Warisan Budaya Indonesia Yang Sangat Beragam Perlu Kita

By | 15 Agustus 2022

Warisan Budaya Indonesia Yang Sangat Beragam Perlu Kita.

Budaya Indonesia
yakni seluruh kebudayaan kebangsaan, peradaban domestik, ataupun kultur asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada hari 1945. Budaya Indonesia boleh juga diartikan bahwa Indonesia memiliki berbagai ragam kaki bangsa dan budaya yang bineka seperti joget daerah, baju adat, dan rumah aturan.
[1]
Budaya Indonesia enggak hanya mencakup budaya tahir bumiputera, namun juga mencakup budaya-budaya pribumi yang mendapat pengaruh budaya Tionghoa, Arab, India, dan Eropa.

Kebudayaan kewarganegaraan

[sunting
|
sunting sumber]

Kebudayaan nasional merupakan kebudayaan yang diakui ibarat identitas nasional atau tulen diri bangsa.[2]
Definisi kultur kebangsaan menurut
TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:

Kebudayaan kebangsaan n domestik pandangan Gerbang Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan kewedanan”. Kutipan pernyataan ini merujuk lega paham keesaan bertambah dimantapkan, sehingga ketunggalikaan kian lebih dirasakan tinimbang kebhinekaan. Wujudnya faktual negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum kewarganegaraan, serta bahasa nasional. Kebudayaan nasional bisa juga berarti sifat wutuhnya bangsa, teristimewa mengenai tinggi ataupun derajat kemanusiaannya, baik lahir maupun batin.[3]
Definisi nan diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari pernyataannya: “nan khas dan bermutu dari kaki bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa berbangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk lega puncak-puncak peradaban daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga untuk insan Indonesia jika ditampilkan bagi mengaplus identitas bersama. Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”

Pernyataan yang tercatat plong GBHN tersebut merupakan penjabaran berpokok UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh peradaban Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan peradaban kewarganegaraan terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang mentah. Mereka mempersoalkan adanya peluang perpisahan maka itu kebudayaan kewedanan jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.

Sebelum diamendemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah kerjakan mengidentifikasi peradaban daerah dan kultur kewarganegaraan. Kultur bangsa, adalah tamadun-kebudayaan lama dan steril nan terwalak sebagi puncak-puncak di daerah-provinsi di seluruh Indonesia, sedangkan peradaban nasional sendiri dipahami perumpamaan kebudayaan bangsa yang sudah berharta plong posisi yang mempunyai makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Privat kebudayaan nasional terdapat zarah pemersatu dari Nasion Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat zarah tamadun bangsa dan atom tamadun asing, serta zarah kreasi mentah atau hasil rakitan nasional.[4]

Wujud kebudayaan daerah di Indonesia

[sunting
|
sunting sumber]

Tamadun distrik tercermin internal berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap distrik memilki ciri solo kultur yang berbeda. Berikut ini beberapa kebudayaan Indonesia bersendikan jenisnya:

Flat rasam

[sunting
|
sunting perigi]

Rumah tampi, flat adat sumatera barat

Berikut adalah daftar apartemen adat di Indonesia

  • Aceh:
    • Rumoh Aceh
    • Rumah Krong Bade
  • Sumatra Lor:
    • Rumah Balairung Batak Toba
    • Rumah Bolon
    • Omo Hada (Nias)
    • Rumah Ajang (Melayu dan Rantau)
    • Siwaluh Jabu (Karo)
  • Sumatra Barat:
    • Rumah Badang
    • Uma (Mentawai)
  • Riau:
    • Selaso Jatuh Kembar
    • Lontiok
  • Gugusan pulau Riau: Rumah Belah Rabung
  • Jambi:
    • Rumah Medan
    • Rumah Betiang
  • Bangka Belitung: Flat Rakit
  • Bengkulu: Rumah Wuwungan Lima
  • Sumatra Kidul:
    • Rumah Limas
    • Rumah Ulu
  • Lampung:
    • Nuwo Sesat
  • Jakarta: Rumah Kebaya (Rumah Bapang) dan Kondominium Gudang
  • Jawa Barat dan Banten: Flat Kesepuhan
  • Yogyakarta: Bangsal Kencono
  • Jawa:
    • Joglo (Jawa Perdua dan Jawa Timur)
    • Tanean Lanjhang (Madura)
  • Bali: Gerbang Candi Bentar
  • Nusa Tenggara Barat: Rumah Dalam Loka Samawa (Sahang)
  • Nusa Tenggara Timur:
    • Lopo
    • Sao Ata Mosa Lakitana
    • Flat Musalaki
  • Kalimantan Barat: Flat Tinggi
  • Kalimantan Selatan: Apartemen Banjar
  • Kalimantan Tengah: Apartemen Betang
  • Kalimantan Timur: Rumah Pajangan
  • Kalimantan Lor: Rumah Baloy
  • Sulawesi Barat:
    • Rumah Adat Boyang (Mandar)
    • Rumah Adat Banoa Sibatang (Mamuju)
  • Sulawesi Kidul:
    • Bola Soba (Bugis Bone)
    • Balla Lompoa (Makassar Gowa)
    • Tongkonan (Tana Toraja)
  • Sulawesi Tenggara:
    • Puri Buton
    • Laikas
  • Sulawesi Utara: Rumah Bolaang Mongondow
  • Sulawesi Tengah:
    • Souraja
    • Rumah Tambi
  • Gorontalo:
    • Bandayo Po Boide
    • Dulohupa
  • Maluku: Baileo (dari bahasa Portugis)
  • Maluku Paksina: Sasadu
  • Papua: Honai
  • Papua Barat:
    • Kambik (suku Moi)
    • Rumsram (Biak)
    • Jew (Asmat)
    • Harit (Maybrat-Teminabuan)
    • Kun (suku-suku selingkung DAS Mamberamo-Sarmi)

Upacara adat

[sunting
|
sunting sumber]

Upacara rasam ialah suatu bagan tradisi yang berkarakter roboh-temurun yang dilaksanakan secara koheren dan tertib menurut adat kebiasaan masyarakat internal lembaga suatu rangkaian aktivitas petisi sebagai ungkapan rasa terima kasih.[5]
Selain itu, upacara adat merupakan perwujudan berpokok sistem pengapit masyarakat yang punya nilai-nilai universal, bernilai sakral, lugu, religius, dilakukan secara runtuh-temurun serta menjadi kekayaan tamadun kebangsaan.

