Perencanaan Tenaga Kerja Sangat Terkait Erat Dengan

By | 15 Agustus 2022

Perencanaan Tenaga Kerja Sangat Terkait Erat Dengan.


1.



Pengertian Perencanaan Tenaga Kerja


SDM

(
tenaga kerja) yakni ki akal bagi keberhasilan perusahaan

atau

organisasi dalam setiap kegiatannya. Maka dari itu karena itu, perusahaan harus takhlik perencanaan kegiatan fungsional, terutama perencanaan SDM. Perencanaan SDM tidak hanya menjadi tanggung jawab yang menangani penyakit ketenagakerjaan, namun juga melibatkan tiap-tiap manajer seumpama penanggung jawab atas proses perencanaan  secara keseluruhan. Satu proses perencanaan SDM dimulai dari pengumpulan keterangan, mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan antara negara, pegawai nan dibutuhkan dan yang tersedia serta mengendalikan komplikasi.


Perencanaan pegawai merupakan fragmen terintegrasi terbit perencanaan pembangunan

dan

i perencanaan anggaran firma, karena pembiayaan dan perkiraan SDM akan berwibawa dan dipengaruhi maka itu rencana jangka panjang perusahaan.Rencana pembangunan memuat berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan di seluruh sektor alias sub sektor. Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan membutuhkan tenaga kerja yang sesuai. Perencanaan pegawai memuat perkiraan tuntutan atau kebutuhan dan penawaran maupun pengemasan sida-sida, serta garis haluan alias program ketenagakerjaan nan diperlukan dalam bentuk menunjang kesuksesan pelaksanaan pembangunan.


Perencanaan SDM adalah perumpamaan proses bakal menentukan jumlah dan tipe cucu adam yang dibutuhkan oleh suatu organisasi dan perusahaan dalam waktu dan tempat yang tepat serta mengerjakan tugas sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan SDM sebagai proses yang berstruktur dan terus menerus internal menganalisis kebutuhan organisasi dan SDM internal kondisi yang burung laut berubah dan mengembangkan garis haluan pesonalia nan sesuai dengan rencana jangka strata organisasi.




2.



Kontak Tenaga kerja Dan Pembangunan Ekonomi


Aliansi antara karyawan dan pembangunan ekonomi terletak lega kabar bahwa tenaga kerja merupakan kendaraan nan mendorong pembangunan ekonomi. Cita- cita nan akan mengarah pada pembangunan ekonomi hanya bisa dimulai dan dilaksanakan oleh komponen sosok dalam perekonomian apapun karena perekonomian tidak boleh membangun dirinya intern arti yang abstrak.



Hubungan



antara tenaga kerja dan pembangunan ekonomi yaitu keseleo satu alasan komponen manusia dalam perekonomian nan memiliki dampak sambil pada tingkat pembangunan ekonomi di wilayah itu.



Dimana



personel secara langsung berkaitan dengan keberhasilan bisnis dalam ekonomi global secara keseluruhan.



Berikut hubungan tenaga kerja dan pembangunan ekonomi menurut para juru diantaranya :

David  Ricardo memusatkan perhatiannya plong peranan penduduk dalam pertumbuhan perekonomian.

Dimana

output kebangsaan mengelepai alias ditentukan makanya jumlah warga yang bertindak sebagai tenaga kerja. Ricardo menyatakan bahwa jumlah penduduk suatu area ditentukan makanya tingkat upah yang diterapkan di wilayah tersebut.



Jika suatu

kewedanan

menerapkan upah nan hierarki atau di atas tingkat subsisten, maka jumlah penduduk dan tingkat ketenteraman akan menghadap meningkat.


Sekadar sebaliknya, apabila tingkat upah di bawah tingkat kelengkapan hidup, maka total penduduk akan menurun, sebab cucu adam – makhluk tersebut bukan berada bersedia dan menerima muatan hidup yang semakin langka.


Teori Lewis mencoba menjelaskan bahwa pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara dapat dilakukan de
horizon
gan cara meningkatka
n

pertumbuhan plong sektor pabrik ataupun sektor kapitalis. Kemustajaban tenaga kerja puas sektor pertanian dapat menyebabkan produktivitas tenaga kerja menjadi nol.


