Unsur Intrinsik Cerpen Robohnya Surau Kami

By | 15 Agustus 2022

Unsur Intrinsik Cerpen Robohnya Surau Kami.



Pembahasan Cerpen Robohnya Bandarsah Kami






            Cerpen Robohnya Musala kami karya A.A. Nafis Adalah sebuah prosa yang lain hanya sekedar karya seni lazim. Cerpen ini menyuguhkan potret atma yang memiliki makna yang sungguh-sungguh, sehingga penyimpulan makna sekali lagi memerlukan kajian nan mendalam. Dan untuk menganalisis cerpen ini, ada dua situasi besar yang harus diperhatikan, yaitu unsur awak dan batin cerpen itu sendiri.


            Sebagai sebuah karya, tentunya cerpen ini mempunyai anasir-unsur intrinsik, yaitu


elemen- unsur yang membangun cerpen itu koteng. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir laksana karya sastra, zarah-atom yang secara kasatmata akan dijumpai sekiranya orang mendaras karya sastra. Unsur- Unsur-anasir intrinsik terdiri dari lima situasi antara lain, tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang, dan gaya bahasa dan nada. Saja intern pembahasan ini anasir-molekul intrinsik tidak dibahas secara serius. Sebaliknya partikel-partikel batin atau bisa dibilang makna yang menyeluruh akan makin ditekankan.


            Tema cerpen ini adalah tentang

persoalan batin poyang Garin pasca- mendengar saus Ajo Sidi. Didalam cerpen, gagasan alias pokok persoalan dituangkan sedemikian rupa oleh pengarangnya sehingga gagasan itu mendasari seluruh kisah. Gagasan yang mendasari seluruh kisah ini dipertegas maka itu pengarangnya melalui solusi bagi pokok persoalan itu. Jadi gagasan utama cerpen ini adalah konflik batin yang dialami cikal bakal Garin karena bualan Ajo Sidi. Latar yang ada dalam cerpen ini adalah satah medan, latar waktu, dan latar sosial.Alur cerpen ini adalah galur mengaret karena ceritanya mengisahkan peristiwa nan sudah berputih yakni sebab-sebab mortalitas bibit buwit Garin. Sedangkan strukturnya berupa adegan sediakala, tengah, dan akhir. Adapun alur mundurnya menginjak muncul di akhir bagian awal dan bercerai di awal bagian akhir. Tokoh dalam cerpen ini ada catur orang, yaitu penggerak Aku, Ajo Sidi, Kakek, dan Haji Soleh. Tokoh Aku berwatak selalu cak hendak tahu urusan orang lain, Ajo Sidi yakni basyar yang suka membual, Bibit buwit yaitu individu yang individualis dan lupa, mudah dipengaruhi dan mempercayai basyar lain, Haji Soleh adalah orang yang sudah menekankan diri seorang. Tesmak pandang cerpen ini yaitu pengarang berperan sebagai gembong utama (akuan boncengan) sebab secara serempak pengarang terlibat di dalam kisahan. Selain itu pengarang pun berperan sebagai tokoh bawahan detik si cikal bakal mendongeng tentang Haji Soleh di depan tokoh aku. Gaya di intern cerpen ini pengarang benar-sopan memanfaatkan perkenalan awal-kata, dan majas simbolisme, dan sinisme.


Selepas membahas tentang atom intrinsik, kita akan mulai sreg pokok pembahasan ialah unsur batin cerpen. Setidaknya  ada dua aspek yang ditekankan privat cerpen ini yaitu,  aspek sosial dan aspek keagamaan. Untuk mengkaji kedua aspek tersebut, selain menggunakan sejumlah ponten yang berkaitan dengan keduanya, kita sekali lagi harus menggunakan nalar kita andai ummat beragama. Tidak salah kalau kita mengkaji cerpen ini, dengan hanya melihat satu aspek hanya, baik itu agama ataupun sosialnya saja. Namun,  situasi itu akan menyebabkan ketidak sempurnaan dalam pengikatan makna cerpen ini. Alasannya, aspek agama dan sosial ialah suatu kesatuan n domestik penyuguhn cerpen ini. Kaprikornus dalam pembahasan ini, kita akan melihat cerpen Robohnya Surau Kami melalui dua aspek, yaitu agama dan sosial. Dengan setia memperlakukan cerpen ini andai sebuah karya.

Baca juga:   Jika Dinamo Sepeda Berputar Makin Cepat Maka Lampu Sepeda Menyala


            Dilihat dari aspek sosial cerpen ini mengandung bilang hal, diantaranya kritik sosial dan wanti-wanti moral yang sangat berharga. Kritik sosial nan dituangkan dalam cerpen ini yaitu tentang kecendrungan masyarkat yang memiliki sikap individualistis. Yang dampaknya menimbulkan kerusakan fasilitas umum, seperti mesjid yang digambarkan dalam cerpen ini. Celaan sosial yang dihadirkan n domestik cerpen ini boleh kita lihat intern pencetus yang yang dihadirkan. Garin tokoh poyang yang menghabiskan hidupnya dengan menjadi penjaga surau, kamu adalah koteng yang taat beribadah, cuma diakhir narasi sira dikisahkan sepi dengan musnahkan diri. Wanti-wanti sosialnya adalah pada sebab berusul kematian bibit buwit Garin itu sendiri, yaitu cerita Ajo Sidi mengenai H. Soleh yang taat belaka dimasukan kedalam neraka. Penggalan hal ini mengingtkan kita, bahwa sebagai insan sosial kita harus peduli terhadap tanggungan dan anak adam-orang disekitar kita.