Unsur-unsur n domestik ritual rasam menutupi: tempat upacara, waktu pelaksanaan, benda-benda/peralatan dan pelaku formalitas yang meliputi pemimpin dan peserta upacara.

Jenis-diversifikasi ritual adat di Indonesia antara lain: Upacara kelahiran, perkawinan, kematian, penguburan, pemujaan, pengukuhan kepala tungkai dan sebagainya.

Bilang upacara sifat tradisional yang dilaksanakan masyarakat antara enggak:

Sumatra

[sunting
|
sunting sumber]

  • Peucicap di Aceh
  • Peusijuek dapu di Aceh
  • Peutron Aneuk di Aceh
  • Pemamanen di Aceh
  • Cawir Metua di Sumatra Paksina
  • Jamu Laut di Sumatra Utara
  • Margondang di Sumatra Utara
  • Serak gulo di Sumatra Utara
  • Tabuik di Sumatra Barat
  • Balimau di Sumatra Barat dan Lampung
  • Makan bajamba di Sumatra Barat
  • Basuh Ubin di Kepulauan Riau
  • Mandi safar Melayu di Kepulauan Riau
  • Ratif saman di Kepulauan Riau
  • Tepuk tepung tawar di Kepulauan Riau
  • Belangiran di Lampung
  • Ngumbay Pekon
    di Sakhmawon Lampung Barat
  • Gawi di Lampung
  • Ngambabekha di Lampung
  • Tayuhan Pening Paksi di Lampung

Jawa

[sunting
|
sunting sumber]

  • Padusan, di Jawa Perdua.
    Padusan
    dikenal sebagai semacam upacara ceria diri nan dilakukan menjelang bulan puasa. Biasanya penghuni dan masyarakat melakukan ini di sungai yang bersirkulasi maupun sumber air (umbul)
  • Seren taun di Jawa Barat
  • Mitoni, tedak siti, ruwatan, kenduri, grebegan di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur
  • Jolenan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
  • Dugderan maka dari itu masyarakat Semarang
  • Kasodo oleh publik Tengger
  • Seblang oleh masyarakat Osing

Kalimantan

[sunting
|
sunting sumber]

Kalimantan Barat

[sunting
|
sunting mata air]

  • Radas Dayak masyarakat Dayak
  • Robo-robo masyarakat Mempawah
Kalimantan Tengah

[sunting
|
sunting sumber]

  • Tiwah masyarakat Dayak Ngaju
Kalimantan Kidul

[sunting
|
sunting mata air]

  • Baayun Mulud masyarakat Banjar
  • Badudus masyarakat Banjar
  • Bapapai masyarakat Banjar
  • Aruh Baharin mahajana Dayak
  • Mappanretasi masyarakat Bugis Pagatan
  • Macceratasi publik Kotabaru Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

[sunting
|
sunting sumber]

  • Erau di Kutai Kartanegara

Sulawesi

[sunting
|
sunting mata air]

  • Mapasilaga tedong suku Toraja
  • Rambu unik suku Toraja
  • Sayyang Pattudu kaki Mandar

Nusa Tenggara

[sunting
|
sunting sumber]

  • Ngaben di Bali
  • Nelu bulanin di Bali
  • Nyongkolan di Cili
  • Pasola sumba di Pulau Sumba

Maluku

[sunting
|
sunting mata air]

  • Kololi kie di Maluku Lor
  • Pukul sapu di Maluku
  • Abdau di Maluku
  • Bentang sasi lompa di Maluku

Papua

[sunting
|
sunting mata air]

  • Barapen maupun Bakar bisikan di Papua
  • Sanepen di Biak

Lambang bunyi

[sunting
|
sunting sumur]

Aksara Nusantara merupakan beragam aksara atau gubahan yang digunakan di Indonesia untuk secara solo menuliskan bahasa provinsi tertentu, meskipun penggunaannya bakal sekarang tergeser maka dari itu alfabet Latin.

  • Abjad Bali untuk menuliskan bahasa Bali.
  • Leter Batak untuk menuliskan bahasa Batak.
  • Abc Jawa (Hanacaraka) buat menuliskan bahasa Jawa.
  • Abc Melayu untuk menuliskan bahasa Melayu dan rumpunnya.
  • Aksara Kaganga cak bagi menuliskan bahasa Rejang.
  • Abjad Lampung bikin menuliskan bahasa Lampung.
  • Aksara Lontara untuk menuliskan bahasa Bima, Bugis, Luwu, Makassar, dan Mandar.
  • Aksara Pegon untuk menuliskan bahasa Jawa dan Sunda.
  • Abjad Tepas bagi menuliskan Bahasa Sasak
  • Fonem Sunda bagi menuliskan bahasa Sunda.
Baca juga:   Sebutkan Beberapa Ketentuan Tentang Nilai Persatuan Dan Kesatuan

Teater dan sandiwara bangsawan

[sunting
|
sunting sumber]

Teater merupakan tontonan yang dipertunjukkan di depan khalayak mahajana. Seni teater yaitu jenis kesenian internal bentuk pertunjukkan drama secara langsung nan dipentaskan di atas panggung.[6]
Teater di Indonesia banyak macamnya, berikut macam-macam teater Indonesia:

  • Arja (Bali)
  • Bakaba (Sumatra Barat)
  • Calonang (Bali)
  • Drama gong (Bali)
  • Dulmuluk (Sumatra Kidul)
  • Warahan (Lampung)
  • Gambuh (Bali)
  • Flamboyant (Sulawesi Barat)
  • Janger (Jawa Timur, Bali)
  • Kecak (Bali)
  • Kemidi rudat (NTT)
  • Ketoprak (Jawa Paruh)
  • Komedi bangsawan (Sumatra, Jawa)
  • Komedi stambul (kini mati)
  • Kondobuleng (Sulawesi Selatan)
  • Lenong (DKI Jakarta)
    • Lenong denes
    • Lenong bacul
  • Longser (Jawa Barat)
  • Ludruk (Jawa Timur)
  • Makyong (Riau, Sumatra Utara)
  • Mamanda (Kalimantan Daksina)
  • Mendu (Kepulauan Riau)
  • Oprak alang (Jawa Perdua penggalan paksina)
  • Randai (Sumatra Barat)
  • Reog (Jawa Timur)
  • Sandiwara (Jawa Barat)
  • Sanghyang (Bali)
  • Sendratari Ramayana (Yogyakarta, Bali)
  • Srandul (Jawa Perdua)
  • Topeng banjet (Jawa Barat)
  • Ubrug (Banten)
  • Wayang bangsawan (Kepulauan Riau)
  • Wayang golek (Jawa Barat)
  • Wayang golek selerang (Jawa)
  • Wayang kerucil insan (Jawa Tengah)
  • Wayang potehi (Jawa Tengah)
  • Wayang rumput (Jawa Paruh)
  • Wayang topeng (Jawa Timur)

Pada masa Hindia Belanda, sebuah teater komedi stambul perkariban terkenal. Teater ini merupakan satu bentuk seni pertunjukan teater sandiwara keliling yang pada hari itu lahir buat memenuhi hiburan kerjakan rakyat. Senyatanya teater berkeliling ini mirip dengan teater nan suka-suka di Eropa, sama dengan halnya pertunjukan sirkus. Komedi stambul mati plong tahun 1891. Pada umumnya, pertunjukannya pecah dari cerita-cerita Melayu, Arab, Persia, India, Gujarat, Eropa, dan opera.

Seiring berjalannya waktu, seni teater modern berkembang di Indonesia dengan tren sandiwara tradisional mereka yang berlainan. Keramaian teater, tari, dan dagelan terkemuka seperti Teater Koma semakin populer di Indonesia karena drama mereka sering menggambarkan sindiran sosial dan politik umum Indonesia.

Disko

[sunting
|
sunting sumber]

Tari tradisional, bagian berusul budaya daerah yang menyusun tamadun nasional Indonesia

Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan kebinekaan suku bangsa dan budaya Indonesia. Umumnya ajojing berfungsi untuk menyambut tamu, peringatan waktu atau peristiwa tertentu alias bentuk seremoni keyakinan.[7]Terletak bertambah dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat berpangkal akar tunjang budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berjenis-jenis budaya terbit negeri tetangga di Asia justru pengaruh barat yang diserap menerobos kolonialisasi. Setiap kabilah di Indonesia memiliki plural dansa khasnya seorang; Di Indonesia terwalak lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Adat istiadat kuno tarian dan sandiwara boneka dilestarikan di beraneka ragam sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.

Buat keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan ke intern berbagai kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era Selam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, bisa terbagi internal dua kelompok, tari puri (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berlandaskan tradisinya, ajojing Indonesia dibagi kerumahtanggaan dua kelompok; tari tradisional dan tari kontemporer.

Lagu

[sunting
|
sunting sumber]

Lagu kawasan alias irama area atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berusul dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu provinsi ini enggak diketahui lagi alias
noname.

Lagu kesukuan mirip dengan lagu kewarganegaraan, semata-mata statusnya cuma berperilaku kedaerahan namun. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa daerahnya masing-masing seperti Manuk Dadali berbunga Jawa Barat dan Rasa Sayange dari Maluku. Situasi itu dikarenakan lagu provinsi dibuat berdasarkan tren, tradisi, serta bahasa nan sesuai dengan daerahnya.[8]

Selain lagu area, Indonesia sekali lagi punya sejumlah lagu nasional atau lagu patriotik nan dijadikan sebagai lagu penggelora untuk para pejuang lega masa perang kemerdekaan.

Perbedaan antara lagu kebangsaan dengan lagu patriotik merupakan bahwa lagu kebangsaan ditetapkan secara seremonial menjadi simbol suatu nasion. Selain itu, lagu kewarganegaraan biasanya merupakan suatu-satunya lagu resmi suatu negara maupun daerah yang menjadi ciri khasnya. Lagu Nasional Indonesia adalah Indonesia Raya yang diciptakan maka dari itu Wage Rudolf Soepratman.

Musik

[sunting
|
sunting sumber]

Indonesia ialah salah suatu negara yang kaya akan keragaman perkakas musiknya.
[9]Identitas musik Indonesia mulai terbentuk detik budaya Zaman Perunggu mengimbit ke Nusantara plong abad ketiga dan kedua Sebelum Masehi. Irama-nada suku tradisional Indonesia biasanya menggunakan peranti perkusi, terutama gendang dan gong. Beberapa berkembang menjadi musik yang rumpil dan berbeda-cedera, seperti alat nada petik sasando terbit Pulau Rote, angklung berpunca Jawa Barat, dan musik orkestra gamelan yang kegandrungan berusul Jawa dan Bali

Musik di Indonesia sangat berjenis-jenis dikarenakan oleh suku-tungkai di Indonesia yang bermacam-tipe, sehingga dapat dikatakan seluruh 17.508 pulaunya memiliki budaya dan seninya koteng.[10]
Indonesia memiliki ribuan jenis musik, kadang-kadang diikuti dengan tarian dan pentas. Musik tradisional yang paling banyak digemari merupakan klonengan, angklung dan keroncong, sementara nada modern adalah pop dan dangdut.