Dimana p

ertumbuhan sektor industri alias sektor kapitalis akan menyebabkan sebagian pegiat di sektor pertanian pindah ke sektor pabrik. Perpindahan ini tidak akan dapat menurunkan outpur sektor persawahan. Hal tersebut disebabkan kuantitas sida-sida yang meluap.

S

yarat yang dibutuhkan bagi menjadikan sektor pabrik atau sektor kapitalis sebagai mesin pertumbuhan yaitu dengan cara meningkatkan investasi puas sektor industri. Bilamana yang bersamaan upah pelaku di sektor industri harus ditetapkan lebih tinggi berasal plong sektor pertanian. Perbedaan upah tersebut akan dapat menarik pekerja dari sektor pertanian ke sektor

industri
.


3)

Teori Ranis dan Fei

Teori yang dikembangkan oleh Gustav Ranis dan John Fei terpandang dalam karyanya berjudul Development of the Labor Surplus Economic. Karya Ranis dan Fei tersebut muncul sreg waktu 1964.


Teori Ranis dan Fei pada dasarnya banyak dipengaruhi maka dari itu pemikiran yang dihasilkan oleh Lewis. Pemikiran tersebut yaitu mengenai teori pembangunan di negara – negara nan sedang berkembang dan nan mengalami kelebihan personel atau disebut dengan pengangguran yang serius.




Ranis dan Fei melihat pada aspek pegawai dan daya produksi di sektor perladangan dan di sektor industri dan pengaruhnya terhadap pembangunan ekonomi. Ranis dan Fei berpendapat bahwa upah di sektor maju atau yang disebut oleh Ranis dan Fei sebagai sektor industri dulu karib hubungannya dengan besarnya kelebihan sektor tradisional atau sektor pertanaman. Penarikan sida-sida yang terjadi di sektor perladangan akan dapat menurunkan jumlah konsumen di sektor tersebut.





3.



Tahap-Tahap Pelaksanaan Perencanaan Karyawan Makro

Baca juga:   Strategi Promosi Langsung Dapat Dilakukan Dengan Menggunakan

Perencanaan tenaga kerja ini dilakukan makanya Pemerintah cak bagi menetapkan politik dan merumuskan perencanaan tenaga kerja. Perencanaan tenaga kerja makro

yaitu perencanaan yang


meliputi proses penyusunan kerangka ketenagakerjaan secara sistematis nan memuat eksploitasi karyawan secara optimal dan produktif, guna membantu pertumbuhan ekonomi atau sosial, baik secara nasional, provinsi, maupun sektoral. Sehingga dapat membuka kesempatan kerja seluas-luasnya, meningkatkan produktivitas kerja, dan meningkatkan kesejahteraan pekerja

atau

buruh.


Adapun


perencanaan tenaga kerja ini disusun berdasarkan warta yang mencangkup

:

a.

Data ketenagakerjaan

Data pemukim dan ketenagakerjaan secara umum telah tersedia dan dapat dikerjakan dari cacah jiwa yang dilakukan setiap 10 tahun sekali dengan tahun sufiks 0. Disamping itu data penduduk dan ketenagakerjan pun diperoleh berpangkal hasil survey penduduk antar sensus (SUPAS) nan dilaksanakan setiap 5 perian sekali. Data ketenagakerjaan dapat pula diperoleh atau diolah dari Survey Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) yang diadakan setiap tahun sejak tahun 1976 kecuali tahun SENSUS dan tahun SUPAS. Sejak tahun 2000 SAKERNAS dilakukan dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus.

b.

Perkiraan Kesempatan Kerja

Absorbsivitas dunia usaha akan ketenagakerjaan lakukan hari yang akan datang lewat terjemur pada susuk pendanaan dan urut-urutan dunia usaha, dengan introduksi lain dibutuhkan berbagai informasi maupun asusmsi kecondongan dimasa depan. Secara tertinggal diasumsikan bersendikan asumsi pertumbuhan ekonomi dan elastisitas kesempatan dan penyedotan SDM

c.

Taksiran Penyediaan Kerja

Perkiraan penyediaan sida-sida dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya : kuantitas penduduk, tingkat pendidikan, struktur nyawa dan tingkat partisipasi kerja.


4.



