya kita membicarakan masyarakat yang jauh lebih kegandrungan.”
Sumber gambar,
The Trustees of the British Museum
Pengetahuan susuk,
Permakluman pertama akan bir nan dikonsumsi — disiapkan menunggangi peranti seperti mana cawan emas ini — berasal berusul Mesopotamia.
Bagi Collins, sumbangan terpenting Mesopotamia pada dunia modern yaitu kota, ajang di mana interaksi dinamis ini bisa terjadi.
“Kerumahtanggaan beberapa abad, kita melihat jalan berpunca sendi-gerendel urban nan luar protokoler, dengan ribuan orang kehidupan bersama,” katanya.
“Barang apa nan mendorong mereka untuk datang bersamaan, kita belum tahu. Ada banyak faktor lain, seperti lingkungan, maupun kebutuhan cak bagi mengelola sumber trik. Pada intinya kita boleh berbicara adapun individu penting yang menjagakan atau menjorokkan orang lakukan mendukungnya. Maka faktor-faktor nan setinggi yang kita lihat ada di kebijakan modern bisa berada di balik generalisasi yang kita tatap terserah di arkeologi.”
Sumur gambar,
RMN-Grand Palais/Musée du Louvre/Martine Beck-Copp
Keterangan bentuk,
Sistem administratif menganjurkan negara kota mula-mula disusul kekaisaran dan kemudian kekaisaran.
Ia melanjutkan, “Tapi setelah ii kabupaten-kota mengirik, ini enggak berhenti. Mesopotamia menyisihkan bukti terawal yang kita miliki akan banyak soal yang setakat sekarang masih kita cari jawabannya.”
“Bagaimana Anda mengatasi kebobrokan bilang lautan manusia tinggal di satu kancah secara bersama-selaras? Bagaimana Anda menyediakan makanan bagi mereka? Bagaimana Anda mengatasi kepadatan pemukim? Dan teknologi barang apa — seperti mana instrumen administratif penulisan dan stempel silindir — nan memungkinkan Dia memunculkan hierarki dan makna internal mahajana, sehingga ada rasa identitas kolektif? Dan karena itulah kota, sama dengan yang kita lihat waktu ini, yaitu warisan terbesar Mesopotamia.”
Mengapa Mesopotamia Dianggap Sebagai Tempat Lahirnya Kebudayaan
Source: https://jripto.com/mengapa-mesopotamia-dianggap-sebagai-tempat-lahirnya-kebudayaan