Seni pertunjukan

[sunting
|
sunting sumber]

Indonesia adalah negara yang memiliki beragam kekayaan budaya dan tradisinya. Beberapa tradisi tersebut bersifat seni atraksi dan saat ini sudah berkembang di Nusantara.[11]
Seni tontonan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kerumunan di arena dan waktu tertentu. Berikut ialah macam-macam seni pertunjukan di Indonesia:

  • Banjet (Jawa Barat bagian utara)
  • Barongan (dempang di seluruh daerah)
  • Barongsai (distrik dengan kekerabatan Tionghoa penting)
  • Bejanggeran (Lombok)
  • Burokan (Jawa Barat)
  • Sandiwara gong (Bali)
  • Gambuh (Bali)
  • Hadrah (Pulau Jawa)
  • Hudoq (Kalimantan Timur)
  • Kecak (Bali)
  • Kethoprak (Jawa Perdua)
  • Aswa lumping (Pulau Jawa)
  • Lengger (Jawa Tengah)
  • Lengguk (Jawa Paruh)
  • Lenong (DKI Jakarta)
  • Liang liong (Jawa Tengah, Jawa Timur)
  • Ludruk (Jawa Timur)
  • Makyong (Riau)
  • Paman (Kalimantan)
  • Ondel-ondel (DKI Jakarta)
  • Oprak alang (Jawa Tengah putaran lor)
  • Orkes gambus (hampir di seluruh daerah)
  • Randai (Sumatra Barat)
  • Reog (Jawa Timur)
  • Ronggeng Deli (Sumatra Paksina)
  • Rudat (Jawa Barat)
  • Surat sita (Aceh)
  • Sanghyang (Bali)
  • Seblang (Jawa Timur)
  • Sendratari Ramayana (Yogyakarta, Bali)
  • Sintren (Jawa Tengah)
  • Srandul (Jawa Perdua)
  • Tanjidor (DKI Jakarta)
  • Tarling (Jawa Barat)
  • Wayang bangsawan (Kepulauan Riau)
  • Wayang kerucil (Jawa Barat)
  • Wayang golek kulit (Pulau Jawa)
  • Wayang cucu adam (Jawa Perdua)
  • Wayang kelitik potehi (Jawa Perdua)
  • N komedi didong jukut (Jawa Paruh)
  • Wayang topeng (Jawa Timur)
  • Zapin (Pulau Kalimantan)

Seni susuk dan lukis

[sunting
|
sunting mata air]

Lukisan Indonesia sebelum abad ke-19 sebagian ki akbar invalid pada seni ornamental, dianggap andai kegiatan religius dan spiritual, sederajat dengan seni Eropa pra-1400. Merek-nama artis pada kala itu anonim, sebab produsen manusia dipandang jauh lebih utama daripada penciptaan mereka cak bagi menghormati batara atau hidup. Beberapa contoh merupakan seni ornamental
kenyah, yang didasarkan pada motif duaja endemik seperti pakis dan rangkong, lazimnya ditemukan puas dinding rumah tataran Kenyah untuk tujuan estetika. Seni tradisional yang naik daun lainnya adalah cukilan kayu Toraja nan geometris. Lukisan Bali pada awalnya yaitu gambar kisah untuk menyantirkan adegan legenda Bali dan skrip agama Hindu. Lukisan-lukisan Bali klasik sering mengandam akta lontar dan pula plafon paviliun jaring-jaring dan kuil.

Di bawah kontrol kekuasaan kolonial Belanda, seni lukis yang menghadap ke sisi lukisan gaya Barat muncul—puas abad ke-19. Di Belanda, istilah “Lukisan Indonesia” diterapkan pada lukisan-lukisan yang diproduksi maka itu Belanda ataupun seniman asing lainnya yang tinggal dan bekerja di—panggung—Hindia Belanda. Perupa putih Indonesia abad ke-19 yang paling tenar adalah Raden Imani (1807–1877), artis pribumi—bercampur bakat Arab—pertama yang belajar di Eropa. Seninya sangat dipengaruhi oleh romantisisme. Pada tahun 1920, Walter Spies bermukim di Bali, ia sering dikreditkan dengan menganjur perhatian tokoh budaya Barat ke budaya dan kesenian Bali. Karya-karyanya mutakadim mempengaruhi seniman dan pelukis Bali. Masa ini, Bali n kepunyaan riuk suatu tradisi melukis yang paling jelas dan paling kreatif di Indonesia.

Baca juga:   Semacam Identitas Server Komputer Dalam Jaringan Komputer Atau Internet Disebut

1920-an setakat 1940-an adalah masa pertumbuhan nasionalisme di Indonesia. Musim sebelumnya kampanye romantisme tidak dilihat sebagai gerakan safi Indonesia dan lain berkembang. Pelukis mulai melihat dunia alami bikin inspirasi. Beberapa contoh pelukis Indonesia sejauh periode ini yakni Bali Ida Bagus Made dan realis Basuki Abdullah. Asosiasi Pelukis Indonesia (Persatuan Ahli-Ahli Rang Indonesia alias PERSAGI, 1938–1942) dibentuk selama periode ini. PERSAGI menetapkan filosofi seni mutakhir nan menyibuk karya seni laksana refleksi dari rukyah individu atau pribadi seniman serta ekspresi pemikiran budaya nasional.