            Setelah kita mengaram cerpen dari aspek sosial, kita akan mengawasi suatu aspek lagi yang tak kalah pentingnya, yaitu aspek keaagamaan. Malar-malar mungkin aspek inilah yang n kepunyaan peran dalam keistimewaan cerpen A.A. Navis ini. Dilihat dari segi keaagamaan, ada dua unsur yang terdapat n domestik cerpen ini, yaitu akidah dan ibadah. Tentang kedua unsur, cerpen memiliki pengaruh tersendiri terhadap saban anasir. Ataupun lebih jelasnya, cerpen memiliki pengaruh nyata terhadap ibadah, dalam artian cerpen memiliki seperangkat pecut agar pembaca meningkatkan ibadahnya. Tetapi, berbeda halnya dengan unsur ibadah, pengaruh cerpen terhadap unsur akidah memiliki pengaruh destruktif, dalam artian cerpen dapat menimbulkan digresi akidah. Dengan karangan distorsi tersebut silam berpotensi terhadap insan publik. Dua hal inilah yang menjadikan cerpen Robohnya Masjid Kami memiliki keistimewaan.


Baca juga:   Untuk Memberi Warna Pada Garis Tepi Menggunakan


            Bersumber segi ibadah, cerpen ini dapat dikatakan mempunyai selengkap motivasi, semoga pembaca memiliki hasrat lakukan meningkatkan ibadah setelah membacanya. Kejadian ini tertentang dari keikhlasan Kakek Garin dengan  khalayak yang sholeh doang, pada akhir hayatnya beliau berbuat bunuh diri. Hal ini memiliki artian bahwa seorang yang selalu beribadah kembali, imannya belum paradigma, manjur dengan perbuatan tercelanya, dengan mengakhiri hidupnya sendiri. Bintang sartan intinya, cerpen ini mengingatkan, bahwa buram peribadatan bukan doang ibadah mahdhoh (serempak ke sreg Allah) cuma, melainkan suka-suka kembali ibadah ghair nahdhoh (melewati calo).


            Otoritas cerpen terhadap unsur akidah n kepunyaan potensi nan negatif, bertolak bokong dengan pengaruh cerpen terhadap partikel ibadah. Diman cerpen memilki potensi dalam menjatah pemahaman akidah yang yang lain tepat cak bagi orang awam. Kejadian ini bisa dilihat bersumber fragmen cerpen ketika Ajo Sidi menceritakan tentang kejadian di akhirat. Dalam ceritanya Ajo Sidi menggambarkan bilang rincihan yang patut berbahaya jika dipahami. Pertama ia menggambarkan adanya gelagat angkuhnya H. Sholeh detik dihadapkan dengan Allah. Peristiwa ini kalau kita fahami dengan baik merupakan hal nan lain mana tahu, karena, seluruh mahluk merasa tunduk kepada Yang mahakuasa diakhirat kelak dan tidak mungkin bisa bertindak muluk. Dan dampaknya sekiranya manusia mahajana membacanya akan menimbulkan kesadaran yang keliru. Kedua, kisah Ajo Sidi memvisualkan satu peristiwa dimana penghuni neraka dapat keluar dan melakukan protes dengan berbondong-bondong. Peristiwa ini juga tidak sesusi dengan akidah islam bahwa warga neraka tak mungkin dapat melakukan peristiwa tersebut. Dan tetap puas akhirnya, hal ini lagi berpotensi menimbulkan kekeliruan n domestik pemahaman adapun neraka.


            Meski cerpen ini memilki potensi negatif terhadap  akidah, enggak membuat kita memandang cerpen ini perumpamaan satu yang merusak. Karena, jika dibandingkan kebaikan dan keluarbiasaan cerpen ini didominasi dengan nilai-nilai yang substansial. Selain itu cerpen ini juga memiliki nilai karya yang luar biasa. Dan secara keilmuan cerpen ini n kepunyaan kriteria yang menunaikan janji suratan berbunga pembuatan prosa. Dan dapat dijadikan bak bahan ajar kerjakan kita misal orang yang mempelajari sastra. Jadi kesimpulannya karya A.A. Nafis ini memiliki hal nan luar stereotip dan mungkin elusif kita dapatkan pada karya-karya yang ada saat ini.

Baca juga:   Materi Sejarah Kelas 10 Semester 1



Pembahasan Cerpen Robohnya Surau Kami




Karya




A.A. Nafis




Irwan Tiara


180110110036


Sastra Indonesia

Unsur Intrinsik Cerpen Robohnya Surau Kami

Source: https://irwantiara.blogspot.com/2012/03/pembahasan-cerpen-robohnya-surau-kami.html