Beberapa Istilah Yang Digunakan

Berdasarkan UU No.13 Perian 2003 dan UU No.21 hari 2000 tentang Ketenagakerjaan, beberapa istilah yang digunakan privat aturan ketenagakerjaan diantaranya:




Ketenagakerjaan

 adalah apa hal yang berhubungan dengan tenaga kerja sreg waktu sebelum, selama, dan sehabis masa kerja.





Personel




adalah setiap orang yang mewah melakukan tiang penghidupan kebaikan menghasilkan barang dan jasa baik buat memenuhi kebutuhan sendiri maupun kerjakan publik.





P


ekerja



atau



buruh

 yaitu setiap orang nan bekerja dengan menerima upah atau imbalan kerumahtanggaan bentuk lain.





Pemberi kerja

 yaitu khalayak orang seorang, pemanufaktur, jasad hukum, maupun badan-badan lainnya nan mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam rajah lain.





Pengusaha


adalah

hamba allah orang per orang, persemakmuran, atau badan hukum yang menjalankan suatu firma properti sendiri

atau bukan miliknya yang berada di Indonesia alias berkedudukan di luar kewedanan Indonesia






Firma

 adalah


setiap rangka usaha yang berbadan hukum atau bukan, eigendom basyar perseorangan, milik persekutuan, atau nasib baik badan syariat, baik milik swasta maupun kepunyaan negara yang mempekerjakan pekerja

atau

buruh dengan mengupah upah atau honorarium intern bentuk lain




Perencanaan tenaga kerja

 ialah proses penyusunan rencana ketenagakerjaan secara sistematis nan dijadikan dasar dan arketipe dalam penyusunan politik, strategi, dan pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan nan per-sisten.




Permakluman ketenagakerjaan

 merupakan gabungan, rangkaian, dan analisis data nan berbentuk angka yang telah diolah, tulisan tangan dan surat yang mempunyai maslahat, kredit dan makna tertentu mengenai ketenagakerjaan.




Pelatihan kerja

 adalah keseluruhan kegiatan bikin memberi, memperoleh, meningkatkan, serta berekspansi kompetensi kerja, produktivitas, loyalitas, sikap, dan etos kerja lega tingkat kegesitan dan kepiawaian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.




Kompetensi kerja

 adalah kemampuan kerja setiap individu nan mencengap aspek pemberitaan, kegesitan, dan sikap kerja yang sesuai dengan barometer nan ditetapkan.




Sida-sida asing

 adalah warga negara luar pemegang visa dengan pamrih berkreasi di kawasan Indonesia.




Hubungan kerja

 yakni asosiasi antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang n kepunyaan atom pekerjaan, upah, dan perintah.




Serikat pekerja/kawan buruh

 adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan alias di luar perusahaan, yang berkarakter adil, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab kemujaraban memperjuangkan, membela serta mereservasi nasib baik dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan praktisi/buruh dan keluarganya.





5.



Klasifikasi Tipe Jabatan Dan Lapangan Persuasi

Seringkali timbul kesalahpahaman adapun konotasi jabatan ini. Jabatan kadang diartikan ibarat posisi atau jalan hidup, tanpa penjelasan lebih jauh. Untuk memperoleh keseragaman mengenai pengertian istilah JABATAN ini, Departemen Sida-sida menerimakan penjelasan pendek tentang arti dari beberapa istilah nan berkaitan dengan jabatan adalah:  JABATAN (JOB) Ialah sekumpulan PEKERJAAN (JOB) yang berisi tugas-tugas yang setara maupun bersambung satu dengan yang tak, dan yang pelaksanaannya meminta kecakapan, pemberitaan, keterampilan dan kemampuan yang juga seimbang meskipun tersebar di berbagai tempat (Pujangkoro,2014)



Baca juga:   Harga Ph Untuk Sampel a Dan B Berturut Turut Adalah

Menurut Drs. Moekijat (2014) klasifikasi jabatan merupakan benak punggung program kepegawaian. Bilamana jabatan-jabatan digolongkan, maka hal ini berarti bahwa jabatan-jabatan itu ditempatkan n domestik kategori-kategori atau kelas-kelas bawah nan farik. Masing-masing papan bawah mempunyai etiket tersendiri dan diperlukan syarat-syarat pelatihan dan pengalaman nan sama untuk tiap jabatan dalam papan bawah itu. Selanjutnya hanya terserah satu skala gaji nan dolan untuk setiap orang yang ditunjuk pada papan bawah itu.