Sejak tahun 1940-an, para seniman menginjak menggabungkan teknik-teknik Barat dengan citra dan budaya di Asia Tenggara. Ilustrator yang berserat n domestik gerakan revolusioner Perang Manjapada dan waktu pasca Perang Dunia mulai muncul selama periode ini, seperti Sudjojono, Affandi, dan Hendra. Sejauh musim 1960-an, unsur-unsur baru ditambahkan ketika abstrak ekspresionisme dan seni Islam mulai diserap oleh kekerabatan seni. Juga selama periode ini, kelompok pelukis yang kian peduli tentang realitas masyarakat Indonesia mulai unjuk, mengambil inspirasi bersumber problem sosial sebagai halnya pembagian antara orang ki berjebah dan bani adam miskin, polusi, dan pemlontosan hutan. Identitas nasional Indonesia ditekankan oleh para pelukis ini melalui penggunaan gaya dokumenter yang realistis. Selama periode Soekarno, seni yang terkebat secara sosial ini secara baku dipromosikan, cuma setelah musim 1965, popularitasnya menurun karena gaya yang diduga komunis.

Tiga akademi seni yang menawarkan pelatihan formal nan luas dalam seni optis adalah Institut Teknologi Bandung yang didirikan puas 1947; Akademi Seni Rupa Indonesia (ASI) atau ASRI, waktu ini dikenal seumpama ISI, di Yogyakarta diresmikan pada 1950; dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ), dibuka pada masa 1970.

Seni arca

[sunting
|
sunting sumur]

  • Jawa: Patung Buto
  • Bali: Garuda Wisnu Kencana
  • Papua: Asmat

Rok adat

[sunting
|
sunting perigi]

Ulos yang dipakai penandak Sigale gale.

Berikut yakni daftar pakaian sifat di Indonesia:

  • Aceh
    • Ulee Balang
  • Sumatra Utara:
    • Ulos
    • Suri-suri
    • Gotong
    • Gara Gara/Beka buluh
    • Baru Oholu dan Õröba Sang’öli (Nias)
    • Sari (India)
  • Sumatra Barat (Minang):
    • Anak Daro
    • Marapulai
    • Rok Lingkar
    • Minang Roki
    • Gaun Penghulu
    • Pakaian Bundo Kanduang
  • Riau dan Jambi (Melayu):
    • Baju Kurung, Sarung dan Songkok
    • Kebaya Laboh
    • Cekak Musang
    • Teluk Perendangan
  • Gugusan pulau Riau (Melayu)
    • Pakaian kurung keke
    • Cekak musang
    • Baju gunting Cina
    • Karet cual Anambas
    • Kebaya labuh
    • Sunting Jawi
    • Tanjak
    • Teluk belanga
    • Capil manto
  • Bangka Belitung
    • Kain Cual, Paksian dan Sungkon
  • Sumatra Kidul:
    • Songket
    • Aesan Gede
  • Lampung:
    • Penapis
    • Siger
    • Selempang Pinang
    • Seraja Bulan
    • Kikat/Tanjak
    • Tumpal/Songket
    • Ketupung
    • Teluk Periuk
    • Belah Buluh
  • Jakarta
    • Rok Koko dan Caping
    • Kebaya Encim/Hwa Kun dan Kembang Goyang
    • Punjabi (India)
  • Jawa:
    • Menggambar
    • Beskap dan Blangkon
    • Kebaya
    • Dodotan
    • Baju Pesa’an (Madura)
    • Kebaya Rancongan (Madura)
  • Bali:
    • Kemben
    • Kancrik
    • Karet gringsing
  • Nusa Tenggara Timur:
    • Tenun Berkas
    • Pakaian Tais
    • Beti / Taimuti
  • Kalimantan Barat
    • King Baba
    • King Bibinge
    • Burai King Burai
  • Kalimantan Selatan
    • Sasirangan
    • Laung
  • Kalimantan Timur
    • Sarung Samarinda
  • Sulawesi Utara (Minahasa)
    • Wuyang
    • Pasalongan Rinegetan
    • Busana Kurai
    • Pakaian Banjang
    • Baju Ikan Duyung
    • Tonaas Wangko/Walian Wangko
  • Sulawesi Tengah (Toraja)
    • Kondi Limanan
    • Kalando Limanan
  • Sulawesi Selatan (Bugis/Makassar):
    • Baju Bodo
    • Jas Tutup
    • Baju La’bu
  • Sulawesi Barat (Mandar):
    • Baju Resan Mandar
  • Maluku
    • Baju Cele
  • Papua:
    • Manawou
    • Cawat/Holim, Yokal dan Sali (kaki Dani)
    • Pummi dan Tok (suku Asmat)
  • Papua Barat:
    • Ewer

Seni suara

[sunting
|
sunting sumur]

  • Jawa, Sunda: Sinden
  • Sumatra Utara, Riau: Talibun
  • Gorontalo: Dikili
  • Kepulauan Riau: Ghazal, Redap
  • Kalimantan Paruh : Karungut

Kesusastraan

[sunting
|
sunting sumber]

Sastra Indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai jenis karya sastra di Asia Tenggara. Istilah “Indonesia” sendiri mempunyai arti nan ubah melengkapi terutama n domestik cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut.

Sastra Indonesia dibagi menjadi 2 babak segara yakni lisan dan karangan.[12]
Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia. Gelojoh kembali secara luas dirujuk kepada sastra nan bahasa akarnya berlandaskan Bahasa Jawi (dimana bahasa Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di area Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara bertata cara Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula nasion Jawi yang terlampau di Singapura.

Masakan

[sunting
|
sunting sendang]

Masakan Indonesia merupakan pencerminan bervariasi budaya dan tali peranti berasal dari kepulauan Nusantara nan terdiri mulai sejak sekitar 6.000 pulau dan memegang ajang signifikan dalam budaya nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia mewah dengan bumbu berasal berusul rempah-rempah seperti keminting, cabai, temu kiat, laos, jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula enau dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan pagar adat-aturan yang terdapat lagi dominasi melalui perdagangan yang dari seperti berpokok India, Tiongkok, Timur Perdua, dan Eropa (terutama Belanda, Portugis, dan Spanyol).

Perbedaan antara masakan di satu daerah dan wilayah enggak semacam itu jauh.
[13]Pada dasarnya bukan terserah suatu bentuk tunggal “masakan Indonesia”, hanya bertambah kepada, keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal oleh Tamadun Indonesia serta otoritas luar. Bak acuan, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras yang dikukus) umpama makanan muslihat kerjakan mayoritas warga Indonesia namum untuk bagian timur lebih umum dipergunakan juga milu, sagu, kaspe, dan ubi jalar. Bentuk seni taman penyajiannya kebanyakan disajikan di sebagian besar makanan Indonesia nyata makanan pokok dengan ikan-pauk berupa daging, ikan atau sayur disisi piring.

Bioskop

[sunting
|
sunting sumber]

Era mulanya perfilman Indonesia ini diawali dengan berdirinya bioskop purwa di Indonesia puas 5 Desember 1900 di daerah Kapling Abang, Batavia dengan stempel
Gambar Idoep
yang memvisualkan bermacam rupa komidi gambar gagu.[14]
[15]
Gambar hidup tersebut didirikan bukan di sebuah gedung, tapi di sebuah apartemen.[16]

Film pertama yang dibuat permulaan kalinya di Indonesia adalah film bisu tahun 1926 nan berjudul
Loetoeng Kasaroengcdan dibuat oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp.[17]
Saat film ini dibuat dan dirilis, negara Indonesia belum ada dan masih merupakan Hindia Belanda, kawasan jajahan Kerajaan Belanda. Film ini dibuat dengan didukung maka itu aktor lokal maka itu Firma Film Jawa NV di Bandung dan unjuk pertama kalinya lega sungkap 31 Desember, 1926 di teater
Elite and Majestic, Bandung.

Perfilman Indonesia sendiri memiliki sejarah yang tahapan dan luang menjadi yamtuan di negara sendiri pada masa 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film nan terkenal kapan itu antara lain,
Gubahan sang Boy
(1987),
Blok M
dan masih banyak film bukan. Bintang-bintang muda yang tenar pada saat itu antara lain Onky Alexander, Meriam Bellina, Lydia Kandou, Nike Ardilla, Paramitha Rusady, dan Desy Ratnasari.[18]

Selain sinema-film menggandar, juga ada banyak film film nonkomersil yang berhasil memenangkan penghormatan di mana-mana nan berjudul
Pasir Berbisik
yang mencadangkan Dian Sastrowardoyo dengan Christine Hakim dan Didi Petet.[19]
Selain pecah itu cak semau kembali gambar hidup yang dimainkan maka itu Christine Juri seperti
Daun di Atas Bantal
yang membualkan tentang arwah momongan jalanan. Tersebut juga bioskop-sinema Garin Nugroho yang lainnya, sebagaimana
Aku Ingin Menciummu Sekali Saja, lagi terserah film
Marsinah
yang penuh kontroversi karena diangkat berasal kisah nyata.[20]
Selain itu juga ada bioskop gambar hidup sebagaimana
Beth,
Novel sonder huruf R,
Kwaliteit 2
yang turut serta meramaikan kembali kebangkitan sinema Indonesia. Festival Bioskop Indonesia juga kembali diadakan pada periode 2004 setelah vakum sejauh 12 tahun.

Agama dan filsafat

[sunting
|
sunting sumber]

Selam yakni agama mayoritas di Indonesia, dengan hampir 88% makhluk Indonesia menyatakan Muslim menurut sensus musim 2000, menjadikan Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, sehingga Indonesia dijuluki dengan “The Most Big Muslim Population“. Populasi lainnya yaitu 9% Kristen (yang kira-kira dua pertiga adalah Protestan dengan sisanya Katolik), 2% Hindu, 1% Buddha, dan konghuchu 0.05%

Perayaan publik

[sunting
|
sunting sumber]

Terlepas (kalender Gregorian) Tanggal (bilangan tahun agama) Segel perayaan Keterangan
1 Januari Tahun Baru Masehi Tahun bau kencur sekuler
12 Rabiul awal Maulid Nabi Muhammad Dies natalis Utusan tuhan Muhammad
Januari–Februari Tahun Baru Imlek Tahun mula-mula pada bulan purwa kalender Tionghoa
Maret 1 Kasa 40 Pawukon Masa Raya Khalwat (Tahun Mentah Saka) Tahun yunior kalender Saka
Maret–April Wafat dan Kebangkitan Yesus Kristus (Jumat Agung dan Paskah) Tanggal Paskah bervariasi. Tatap Computus
1 Mei Hari Buruh
Mei–Juni Kenaikan Yesus Kristus
Mei Setiap Mei puas Waisakha Waisak Di Indonesia dirayakan sebagai
Trisuci Waisak, kerjakan memperingati tiga peristiwa terdepan dalam agama Buddha; Ulang tahun Buddha, pencerahan dan kematiannya. Tanggal plural menurut kalender Buddha
27 Rajab Isra Mikraj Nabi Muhammad
1 Juni Hari lahir Pancasila Tahun libur awam sejak tahun 2016, menandai copot pidato Soekarno tahun 1945 tentang ideologi nasional
17 Agustus Hari Proklamasi Kemerdekaan RI Soekarno and Mohammad Hatta sebagai proklamator
1–2 Syawal Idul Fitri (Lebaran Mudik) Tanggal bervariasi menurut takwim Islam
10 Zulhijjah Idul Adha (Lebaran Haji) Rontok bervariasi menurut takwim Islam
1 Muharram Tahun Yunior Hijriyah Hari permulaan bulan Muharram, mengawali Masa Baru Hijriyah
25 Desember Perian Natal
Baca juga:   Lirik Lagu Hijau Rumahku Hijau Bumiku

Kongres Kultur Indonesia

[sunting
|
sunting sumber]

Bangsa Indonesia sudah memiliki hayat buat memajukan kebudayaan berpokok zaman kolonial Hindia Belanda. Spirit itu tergambar berpangkal penyelenggaraan Badan legislatif Peradaban Indonesia. Dari periode ke perian, Kongres Kebudayaan Indonesia dilaksanakan lakukan menjawab peran tamadun terhadap perkembangan zamannya.