Jenis Sistem Klasifikasi Jabatan

Pada umumnya ada 2 macam sistem klasifikasi. Di Amerika Serikat dan Negara-negara seperti Kanada, Puerto Rico, Panama dan Costa Rica, jabatan-jabatan digolongkan menurut tugas-tugas dan tanggung jawab-tanggung jawabnya. Klasifikasi seperti mana ini disebut klasifikasi tugas (duties classification). Di Eropa Barat, terutama di Inggris, Perancis dan Jerman dianut klasifikasi menurut tingkat atau derajat (Rank Classification). Situasi ini berjasa bahwa jabatan-jabatan digolongkan kerumahtanggaan inferior-kelas yang luas menurut syarat-syaratnya dan sreg umumnya menurut dur perseorangan yang memangku jabatan-jabatan itu.


1)


Klasifikasi Menurut Tugas

Dalam sistem ini tindakan pertama kali yakni menganalisis unsur-unsur jabatan yang diperlukan lakukan jabatan perseorangan. Jabatan-jabatan itu dapat berjumlah ratusan, ribuan, bahkan dapat juga berjumlah jutaan. Kelas jabatan terdiri dari semua jabatan nan hampir sama dalam tugas-tugas dan kewajiban jawabnya, yang memerlukan syarat-syarat ujian lakukan mengisi lowongan kerumahtanggaan kelas itu, dan mempergunakan suatu skala gaji untuk semua jabatan yang tersurat didalamnya.

Kelas merupakan inti proses klasifikasi jabatan, yang menentukan jabatan-jabatan mana yang sebaiknya boleh dianggap “kira-kira” sama internal tugas-tugas dan tanggung jawab-muatan jawab. Disini dipergunakan istilah “kira-sangka”, karena sepatutnya ada tak ada 2 jabatan yang persis sama.

Kilap kelas jabatan menunjukan perbedaan dalam tingkat tanggung jawab dan kesulitan jabatan kerumahtanggaan garis tiang penghidupan yang sama. Misalnya junior, senior dan principal clerk (bila awalan “junior”, “Senior” dan “principle”) dipergunakan bikin menunjukkan tangga dalam kesulitan dan beban jawab. Seri kelas bawah jabatan itu adakalanya menunjukkan rumpun papan bawah jabatan, karena hubungannya yang erat dan lagi menunjukkan garis promosi.

Konsepsi lainnya nan penting ialah tingkat atau derajat (grade).Sesungguhnya kian tepat apabila dikatakan, bahwa tingkat itu merupakan episode tempuh daripada proses klasifikasi. Tingkat/derajat itu memuat semua kelas jabatan, tidak pandang macamnya pekerjaan yang dilakukan, yang dibayar menurut skala gaji yang sama.

Misalnya kelas analis anggaran dan kelas bawah perencana kepegawaian dapat ditempatkan dalam derajat yang proporsional. Ini berfaedah bahwa skala penyerahan yang ekuivalen akan digunakan. Akan tetapi, meskipun demikian, sendirisendiri kelas itu mempunyai identitas seorang kerumahtanggaan recruitment dan dalam tindakan-tindakan kepegawaian lainnya. Syarat-syarat untuk memuati jabata-jabatan ini dan tugas-tugasnya jelas sangat farik, sehingga analis anggaran dan perencana kepegawaian bukan dapat disamaratakan (Secara objektif) dalam kelas yang selevel.

Pertanyaan yang kali keluih ialah; Berapa banyak jabatan yang ada dalam satu kelas bawah dan berapa dalam 1 derajat. Hal ini tergantung pada keadaan. Kali ada ratusan pegawai/pekerja dalam kelas yang sama, seperti halnya pada : pesuruh. Beberapa papan bawah mungkin cuma memuat satu jabatan misalnya Dirut Kepegawaian, Dirut Keuangan, Superior Kesehatan, Kotapraja, apabila saban jabatan itu tetapi dipegang oleh sendiri tenaga kerja.

Pentingnya duties classification ini ialah bahwa jabatan diperuntukkan kerjakan kelas-kelas menurut tugas dan tanggung jawab. Situasi ini penting bahwa nilai ataupun mutiara perseorangan dari pemegang jabatan adakalanya lain terdahulu

Laksana contoh : Seorang tamatan SMA bekerja dalam jabatan tata-usaha bersamaan dengan tenaga kerja-sida-sida lain nan latar belakang pendidikannya jauh lebih rendah daripadanya, tetapi yang jabatannya ditempatkan dalam kelas yang sama sebagaimana itu. Bisa jadi ia selain pendidikannya lebih panjang sekali lagi jauh lebih cakap daripada mereka kerumahtanggaan melakukan kewajibannya yang rutin itu, cuma pada pokoknya beliau merasa bahwa sira telah mengasingkan uang yang lebih banyak dan memerlukan waktu yang bertambah lama privat pendidikannya dan keadaan ini akan diwujudkan dalam gaji yang makin besar.

Meskipun demikian, apabila ia menunjukkan kejadian ini kepada analis klasifikasi, maka sira akan mendapat jawaban, bahwa ia sebenarnya mengajukan pertimbangan yang tidak perlu. Memahfuzkan bahwa tugasnya adalah seperti mana tugas sida-sida pengelolaan usaha lainnya, maka jabatannya itu telah diklasifikasi seperti mestinya. Demikian menurut duties classification. Tipe klasifikasi ini tidak dapat mempertimbangkan kecakapan pegawai/pekerja perseorangan. Jika demikian halnya, maka gaji akan mempunyai jalinan yang tidak banyak dengan hasil pencahanan, dan mengakibatkan teriakan penolakan prinsip “pembayaran yang sama untuk karier nan sama”.

Baca juga:   Mengapa Reproduksi Secara Partenogenesis Mengakibatkan Kurangnya Variasi Genetik

Telah tentu dapat dibuat aturan bikin mendukung fungsionaris tata-usaha itu. Direktur kepegawaian dapat misalnya member saran jabatannya pada suatu jenis jabatan keahlian dengan gaji yang lebih tinggi. Bila pada hari itu atau bila buat sementara lain terserah kesempatan cak bagi promosi, maka pegawai penyelenggaraan gerakan ini dapat dibantu dengan memberikan kepadanya tambahan pembayaran dalam gajinya nan waktu ini.


2)



Klasifikasi Menurut Tingkat Pelan Propaganda



Klasifikasi ataupun penggolongan ini didasarkan atas kualifikasi (mutu) atau pendidikan orang-orangnya. Misalnya advokat-advokat, dokter-medikus, atau hawa-master. Jarang dalam menggolongkan jabatan sekretaris. Penjenisan sekretaris terjemur kepada kepalanya. Apabila kepalanya menduduki jabatan yang lebih tinggi dalam organisasi, maka ia kembali ingin ditempatkan dalam klasifikasi (penggolongan) yang tingkatan internal jabatannya. Dalam kenyataan (Praktek) jabatan sekretaris disesuaikan dengan tingkat jabatan kepalanya.


6.



Kalkulasi Kesempatan Kerja Dan Pengemasan Lapanga Kerja

Sebagaimana dikemukakan di intern GBHN dalam Repelita II akan

digarap secara lebih n domestik kelainan-ki kesulitan yang sejak semula

disadari belum akan terpecahkan privat Repelita I. Dimana m
asalah perluasan kesempatan kerja merupakan salah satu

masalah terdahulu yang akan diusahakan pemecahannya secara

bertambah dalam selama Repelita II. Perluasan kesempatan kerja

yaitu salah satu masalah utama oleh karena eratnya

gayutan kesempatan kerja dengan komplikasi tak privat pem­
bangunan. Perluasan kesempatan kerja produktif sekaligus

akan meningkatkan produksi, lebih meratakan pendapatan dan meningkatkan partisipasi rakyat di kerumahtanggaan pembangunan. Masa­
lah perluasan kesempatan kerja juga intim hubungannya dengan

pembinaan pengusaha kecil.

Oleh karena itu cara pendekatan nan ditempuh di dalam

pemecahan masalah kesempatan kerja yaitu mengintegrasikan

aspek kesempatan kerja dengan semua kegiatan pembangunan.

Hal ini berarti bahwa setiap program dan kiriman pembangunan

diarahkan agar bersifat padat karya sejauh mungkin. Pilihan

produk nan ingin dihasilkan dan saringan teknik produksi kian diorientasikan kepada pemakaian dan pemanfaatan tenaga

hamba allah.

Pasar kerja kini di Indonesia masih didominasi oleh alun-alun kerja di sektor target bau kencur, yakni pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan. Dimana sektor tersebut menyerap 35% lapangan kerja. Sedangkan dari segi status pekerjaan, dominan masih berstatus buruh/sida-sida/fungsionaris yang sebesar yang erat 36,4 %.



Masih bertumpunya sektor tanah lapang pekerjaan di Indonesia sreg alamat hijau akan dulu lambat mendukung untuk dapat mencapai Indonesia sebagai Negara maju di tahun 2025. Pemerintah harus dapat meningkatkan sektor lapangan kerja ke sektor nan memiliki angka tambah seperti industri agar dapat cepat menyerap tenaga kerja. Masih tingginya peran sektor ekonomi bahan mentah dalam penghirupan tenaga kerja tidak diikuti dengan perlindungan lingkungan vitalitas yang sesekali akan menjadi rintangan baik secara langsung alias tidak langsung terhadap sektor lapangan kerja tersebut. Pemerintah harus terus membangkitkan pembangunan ekonomi dengan konsep “ekonomi hijau”, “ekonomi biru”  dan “pembangunan berkelanjutan”.





https://alviansaf.files.wordpress.com/2013/03/g.jpg






Berdasarkan data di atas, s
tatus pekerja nan masih didominasi dengan buruh/karyawan/karyawan merepresentasi bahwa penduduk di Indonesia masih kurang memanfaatkan atau memilih bergumul di sektor kewirausahaan yang padahal merupakan sektor yang dapat menciptkan lapangan kerja dan lebih menguntungkan secara irit jika diikuti dengan manajemen yang baik. Dengan masih tingginya harga diri praktisi misal buruh/karywan/pegawai, pemerintah maupun swasta secara berbarengan harus dapat meningkatkan kesejahteraan mereka sehingga mereka boleh menjalankan hisup “layak” sehingga akan meningkatkan produktivitas praktisi secara langsung nantinya.


Perencanaan tenaga kerja merupakan adegan koheren dari perencanaan pembangunan

dan


perencanaan prediksi firma, karena pembiayaan dan kalkulasi SDM akan berpengaruh dan dipengaruhi oleh rancangan jangka tataran firma

.


Ikatan antara sida-sida dan pembangunan ekonomi terletak sreg mualamat bahwa karyawan ialah kendaraan yang mendorong pembangunan ekonomi.



Hubungan



antara tenaga kerja dan pembangunan ekonomi merupakan salah suatu alasan onderdil individu dalam perekonomian nan memiliki dampak langsung pada tingkat pembangunan ekonomi



dimana



tenaga kerja secara sinkron berkaitan dengan keberhasilan bisnis dalam






ekonomi mendunia secara keseluruhan


.


Tahapan pelaksanaan perencanaan sida-sida secara makro meliputi


proses penyusunan rencana ketenagakerjaan secara sistematis yang memuat pemakaian fungsionaris secara optimal dan bakir, guna mendukung pertumbuhan ekonomi ataupun sosial, baik secara nasional, daerah, atau sektoral. Sehingga dapat membuka kesempatan kerja seluas-luasnya, meningkatkan produktivitas kerja, dan meningkatkan kesejahteraan pekerja

alias

buruh.





Perkiraan kesempatan kerja dan penyediaan lapanga kerja  dimana p
asar kerja momen ini di Indonesia masih didominasi oleh lapangan kerja di sektor mangsa mentah, yakni pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan. Dimana sektor tersebut menyerap 35% alun-alun kerja. Sedangkan pecah segi harga diri pekerjaan, dominan masih berstatus buruh/pegawai/sida-sida yang sebesar yang damping 36,4 %.



Perencanaan Tenaga Kerja Sangat Terkait Erat Dengan

Source: http://tipscantikdanpintarmu.blogspot.com/2016/10/perencanaan-tenaga-kerja-hubungan.html