Masa Kolonial

[sunting
|
sunting sumber]

Dewan perwakilan Kebudayaan Indonesia purwa boleh jadi dilaksanakan plong 1909..Keadaan ini tidak lepas dari mulai tumbuhnya landasan pelajar dan mencadangkan gagasan tentang “bangsa”. Walaupun plong 1909, senat ini masih kental dengan budaya Jawa, belaka start terlihat arwah mentah lakukan memajukan kebudayaan koteng di paruh kolonialisme. Badan legislatif pertama ini lagi menghasilkan Java Institut, nan lebih jauh banyak bepartisipasi dalam penyelenggaraan berbagai kongres kebudayaan plong masa kolonial.

Java Institut telah melaksanakan enam kongres tamadun yaitu pada 1919, 1921, 1924, 1926, 1929 dan 1937.
Plong 1919′, topik Penting masih berorientasi pada pengembangan kebudayaan Jawa, khususnya sejarah dan kebudayaan.


Sreg senat
1921′
, topik yang diangkat yakni pendidikan nada dan sejarah kepada para siswa bumiputra, khususnya kebudayaan Sunda. Badan legislatif yang diselenggarakan di Kota Bandung ini sekali lagi memiliki topik terkait kesenian luar. Waktu itu, murid mengajukan tiga sikap intern menanggapi kesenian asing. Pertama, membuang budaya lama dan membangun budaya baru. Padahal yang kedua, yaitu budaya lama dipelihara. Terakhir, budaya hijau disesuaikan dengan budaya lama. Para peserta kongres menjeput sikap yang ketiga. Badan legislatif pada tahun-musim selanjutnya mengangkat topik akan dijelaskan secara berurutan.
Pada 1924, perasaan kepada kultur daerah dalam penyelenggaraan Pendidikan.
Sreg 1926, Bahasa, dunia dan suku nasion Jawa timur.
Pada 1929, pencekokan pendoktrinan filsafat timur dan sastra dalam bumi Pendidikan.
Pada 1937
adalah menyanggang perasaan yang besar kepada kebudayaan Bali.

Tahun Kemerdekaan

[sunting
|
sunting sumber]


Sehabis Indonesia Merdeka sampai tahun 1960, telah dilaksanakan 5 mungkin Kongres Kebudayaan
. Secara sumir dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • Kongres Kultur I lega 1948, mengangkat topik upaya seniman, cendekiawan dan budayawan untuk menaruh dasar pembangunan bangsa yang berwawasan budaya;
  • Kongres Kebudayaan II sreg 1951, mengangkat topik propaganda pemecahan di bidang kesenian seperti nasib baik pengarang/hak paten, perkembangan karangmengarang, kritik seni, penapisan film dan organisasi tamadun;
  • Dewan perwakilan Kebudayaan III lega 1954, menyanggang topik Pendidikan kultur bagi kabilah pelajar, mahajana daerah tingkat, buruh dan berhuma;
  • Dewan perwakilan Kebudayaan IV pada 1957, mengangkat topik kebudayaan dan arsitektur;
  • Badan legislatif Kebudayaan V sreg 1960, mengangkat topik kultur dan ekonomi.

Hari Pemerintahan Presiden Soeharto dan Restorasi

[sunting
|
sunting perigi]

Ada jeda yang panjang selama makin dari tiga puluh waktu baru Kongres Kebudayaan VI dilaksanakan kembali pada 1991. Penjelasan secara singkat sebagai berikut:

  • Kongres Peradaban VI pada 1991, membahas lima topik Terdepan, yaitu warisan budaya, pemilahan dan pengembangan; tamadun nasional, kini dan hari depan; rahasia cipta dan pertumbuhan kesenian daerah dan kebangsaan; peradaban dan sector-sector spirit masyarakat; tamadun kewarganegaraan dan dunia.
  • Kongres Kebudayaan VII lega 2003, membahas garis haluan dan strategi kultur Indonesia yang melingkupi 16 pokok topik, di antaranya:
    1. integrasi dan disintegrasi,
    2. kegentingan kekuasaan,
    3. desentralisasi politik daerah
    4. identitas dan peralihan
    5. konflik dan kekerasan
    6. pusaka budaya
    7. ekuivalensi gender
    8. hukum dan kecurangan
    9. reinterpretasi dan reposisi adat dan tradisi
    10. pendidikan
    11. ekonomi kerakyatan
    12. bahasa dan simbol
    13. budaya pop dan hiburan
    14. religi dan spiritualitas
    15. ilmu pengetahuan dan teknologi
    16. lingkungan semangat
  • Kongres Kebudayaan VIII pada 2008, bertema “Kebudayaan untuk Keberhasilan dan Perdamaian Condong Kesejahteraan” yang melingkupi 15 pokok bahasanf:
    1. film/seni media
    2. sastra
    3. bahasa
    4. seni rupa
    5. sarana agregat
    6. seni pertunjukkan
    7. ekonomi berkecukupan
    8. hak perbendaharaan cendekiawan
    9. diplomasi kebudayaan
    10. peninggalan budaya
    11. kebijakan dan strategi kebudayaan
    12. pendidikan
    13. filantropi tamadun
    14. identitas budaya
    15. etika
  • Kongres Kebudayaan IX puas 2013. Kongres yang diselenggarakan di Yogyakarta ini pernah menuai gugatan dari sejumlah limbung pengorganisasi dan seniman. Kekecawaan koordinator mengenai kongres ini masih dapat dilihat jejaknya di internet. Pelecok satunya adalah Hanny Setiawan nan menuliskan kata sandang dengan judul “Badan legislatif Kebudayaan, Kongres Abal-abal” di kolom Kompasiana. Kongres Kultur IX puas 2013 menghasilkan 5 rekomendasi, di antaranya D:
    1. kerakyatan
    2. pendidikan
    3. diplomasi peradaban
    4. pengelolaan kebudayaan
    5. generasi muda sebagai sumber kultur
  • Kongres Kebudayaan X plong 2018. Kongres Tamadun 2018 menghasilkan 7 agenda diplomatis kebudayaan dan 7 resolusi yang menjawab agenda strategis.

Lihat kembali

[sunting
|
sunting sumur]

  • Budaya Aceh
  • Budaya Jawa
  • Budaya Maluku
  • Budaya Melayu
  • Budaya Minangkabau
  • Budaya Sunda
  • Budaya Timor

Budaya Peranakan

  • Budaya Arab-Indonesia
  • Budaya India-Indonesia
  • Budaya Tionghoa-Indonesia

Bacaan

[sunting
|
sunting sumber]


  1. ^


    Media, Kompas Cyber. “Keberbagaian Etnik dan Budaya Indonesia Jerambah all”.
    KOMPAS.com
    . Diakses tanggal
    2020-09-24
    .





  2. ^


    Media, Kompas Cyber. “Pentingnya Peradaban sebagai Pondasi Karakter Bangsa Halaman all”.
    KOMPAS.com
    . Diakses tanggal
    2020-09-24
    .





  3. ^


    “Borek Hadjar Dewantara tentang Kebudayaan Nasional (1): Kultur Itu Sifat Wutuhnya Nasion”.
    Warta Kebangsaan
    . Diakses rontok
    2020-09-24
    .





  4. ^

    Direktorat Sejarah dan Nilai Tradsional, Kongres Tamadun 1991: Kebudayaan Kewarganegaraan Waktu ini dan sreg Kala nanti

  5. ^


    Yasmin, Puti. “7 Upacara Adat di Indonesia dan Tujuannya nan Teristiadat Diketahui”.
    detikTravel
    . Diakses sungkap
    2020-09-24
    .





  6. ^


    Ki alat, Kompas Cyber. “Seni Teater: Konotasi, Sejarah, Unsur dan Jenisnya Halaman all”.
    KOMPAS.com
    . Diakses copot
    2020-09-24
    .





  7. ^


    “10 Tari Tradisional Indonesia Paling Populer”.
    SINDOnews.com. 2018-04-13. Diakses sungkap
    2020-09-24
    .





  8. ^


    Liputan6.com (2019-10-01). “Mengenal Ciri Khas Lagu Kewedanan dan Fungsinya, Perlu Dilestarikan”.
    liputan6.com
    . Diakses tanggal
    2020-09-26
    .





  9. ^


    “7 Alat Nada Tradisional Indonesia yang Terkenal dan Mendunia”.
    merdeka.com
    (dalam bahasa Inggris). Diakses terlepas
    2020-09-26
    .





  10. ^

    Indonesian Geography http://countrystudies.us/indonesia/28.htm

  11. ^


    Okezone (2020-02-06). “Deretan Seni Pergelaran Tradisional Indonesia, Ada yang Sudah lalu Menyeluruh : Okezone Nasional”.
    https://nasional.okezone.com/
    . Diakses rontok
    2020-09-26
    .





  12. ^


    “Konotasi Sastra dan Perkembangannya di Indonesia”.
    Intensely News. 2019-05-21. Diakses tanggal
    2020-09-26
    .





    [
    pranala nonaktif permanen
    ]



  13. ^


    koran, Yosep suprayogi (2014-11-27). “Makanan Indonesia merupakan…?”.
    Tempo
    (internal bahasa Inggris). Diakses tanggal
    2020-09-26
    .





  14. ^


    “Bioskop Mula-mula Indonesia Seram di Tanah Abang Jakarta Buku sreg 1900, Ini Deretan Film Permulaan”.
    Warta Daerah tingkat
    . Diakses tanggal
    2020-09-26
    .





  15. ^


    Senin; Desember 2018, 10 Desember 2018 12:12 WIB 10; Wib, 12:12 (2018-12-10). “Bioskop mula-mula di Indonesia agak gelap pada Desember 1900”.
    indozone.id
    . Diakses tanggal
    2020-09-26
    .





  16. ^


    “Narasi komidi gambar pertama di Indonesia”.
    merdeka.com
    (n domestik bahasa Inggris). Diakses copot
    2020-09-26
    .





  17. ^


    Media, Kompas Cyber. “Loetoeng Kasaroeng: Komidi gambar Pertama Buatan Indonesia Jerambah all”.
    KOMPAS.com
    . Diakses tanggal
    2020-09-26
    .





  18. ^


    Liputan6.com (2020-01-01). “Kabar Terbaru 6 Pemain Wanita di Sinema Lawas ‘Catatan Si Boy“.
    liputan6.com
    . Diakses tanggal
    2020-09-26
    .





  19. ^


    Times, I. D. Horizon.; Fasrinisyah. “6 Gambar hidup Dian Sastrowardoyo Era 2000-an yang Elusif Dilupakan”.
    IDN Times
    . Diakses terlepas
    2020-09-26
    .





  20. ^


    Liputan6.com (2004-07-23). “Supaya Berpolitik, Garin Nugroho Tak Tengung-tenging Sinema”.
    liputan6.com
    . Diakses sungkap
    2020-09-26
    .




Pranala luar

[sunting
|
sunting perigi]

  • Website Halal Kongres Tamadun Indonesia
  • Gambar Rumah Resan Indonesia
    [
    pranala nonaktif permanen
    ]

  • Pakaian Adat Indonesia
  • Sejarah Badan legislatif Tamadun Indonesia



Warisan Budaya Indonesia Yang Sangat Beragam Perlu Kita

Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia