Zaman Prasejarah Berakhir Pada Abad 4 Setelah Ada.
Prasejarah
adalah sebutan bagi kurun periode yang bermula ketika makhluk hominini mulai memanfaatkan radas batu sekitar 3,3 juta Masa Dahulu (dihitung mundur dari masa 1950), dan berakhir ketika sistem catat diciptakan. Oleh karena itu prasejarah juga disebut
Zaman Praaksara
(zaman sebelum terserah abc) atau
Zaman Nirleka
(zaman ketiadaan tulisan).[1]
Basyar prasejarah telah ahli mewujudkan lambang-lambang, tanda-etiket, maupun gambar-bagan, sahaja sistem-sistem tulis tertua diketahui yunior muncul selingkung 5.300 Tahun Silam, dan adopsi sistem tulis secara luas baru terjadi ribuan tahun kemudian. Beberapa tamadun baru menggunakan sistem catat pada abad ke-19, bahkan masih ada segelintir tamadun yang belum menggunakannya sebatas sekarang. Oleh karena itu tarikh akhir prasejarah farik-beda mulai sejak satu tempat ke tempat lain, dan istilah “prasejarah” tidak begitu majuh digunakan dalam teks mengenai masyarakat-masyarakat yang bau kencur belakangan ini keluar dari masa prasejarah.
Sumer di Mesopotamia, Lembah Sungai Indus, dan Mesir Kuno adalah peradaban-peradaban yang mula-mula kali menciptakan abjad dan menyimpan rekam album. Kemenangan ini dicapai sejak permulaan Zaman Gangsa. Jejak mereka mula-mula diikuti peradaban-kultur tetangganya. Sebagian segara peradaban tidak mentah keluar dari masa prasejarah pada Zaman Logam. Penjatahan prasejarah menjadi Zaman Batu, Zaman Perunggu, dan Zaman Ferum disebut sistem tiga zaman. Sistem ini dipakai di sebagian besar wilayah Erasia dan Afrika Utara, tetapi tidak umum dipakai di belahan-pecahan dunia lain yang baru mendadak mengenal kepandaian ki menggarap ferum-besi gigih berasal perantaraan dengan kebudayaan-peradaban Erasia, misalnya kawasan Oseania, provinsi Australasia, sebagian ki akbar kawasan Afrika Sub-Gurun, dan beberapa kawasan di Benua Amerika. Selain peradaban-peradaban Pra-Kolumbus di Benua Amerika, distrik-kawasan tersebut tidak memiliki sistem catat yang kompleks sebelum kesanggupan bangsa Erasia, dan oleh karena itu belum lama keluar dari periode prasejarah. Umpama contoh, prasejarah Indonesia dianggap berakhir sekitar tahun 400, sementara prasejarah Australia umumnya dianggap baru berakhir puas tahun 1788.
Kurun waktu ketika sebuah kultur belum memiliki sistem tulis sendiri, hanya telah terperikan dalam rekam sejarah pihak lain, disebut bak protosejarah kebudayaan tersebut. Bertolak berusul definisi di atas,[2]
dapat disimpulkan bahwa enggak suka-suka bordir memori dari waktu prasejarah-khalayak, sehingga penentuan tarikh pembuatan benda-benda prasejarah menjadi silam terdepan. Teknik-teknik penentuan bilangan tahun secara jelas baru disempurnakan pada abad ke-19.[3]
Artikel ini berisi uraian mengenai prasejarah-manusia, yakni kurun periode yang terbit sejak kemunculan perdana makhluk roh nan berdasarkan perilaku maupun anatominya dapat disebut sebagai “manusia beradab”, dan berjauhan pada permulaan masa sejarah. Menghafaz kurun waktu sebelum kemunculan perdana manusia berbudaya kembali disebut “prasejarah”, jabaran tentang kurun hari tersebut disajikan secara terpisah privat artikel
Album Manjapada
dan artikel
Sejarah Evolusi Makhluk Vitalitas.
Definisi
[sunting
|
sunting mata air]
Pilar-pilar gangguan raksasa di Göbekli Tepe, provinsi tenggara Turki, didirikan buat keperluan upacara oleh publik Neolitikum 11.000 Tahun Silam
Seorang mulai dewasa mencacat proses pembuatan gawai batu, salah suatu sketsa imajinatif mangkubumi adapun haur arwah sosok prasejarah
Penggambaran gagasan abad ke-19 mengenai hidup manusia prasejarah di alam bawah tangan
- Tadinya
- Istilah “prasejarah” boleh penting kurun waktu tangga nan bermula berasal kejadian sejagat atau penciptaan Planet Bumi, tetapi lebih sering diartikan perumpamaan kurun waktu yang bermula sejak kemunculan anak adam kehidupan di Planet Bumi, bahkan kian solo lagi diartikan sebagai kurun waktu yang bermula sejak kemunculan umat anak adam.[4]
[5] - Akhir
- Tarikh intiha prasejarah lazimnya dianggap seumpama tarikh yang kontan dengan munculnya tekat sejarah.[6]
[7]
Dengan demikian tarikh akhir prasejarah berbeda-beda berasal satu kawasan ke provinsi lain, tersidai sreg tarikh ketika tekat sejarah yang relevan menjadi mata air ilmiah yang berguna.[8]
Sebagai lengkap, di Mesir, masa prasejarah sreg galibnya dianggap berjauhan sekitar masa 3200 Pra-Masehi, sementara di Papua, masa prasejarah dianggap hijau berakhir sekitar tahun 1900 Masehi. Di Eropa, tamadun-peradaban Zaman Klasik yang relatif terdokumentasi secara model, yakni kultur Yunani Kuno dan kebudayaan Romawi Historis, umur bertetangga dengan kebudayaan-kebudayaan bukan yang tetapi sedikit alias ekuivalen sekali tak menyingkir rekam sejarah sendiri, antara lain kebudayaan Kelta dan kebudayaan Etruska. Oleh karena itu para sejarawanlah yang harus mengemudiankan seberapa andal takrif-embaran tentang tamadun-kebudayaan “prasejarah” tersebut n domestik sulam sejarah peninggalan Yunani dan Romawi, nan sering bisa jadi kental dengan prasangka. - Kurun perian
- Intern memberi prasejarah-manusia di Erasia, para sejarawan bisanya menunggangi sistem tiga zaman, sementara para juru di bidang kajian prasejarah-pramanusia umumnya memperalat suji geologi nan didefinisikan dengan jelas dan tingkatan stratum kerumahtanggaan rentang nisbah waktu geologi yang didefinisikan secara internasional. Sistem tiga zaman adalah periodisasi prasejarah-manusia menjadi tiga kurun waktu kronologis yang diberi nama menurut teknologi pembuatan perkakasnya yang paling menonjol, yaitu:
- Zaman Bujukan
- Zaman Kaleng
- Zaman Besi[9]
Album istilah
[sunting
|
sunting sumber]
Gagasan “prasejarah” mulai mengemuka pada Abad Pencerahan intern karya-karya tulis para pandai purbakala, yang memakai kata ‘primitif’ untuk menyifatkan publik-umum yang telah wujud sebelum munculnya rekam memori.[10]
Prasejarawan Prancis, Paul Tournal, pertama mungkin menyorongkan istilah
“pré-historique”
untuk menyifatkan temuan-temuannya di korok-gaung kawasan selatan Prancis. Istilah ini dimasukkan ke kerumahtanggaan kosakata bahasa Prancis puas tahun 1830 bak sebutan bagi kurun waktu sebelum sistem catat diciptakan, dan kemudian musim diserap menjadi kata
“prehistorie”
dalam bahasa Belanda. Kata “prasejarah” adalah terjemahan harfiah berbunga
“prehistorie”, doang frasa “zaman praaksara” dan “zaman nirleka” juga besar perut dipakai umpama bentuk bukan berasal istilah “prasejarah”.[11]
Penggunakan skala waktu geologi cak bagi membagi prasejarah-pramanusia, dan sistem tiga zaman untuk memberi prasejarah-manusia, adalah sistem yang muncul menjelang penghabisan abad ke-19 dalam karya-karya tulis para antropolog, arkeolog, dan ahli purbakala Inggris, Jerman, maupun Skandinavia.[9]
Cara-pendirian penelitian
[sunting
|
sunting sumber]
Sumber utama informasi tentang masa prasejarah adalah arkeologi (simpang guna-guna antropologi), cuma sementara pakar kini menginjak bertambah banyak memanfaatkan bukti-bukti dari bidang-permukaan guna-guna pengetahuan liwa dan guna-guna pengetahuan sosial.[12]
[13]
[14]
Prinsip mendapatkan informasi sebagaimana ini sudah lalu digembar-gemborkan para penganjur amatan album mendalam.
Peneliti-peneliti terdahulu prasejarah-insan merupakan para arkeolog dan ahli antropologi biologis nan memperalat ekskavasi, angket geologi, survei geografi, dan beraneka macam analisis ilmiah lain cak bagi menyingkap dan meniadakan fitrah serta perilaku masyarakat-masyarakat praaksara dan tunaaksara.[4]
Para ahli genetika populasi manusia dan para juru linguistik historis juga menghadiahkan tinjauan-tinjauan bermanfaat bagi usaha tersebut.[5]
Para antropolog kebudayaan membantu menyiagakan konteks bagi interaksi-interaksi sosial yang yakni arena perpindahan benda-benda hasil karya turunan di tengah-paruh mahajana, sehingga memungkinkan dilakukannya analisis terhadap benda segala saja yang muncul dalam konteks prasejarah-manusia.[5]
Dengan demikian boleh disimpulkan bahwa data adapun masa prasejarah diperoleh berasal berjenis-jenis bidang ilmu pengetahuan alam dan mantra pengetahuan sosial, seperti mana antropologi, arkeologi, arkeoastronomi, ilmu bahasa komparatif,ilmu hayat, geologi, genetika molekuler, paleontologi, palinologi, antropologi biologis, dan enggak-lain.
Kajian prasejarah-manusia berbeda dengan histori bukan doang karena menggunakan istilah kronologis nan berbeda, melainkan juga karena menggeluti aktivitas-aktivitas kebudayaan-kebudayaan arkeologis alih-alih bangsa-bangsa atau orang-orang pribadi yang mempunyai nama. Dengan hanya berkutat sreg proses-proses bendawi, sisa-sempelah benda, dan artefak-artefak alih-alih dengan kenyataan-keterangan tertulis, kajian prasejarah menjadi kajian atas situasi-hal nan awanama. Oleh karena itu istilah-istilah yang dipakai para prasejarawan bakal menyapa sesuatu, misalnya istilah “Manusia Neandertal” atau istilah “Zaman Ferum”, adalah tera-etiket modern nan definisinya kadang-kadang boleh diperdebatkan.
Zaman Batu
[sunting
|
sunting sumber]
Konsep “Zaman Gangguan” dipakai intern kajian arkeologi di akrab semua negara di dunia. Dalam kajian arkeologi Kontinen Amerika, Zaman Batu disebut dengan berbagai label lain, dan dimulai dari Tahap Litikum atau Zaman Paleo-Indian. Pengalokasian Zaman Alai-belai berikut ini digunakan internal amatan prasejarah Erasia, dan tidak besar perut sama mulai sejak satu palagan ke tempat tidak.
Paleolitikum
[sunting
|
sunting sumber]
Paleolitikum atau Zaman Godaan Lanjut umur bermula saat manusia mulai memanfaatkan perkakas-perkakas batu. Paleolitikum adalah kurun perian tertua dalam rentang Zaman Batu.
Kurun waktu tertua dalam rentang Paleolitikum disebut Zaman batu tua Sediakala, yakni kurun waktu sebelum munculnya
Homo sapiens. Kurun waktu ini bersumber dengan kemunculan
Homo habilis
(berikut tipe-spesies kerabatnya) dan perkakas-perkakas batu perdana yang diperkirakan berasal semenjak 2,5 juta Tahun Dahulu.[15]
Kepandaian bani adam prasejarah kerumahtanggaan memecahkan api pada kurun waktu Paleolitikum Sediakala tidak boleh dibuktikan secara karuan dan terbatas dukungan ilmiahnya. Klaim yang paling luas berterima merupakan klaim bahwa
Homo erectus
atau
Homo ergaster
mutakadim membuat api dalam uluran waktu 790.000 sampai 690.000 Tahun Silam di situs Gesyer Benot Ya’aqov, Israel. Pemanfaatan jago merah memungkinkan manusia prasejarah untuk memantek makanan, menghangatkan fisik, dan menyuluhi kesamaran pada malam hari.
Kemunculan
Homo sapiens
perdana sekitar 200.000 Tahun Habis men bermulanya kurun musim Paleolitikum Menengah. Sreg kurun musim ini, terjadi perubahan-perlintasan anatomis yang mengindikasikan kemampuan berbahasa modern.[16]
Bukti definitif purwa pecah pemanfaatan api oleh bani adam prasejarah kembali berasal semenjak kurun hari Paleolitikum Medium. Tulang dan kayu hangus dari situs-situs di Zambia diperkirakan berasal dari 61.000 Periode Silam. Penguburan jenazah nan tersistem, kepandaian bermusik, seni rupa perdana, dan pengusahaan perangkat-perlengkapan reka cipta nan kian usil merupakan unsur-unsur paling kecil menonjol mulai sejak kurun waktu Paleolitikum Madya.
Sepanjang kurun waktu Paleolitikum, umat orang lega umumnya berpenghidupan sebagai pemburu-perancam nomaden. Kelompok-keramaian publik pemburu-perancam cenderung sangat kecil ukurannya dan bersifat egaliter.[17]
Walaupun demikian, gerombolan-kerubungan masyarakat pemburu-pengoplos nan punya sumber-sumur trik melimpah ataupun teknik-teknik pencadangan pangan yang sudah maju kadang-kadang mengembangkan gaya jiwa kelesa dengan struktur kemasyarakatan yang kompleks seperti mana perkauman,[18]
dan stratifikasi sosial. Relasi jarak jauh mungkin juga sudah dirintis, sebagaimana dalam kasus “perkembangan netral hambatan” pribumi-Australia nan disebut jongkong kidung.[19]
Mesolitikum
[sunting
|
sunting sumber]
Mesolitikum atau Zaman Bujukan Madya yaitu kurun perian kronologi teknologi manusia yang menenangkan Paleolitikum dan Neolitikum dalam rentang Zaman Godaan. Kurun tahun ini bermula pada akhir kala Pleistosen, sekitar 10.000 Tahun Silam, dan berakhir pada waktu munculnya kepandaian berjumpa dengan tanam yang berbeda-cedera dari satu kawasan ke distrik lain. Di bilang kawasan, misalnya Timur Akrab, kegiatan bertemu dengan tanam sudah dirintis pada intiha kala Pleistosen, sehingga kurun masa Mesolitikum di wilayah itu berlangsung sumir dan tidak semacam itu jelas tenggat-batasnya. Di kawasan-daerah yang sekadar sedikit terkena dampak glasiasi, sesekali digunakan istilah “Epipaleolitikum” atau Zaman Batu Sepuh Lanjut.
Area-area yang silam terdampak glasiasi selepas akhir Zaman Es memiliki lebih banyak bukti peninggalan Mesolitikum yang berlangsung ribuan perian lamanya. Di kawasan utara Eropa, keramaian-kelompok manusia prasejarah dapat hayat berkecukupan dengan pasokan hutan melimpah dari paya-paya beruntung iklim yang menghangat. Kondisi-kondisi semacam ini melahirkan perilaku-perilaku khas khalayak nan terlestarikan dalam peninggalan rekam bendawi, misalnya kebudayaan Maglemosia dan kebudayaan Azilia. Kondisi-kondisi tersebut pula memperlambat peralihan ke Neolitikum setakat musim 4000 Pra-Serani (6.000 Tahun Silam) di kawasan utara Eropa.
Kotoran-sisa peninggalan bermula kurun hari ini cukup langka, dan sering kali hanya berupa longgokan-gundukan sampah dapur. Di kawasan-wilayah berhutan sudah didapati pertanda pertama deforestasi, meskipun kegiatan deforestasi baru giat dilakukan pada Zaman batu baru, manakala makhluk membutuhkan lahan yang bertambah luas kerjakan berhuma.
Di banyak kancah, Mesolitikum dicirikan oleh radas-perlengkapan rijang invensi, yakni mikrolit dan mikroburin. Alat pancing, beliung batu, dan benda-benda berbunga kayu begitu juga biduk dan busur telah ditemukan di beberapa situs. Teknologi-teknologi tersebut pertama bisa jadi muncul di Afrika, dan dihubung-hubungkan dengan kebudayaan-kultur Azilia, baru kemudian menyebar ke Eropa melalui kebudayaan Iberomaurusia di kawasan utara Afrika dan kebudayaan Kebara di Syam. Walaupun demikian, tidak mustahil suka-suka kebudayaan yang menciptakan sendiri teknologi-teknologi tersebut dengan kemampuan kreasi mereka.
Bab masuk ke kuil utama Ħaġar Qim di Malta, kompleks kuil fase Ġgantija dari masa 3900 Pra-Serani[20]
Neolitikum
[sunting
|
sunting sumber]
Pusparagam artefak Neolitikum, mencengap gelang, kapak kepal, pahat, dan alat pengupam – Kecuali perkakas tertentu, artefak-artefak Neolitikum adalah perkakas gangguan nan diupam alih-alih ditokok
Dari sekian banyak spesies manusia yang unjuk lega kurun waktu Paleolitikum, hanya
Homo sapiens sapiens
nan tertinggal pada kurun waktu Zaman batu baru[21]
(Homo floresiensis
kelihatannya bertahan usia sampai ke permulaan kurun tahun Neolitikum selingkung 12.200 Perian Silam).[22]
Zaman batu baru adalah kurun tahun perkembangan teknologi dan pembentukan masyarakat tercecer. Zaman batu baru atau Zaman Batu Muda mulai sejak kira-kira 10.200 tahun Pra-Masehi di beberapa tempat di Timur Tengah, baru kemudian masa bermula di provinsi-area lain,[23]
dan berjarak pada kurun waktu 4.500 tahun sampai 2.000 hari Pra-Masehi. Zaman batu baru merupakan kurun periode pertukaran serta kemajuan perilaku dan karakteristik budaya, yang mencakup pemanfaatan tumbuhan pangan haram maupun tanaman wana yang dibudidayakan dan satwa-watwa yang dijinakkan.
Bangunan monumental di situs Luni sul Mignone, Blera, Italia, tahun 3500 Pra-Serani
Usaha berbendang pada mula-mula kurun masa Neolitikum minus pada penanaman segelintir pohon sahaja, baik tanaman liar maupun tanaman hasil budidaya, antara lain gandum monokokum, jawawut, dan gandum spelta. Basyar Zaman batu baru memelihara anjing, domba, dan kambing. Seputar 6.900–6.400 tahun Pra-Masehi, basyar berangkat menjinakkan dan menernakkan lembu dan kartu ceki, berangkat membangun permukiman-permukiman nan dihuni secara permanen ataupun musiman, dan berangkat memanfaatkan cak keramik. Neolitikum adalah kurun hari munculnya desa-desa perdana, pertanian, penjinakan dabat, perkakas-perkakas, dan jejak-jejak peperangan tertua.[24]
Zaman batu baru bermula dengan munculnya kepandaian bertanam nan melahirkan “Revolusi Neolitikum”, dan berakhir ketika pemanfaatan perangkat logam mulai memencar luas (pada Zaman Tembaga maupun Zaman Belek, atau puas Zaman Metal di beberapa daerah). Istilah “Neolitikum” cuma lazim digunakan di Dunia Lama, karena penerapannya pada tamadun-kebudayaan di Benua Amerika dan kawasan Oseania yang belum sempurna teknologi olah logamnya menimbulkan bilang permasalahan.
Sifat permukiman mulai lebih permanen. Bilang di antaranya memiliki rumah-rumah melingkar beruangan tunggal berbahan baku bata selut. Permukiman boleh jadi pula dikelilingi tembok alai-belai cak bagi mencegah piaraan meleleh sekaligus melindungi warga dari suku-kaki bukan. Permukiman-permukiman yang dibangun lebih kemudian memiliki kondominium-rumah berbahan baku bata lumpur, palagan batih hidup bersama dalam satu atau lebih berpangkal berpunca ruangan. Temuan-temuan kubur menyiratkan adanya adat penghormatan terhadap kakek moyang dalam bentuk pengawetan batok kepala orang mati. Kultur Vinča boleh jadi telah menciptakan sistem tulis tertua.[25]
Komplek-kompleks kuil megalitik di Ġgantija menonjol karena ukuran raksasanya. Kendatipun beberapa publik Neolitikum Penghabisan di Erasia sudah membentuk persukuan-perkauman terstratifikasi yang mania lebih-lebih negara, negara-negara mentah terbentuk di Erasia bilamana kemunculan metalurgi, dan kebanyakan mahajana Neolitikum relatif terbelakang dan egaliter.[26]
Kebanyakan baju nada-nadanya terbuat dari kulit hewan, sebagaimana diindikasikan makanya temuan sejumlah besar peniti berusul benak dan tanduk nan ideal digunakan untuk menyemat dan memerdukan pakaian berbahan kulit hewan. Gaun berbahan laken dan lenan mungkin sudah dibuat menjelang intiha kurun periode Neolitikum,[27]
[28]
seperti yang diisyaratkan maka dari itu temuan rayuan-godaan berlubang yang (tersidai ukurannya) mungkin pernah digunakan bagaikan cakram gelendong atau anting benang lungsin.[29]
[30]
[31]
Kalkolitikum
[sunting
|
sunting sumber]
Lukisan pemandangan Blong Millares, daerah tingkat bertembok di Iberia pada Zaman Tembaga, menurut prediksi ilustrator
Kalkolitikum atau Zaman Tembaga merupakan kurun perian pergantian, manakala kepandaian mengolah logam tembaga muncul seiring menyebarnya penggunaan radas batu. Puas kurun kini, sejumlah senjata dan alat dibuat dari tembaga. Meskipun masih sangat bersifat Neolitikum, sesungguhnya Kalkolitikum adalah fase Zaman Perunggu sebelum individu memahami bahwa melakur tembaga dengan timah akan menghasilkan metal yang lebih gentur, adalah perunggu. Zaman Tembaga mula-mula didefinisikan sebagai kurun masa transisi dari Zaman batu baru ke Zaman Kangsa. Meskipun demikian, karena dicirikan oleh penggunaan logam, Zaman Tembaga makin dianggap sebagai bagian dari Zaman Perunggu tinimbang Zaman Batu.
Sebuah situs arkeologi di Serbia menggudangkan bukti tertua peleburan tembaga pada suhu pangkat yang dapat dipastikan semenjak dari 7.500 Tahun Habis. Temuan nan didapatkan puas bulan Juni 2010 ini menambah jumlah informasi tentang peleburan tembaga kerumahtanggaan rentang waktu 800 tahun, dan menyiratkan bahwa kepandaian melebur tembaga mungkin ditemukan secara mandiri di heterogen kawasan berbeda di Asia dan Eropa, alih-alih memencar dari satu sumber hanya.[32]
Metalurgi mungkin pertama kali unjuk di kawasan Wulan Pembuluh getah Bakir dan menembakkan kemunculan Zaman Perunggu di kawasan itu pada milenium ke-4 Pra-Masehi (menurut pandangan tradisional). Walaupun demikian, temuan-temuan dari kebudayaan Vinča di Eropa kini sudah lalu dipastikan dibuat terbatas lebih tadinya daripada temuan-temuan di area Bulan Sabit Subur. Situs Lembah Timna menyimpan bukti-bukti kegiatan penambangan tembaga dari kurun waktu 9.000 hingga 7.000 Tahun Lalu. Proses transisi dari Zaman batu baru ke Kalkolitikum di Timur Tengah dicirikan oleh peranti-perkakas provokasi yang menunjukkan adanya penurunan n domestik pengadaan dan eksploitasi objek formal bermutu tinggi. Afrika Utara dan Jurang Kali besar Nil mengimpor teknologi penggodokan metal dari Timur Sanding dan mengikuti jejak perkembangan Zaman Kuningan dan Zaman Besi di Timur Akrab. Meskipun demikian, Zaman Besi berlanjut simultan dengan Zaman Kangsa di sebagian ki akbar Benua Afrika.
Perlintasan ke waktu sejarah Abad Historis
[sunting
|
sunting sumber]
Zaman Perunggu
[sunting
|
sunting sumur]
Rencana bajak berpenghela lembu disertai tulisan, Mesir, selingkung waktu 1200 Pra-Masehi
Pada Zaman Tin, beberapa kebudayaan tiba mengenal kepandaian mengabadikan ingatan tentang suatu kejadian n domestik rencana keterangan tertulis, dan dengan demikian menjadi peradaban-kultur pertama yang keluar dari perian prasejarah. Makanya karena itu Zaman Perunggu ataupun kurun-kurun waktu tertentu kerumahtanggaan rentang Zaman Perunggu hanya dapat dianggap bagaikan bagian terbit masa prasejarah di wilayah-kawasan dan peradaban-peradaban yang baru belakangan mengadopsi maupun mengembangkan sistem penyimpanan keterangan tertulis. Di beberapa kawasan, tahun rakitan tulisan bertepatan dengan permulaan Zaman Tembaga. Tak lama sesudah kemunculan tulisan, orang start menghasilkan teks-referensi, antara lain jabaran kejadian secara termaktub dan catatan-karangan administratif.
Istilah “Zaman Perunggu” mengacu kepada kurun waktu kerumahtanggaan perkembangan kebudayaan umat bani adam manakala kepandaian pengolahan logam nan paling maju (sekurang-kurangnya semenjak segi pemanfaatannya yang luas dan bersistem) telah mencengam teknik-teknik peleburan tembaga dan rejasa dari bijih-bijih yang muncul ke permukaan bumi secara alami, kemudian memadukan kedua jenis besi tersebut menjadi kaleng. Peranakan arsenikum ialah salah satu unsur ketidakmurnian yang lumrah ditemukan lega bijih-bijih nan muncul ke latar dunia secara alami. Bijih tembaga maupun rejasa adalah bijih-bijih yang elusif, dicerminkan maka itu kenyataan bahwa lain terserah perunggu fosfor di kawasan barat Asia sebelum tahun 3000 Pra-Masehi. Zaman Tembaga merupakan bagian pecah sistem tiga zaman n domestik penggolongan masyarakat-umum prasejarah. Intern sistem ini, Zaman Perunggu berlangsung setelah Zaman Bisikan Muda di beberapa kawasan bumi.
Lamun bijih tembaga ada di mana-mana, timah yaitu komoditas langka di Marcapada Lama, dan sering kali harus diperdagangkan alias diangkut menerobos jarak tempuh yang sepan jauh dari tempat-palagan penambangannya yang cuma segelintir, sehingga memicu terciptanya rute-rute dagang penghubung berbagai ragam wilayah nan tukar berjauhan. Di daerah-daerah nan adv amat bererak, misalnya Tiongkok dan Inggris, logam plonco ini dimanfaatkan misal bahan resmi pembuatan umpama senjata, tetapi selama jangka tahun yang lama agaknya tidak digunakan sebagai bahan baku pembuatan alat-gawai bersawah. Sebagian besar perkakas-perkakas tin nada-nadanya ditimbun makanya dok elit privat umum, dan kadang-kadang disimpan internal kuantitas yang asing halal banyaknya, start dari produk-barang perunggu cak bagi upacara manusia Tionghoa dan simpanan-sediaan mal tembaga orang India sebatas dengan simpanan-tandon perbendaharaan orang Eropa nyata pejabat-kepala kapak yang belum terpakai.
Puas yaumudin Perunggu, negara-negara besar nan acap kali disebut kekaisaran, sudah muncul di Mesir, Tiongkok, Anatolia (nasion Het), dan Mesopotamia, semuanya telah mengenal kepandaian baca-tulis.
Zaman Besi
[sunting
|
sunting sumber]
Lakukan kultur-peradaban nan sudah mengenal kepandaian menyimpan rekam sejarah dalam bentuk catatan pada Zaman Perunggu, Zaman Besi bukanlah putaran dari prasejarah mereka. Banyak tamadun memasuki masa sejarah sreg Zaman Besi, sering bisa jadi terlampau aksi penaklukan yang dilancarkan negara-negara imperium, nan giat berekspansi detik itu. Sebagai contoh, di sebagian ki akbar daratan Eropa, waktu ditaklukan Kekaisaran Romawi adalah periode bergantinya istilah “Zaman Metal” menjadi “Zaman Romawi”, “Zaman Galia-Romawi”, dan tak-lain.
Di latar arkeologi, Zaman Besi yaitu zaman kelahiran metalurgi besi. Pemanfaatan besi serempak waktunya dengan pertukaran-persilihan lain yang di dalam bilang kebudayaan purba, sering kali dibarengi dengan praktik-praktik bertemu dengan tanam, tangan kanan-kepercayaan religius, dan gaya-kecondongan artistik nan panjang lidah, yang menjadikan Zaman Besi dalam ilmu arkeologi bertepatan waktunya dengan “Zaman Sendi” n domestik memori filsafat. Meskipun pasir besi bukan produk yang selit belit, teknik-teknik metalurgi nan terlazim dikuasai hendaknya dapat memanfaatkan besi berbeda sekali dengan teknik-teknik metalurgi yang diperlukan untuk mengolah logam-ferum yang dimanfaatkan individu sebelumnya. Pendayagunaan metal juga lampau lamban menyebar, dan intern paser periode nan cukup lama hanya dimanfaatkan sebagai korban halal senjata, sementara gangsa tetap menjadi bahan konvensional utama dalam pembuatan perabot ataupun karya-karya seni.
Lini periode
[sunting
|
sunting sumber]
Semua tarikh di asal ini adalah hasil perkiraan dan dugaan yang diperoleh lewat penekanan di meres antropologi, ilmu purbakala, genetika, geologi, atau Linguistika, dan oleh karena itu dapat direvisi kapan ada temuan-temuan baru atau cara hitung yang lebih usil.
- Paleolitikum Awal
-
ca.
2,8 juta Tahun Silam – Kemunculan genus
Homo -
ca.
2,5 juta Musim Tinggal – Bukti-bukti pemanfaatan gawai maka itu manusia prasejarah -
ca.
600.000 Hari Suntuk – Zaman berburu dan meramu -
ca.
400.000 Tahun Silam – Kepandaian mengeset api
- Zaman batu tua Madya
-
ca.
300.000–30.000 Tahun Silam – Kebudayaan Mousteria (Neanderthal) di Eropa.[33] -
ca.
200.000 Tahun Adv amat – Sosok maju anatomis
(Homo sapiens sapiens)
unjuk di Afrika. Salah suatu cirinya adalah ketiadaan bulu badan lebat sama dengan yang terdapat puas primata tak. Sempelah-sisa jenazah Omo ialah sisa-hajat jenazah hamba allah bertamadun anatomis. -
ca.
170.000–83.000 Tahun Habis – Reka cipta sandang[34] -
ca.
75.000 Perian Dulu – Bencana letusan dahsyat Jabal Api Toba.[35] -
ca.
80.000–50.000 Tahun Silam – Serombongan samudra
Homo sapiens
keluar dari Afrika.[36]
[37]
Intern beberapa milenia sesudahnya, keturunan dari kontingen besar tersebut bermigrasi ke daerah daksina India, Nusantara, Australia, Jepang, Tiongkok, Siberia, Alaska, dan daerah pesisir barat laut Amerika Lor.[37] -
ca.
80.000–50.000 Masa Silam – Kemunculan perilaku modern, yang sebatas dengan saat itu mencengap kemampuan berbahasa dan kemampuan berakal yang sudah berbudaya.
- Paleolitikum Akhir
-
ca.
45.000 Periode Silam (43.000 pra-Kristen) – Kemunculan Tamadun Châtelperronia di Prancis. -
ca.
40.000 Tahun Silam (38.000 pra-Kristen) – Pembangunan permukiman purwa di area daksina Tanah raya Australia oleh nasion Pribumi Australia (termuat di lokasi yang kini menjadi kota Sydney,[38]
[39]
kota Perth,[40]
dan kota Melbourne[41]). -
ca.
32.000 Musim Sangat (30.000 pra-Masehi) – Kemunculan Kultur Aurignasia, nan meninggalkan lukisan-lukisan pada dinding Lubang Chauvet di Prancis. -
ca.
30.500 Tahun Sangat (28.500 pra-Kristen) – Nugini didiami masyarakat pendatang bersumber Asia maupun Australia.[42] -
ca.
30.000 Tahun Silam (28.000 pra-Masehi) – Sekawanan rusa kutub disembelih dan dipotong-potong anak adam di Lembah Vezere, Prancis.[43] -
ca.
28.000–20.000 Tahun Silam – Zaman Gravettia di Eropa. Invensi harpun, jarum, dan gergaji. -
ca.
26.500 Tahun Silam – Zaman Beku Maksimum Akhir. Sehabis zaman ini, es mencair dan luas lapisan es kembali menyusut. Pada zaman inilah manusia pun mendiami kawasan barat Eropa (baca kata sandang Kebudayaan Magdalenia) dan memasuki Amerika Utara dari provinsi timur Siberia cak bagi pertama kalinya (baca artikel Bangsa Indian-Lanjut usia, Tamadun Pra-Clovis, dan Pemukiman Kontinen Amerika). -
ca.
26.000 Perian Silam (24.000 pra-Masehi) – Masyarakat di beraneka rupa belahan dunia memperalat serat untuk membuat gendongan bayi, busana, kantong, keranjang, dan jala.[44] -
ca.
25.000 Tahun Adv amat (23.000 pra-Kristen) – Sebuah permukiman yang terdiri atas gubuk-gubuk yang dibangun dari batu dan sumsum-lemak tulang mamut ditemukan di dekat Dolní Věstonice di Moravia, Republik Ceko. Inilah permukiman permanen tertua manusia yang sudah ditemukan arkeolog.[45] -
ca.
23.000 Perian Lalu (21.000 pra-Serani) – Uji coba budidaya tanaman jenggala berskala kecil di Ohalo II, sebuah perkampungan teguh publik pemburu-peramu di siring Situ Galilea, Israel.[46] -
ca.
16.000 Periode Silam (14.000 pra-Serani) – Patung bison eropa berbahan tanah pekat ditemukan di dalam gua yang kini dinamakan Le Tuc d’Audoubert, di kewedanan pegunungan Pirenia yang termasuk wilayah Prancis, tak jauh dari garis perbatasan dengan negara Spanyol.[47] -
ca.
14.800 Perian Suntuk (12.800 pra-Serani) – Zaman Lembek mulai sejak di Afrika Paksina. Padang Gurun Padang pasir saat itu merupakan kawasan berlahan basah sekali lagi berlambak, dan akuifer-akuifernya penuh terisi air.[48]
- Mesolitikum/Epipaleolitikum
-
ca.
12.500–9.500 pra-Masehi – Kebudayaan Natufia, sebuah kultur pemburu-peramu menetap nan bisa jadi mutakadim menernakkan tanaman gandum hitam di Negeri Syam (Mediterania Timur)
- Neolitikum
-
ca.
9.400–9.200 pra-Masehi – Tanaman ara variasi tanpa angka (oleh karena itu tidak dapat berkembang biak seorang) dibudidayakan di desa Neolitik Gilgal I, Tong Wai Yordan, 13 km di jihat utara kota Yerikho. Penemuan ini mendahului budidaya gandum, jelai, dan bin-polongan, dan oleh karena itu siapa saja merupakan kegiatan berpadan tanam pertama nan mutakadim diketahui.[49] -
ca.
9.000 pra-Masehi – Landasan-dok tugu batu nan menyerupai huruf T didirikan di Göbekli Tepe, distrik tenggara Anatolia di Turki, pada zaman Neolitikum A Pratembikar. Bangunan-bangunan yang belum diekskavasi di situs ini diduga bersumber berusul kurun waktu Epipaleolitikum. -
ca.
8.000 alias 7.000 pra-Masehi – Jelai dan gandum mulai dibudidayakan di kawasan utara Mesopotamia (sekarang kawasan lor Irak). Pertama jelai dan cante dimanfaatkan sebagai bahan resmi bir, bubur, dan sup, tetapi akhirnya diolah pula menjadi roti.[50]
Kala itu turunan masih memperalat tongkat pencocok petak internal kegiatan bertanam, sekadar beralih menggunakan luku puas abad-abad berikutnya.[51]
Seputar kurun periode inilah, sebuah menara bundar dari batu dengan sengkang 8.5 meter didirikan di Yerikho, nan saat ini tingginya tersisa kira-kira 8,5 meter.[52]
- Kalkolitikum
-
ca.
3.700 pra-Masehi – Naskah-naskah beraksara pakis muncul di Sumer, dan lahir juga sifat menyimpan keterangan termaktub. Menurut mayoritas ahli, tulisan perdana Mesopotamia hanya adv minim berkaitan dengan bahasa tuturnya.[53] -
ca.
3.300 pra-Serani – Taksiran waktu kematian “Ötzi Si Manusia Es”, nan jenazahnya ditemukan dalam keadaan utuh di dalam es di Alpen Ötztal pada tahun 1991. Sebilah kapak tembaga, yang merupakan salah suatu ciri khas teknologi zaman itu, ditemukan bersama jenazah Ötzi. -
ca.
3.000 pra-Masehi – Stonehenge tiba dibangun. Wujud awal Stonehenge ialah gunung dengan 56 pancang kayu nan dikelilingi sebuah susukan.[54]
[sunting
|
sunting sumber]
- Manjapada Lama
- Prasejarah Afrika
- Prasejarah Mesir
- Prasejarah Afrika Paksina
- Prasejarah Asia
- Asia Timur:
- Prasejarah Tiongkok
- Prasejarah Korea
- Paleolitikum Jepang
- Zaman Kaleng Asia Timur
- Zaman Kuningan Tiongkok
- Asia Selatan:
- Prasejarah India
- Zaman Batu Asia Selatan
- Prasejarah Sri Lanka
- Prasejarah Asia Tengah
- Prasejarah Siberia
- Asia Tenggara:
- Prasejarah Indonesia
- Prasejarah Thailand
- Asia Barat Buku (Timur Intim)
- Prasejarah Iran
- Aurignasia
- Kebudayaan Natufia
- Zaman Ubaid
- Zaman Uruk
- Timur Dekat Kuno
- Asia Timur:
- Prasejarah Eropa
- Prasejarah Kaukasus
- Prasejarah Georgia
- Prasejarah Armenia
- Zaman batu tua Eropa
- Neolitikum Eropa
- Zaman Perunggu Eropa
- Zaman Besi Eropa
- Eropa Atlantik
- Prasejarah Inggris
- Prasejarah Irlandia
- Prasejarah Iberia
- Prasejarah Eropa Selatan
- Prasejarah Kaukasus
- Dunia Baru
- Amerika Pra-Kolumbus
- Penjatahan kebudayaan prasejarah distrik timur laut Amerika
- Sejarah Amerika Lor sreg milenium ke-2 pra-Masehi
- Sejarah Amerika Lor pada milenium pertama pra-Serani
- Album Amerika Lor plong milenium pertama
- Prasejarah Newfoundland dan Labrador
- Prasejarah kawasan-wilayah Maritim negara Kanada
- Prasejarah Quebec
- Oseania
- Prasejarah Australia
Baca sekali lagi
[sunting
|
sunting perigi]
- Agama prasejarah
- Arkeoastronomi
- Arkeologi
- Evolusi orang
- Gerombolan
- Homo sapiens purba
- Ilmu pengobatan prasejarah
- Kala Holosen
- Kurun musim Diras Akhir
- Masyarakat senasab
- Migrasi prasejarah
- Modernitas perilaku
- Nada prasejarah
- Paleoantropologi
- Perang prasejarah
- Periodisasi
- Album keluarga
- Seni rupa prasejarah
- Daftar karya seni rupa Zaman Batu
- Sistem tiga zaman
- Sodalitas lintas suku
- Teknologi prasejarah
Rujukan
[sunting
|
sunting sumber]
-
^
McCall, Daniel F.; Struever, Stuart; Van Der Merwe, Nicolaas J.; Roe, Banjar (1973). “Prehistory as a Kind of History”.
The Journal of Interdisciplinary History.
3
(4): 733–739. doi:10.2307/202691. JSTOR 202691.
-
^
“Dictionary Entry”. Diakses terlepas
8 Agustus
2017.
-
^
Graslund, Bo. 1987.
The birth of prehistoric chronology.
Cambridge:Cambridge University Press. -
^
a
b
Fagan, Brian. 2007.
World Prehistory: A brief introduction
New York: Prentice-Hall, Edisi Ketujuh, Pintu Satu -
^
a
b
c
Renfrew, Colin. 2008.
Prehistory: The Making of the Human Mind.
New York: Beradab Library -
^
Fagan, Brian (2017).
World prehistory: a brief introduction
(edisi ke-Ninth). London: Routledge. hlm. 8. ISBN 978-1-317-27910-5. OCLC 958480847.
-
^
Forsythe, Gary (2005).
A critical history of early Rome : from prehistory to the first Punic War. Berkeley: University of California Press. hlm. 12. ISBN 978-0-520-94029-1. OCLC 70728478.
-
^
Connah, Graham (2007-05-11). “Historical Archaeology in Africa: An Appropriate Concept?”.
African Archaeological Review.
24
(1–2): 35–40. doi:10.1007/s10437-007-9014-9. ISSN 0263-0338.
-
^
a
b
Matthew Daniel Eddy, ed. (2011).
Prehistoric Minds: Human Origins as a Cultural Artefact. Royal Society of London.
-
^
Eddy, Matthew Daniel (2011). “The Line of Reason: Hugh Blair, Spatiality and the Progressive Structure of Language”.
Notes and Records of the Porah Society.
65: 9–24. doi:10.1098/rsnr.2010.0098.
-
^
Proklamasi Seminar Sedjarah puas tanggal 14 s/d 18 Desember 1957 di Jogjakarta (Kenyataan). Institut Gadjah Mada. 1958. hlm. 135.
-
^
The Prehistory of Iberia: Debating Early Social Stratification and the State disunting oleh María Cruz Berrocal, Leonardo García Sanjuán, Antonio Gilman. Hlm. 36. -
^
Historical Archaeology: Back from the Edge. Disunting makanya Pedro Paulo A. Funari, Martin Hall, Sian Jones. Hlm. 8.
[tanpa ISBN]
-
^
Through the Ages in Palestinian Archaeology: An Introductory Handbook. Oleh Walter E. Ras. Hlm. 49.
[tanpa ISBN]
-
^
The Essence of Anthropology Edisi ke-3. Karya William A. Haviland, Harald E. L. Prins, Dana Walrath, Bunny McBrid. Hlm. 83. -
^
Race and Human Evolution. Oleh Milford H. Wolpoff. hlm. 348. -
^
Vanishing Voices : The Extinction of the World’s Languages. Maka dari itu Daniel Nettle, Suzanne Romaine Merton Profesor Sastra Inggris Universitas Oxford. hlmn. 102–103. -
^
Earle, Timothy (1989). “Chiefdoms”.
Current Anthropology.
30
(1): 84–88. doi:10.1086/203717. JSTOR 2743311.
-
^
“Songlines: the Indigenous memory code”.
Radio National
(dalam bahasa Inggris). 2016-07-08. Diakses rontok
2019-02-18
.
-
^
“Hagarqim « Heritage Malta”. Diarsipkan bersumber versi asli tanggal 2009-02-03. Diakses tanggal
2009-02-20
.
-
^
“World Museum of Man: Neolithic / Chalcolithic Period”. World Museum of Man. Diarsipkan dari versi tahir copot 21 Oktober 2013. Diakses tanggal
21 Agustus
2013.
-
^
Lyras; et al. (2008). “The origin of Homo floresiensis and its relation to evolutionary processes under isolation”.
Anthropological Science.
-
^
Tulangtulangan 3.3 Bersumber
First Farmers: The Origins of Agricultural Societies
makanya Peter Bellwood, 2004 -
^
“The Perfect Gift: Prehistoric Massacres. The twin vices of women and cattle in prehistoric Europe”. Diarsipkan dari versi ceria tanggal 11 Juni 2008.
-
^
Winn, Shan (1981).
Pre-writing in Southeastern Europe: The Sign System of the Vinča Culture ca. 4000 BC. Calgary: Western Publishers.
-
^
Leonard D. Katz Rigby; S. Stephen Henry Rigby (2000).
Evolutionary Origins of Morality: Cross-disciplinary Perspectives. United kingdom: Imprint Academic. hlm. 158. ISBN 978-0-7190-5612-3.
-
^
Harris, Susanna (2009). “Smooth and Cool, or Warm and Soft: Investigatingthe Properties of Cloth in Prehistory”.
North European Symposium for Archaeological Textiles X. Academia.edu. Diakses rontok
5 September
2013.
-
^
“Aspects of Life During the Neolithic Period”
(PDF). Teachers’ Curriculum Institute. Diarsipkan dari versi polos
(PDF)
tanggal 5 May 2016. Diakses sungkap
5 September
2013.
-
^
Gibbs, Kevin T. (2006). “Pierced clay disks and Late Neolithic textile production”.
Proceedings of the 5th International Congress on the Archaeology of the Ancient Near East. Academia.org. Diakses tanggal
5 September
2013.
-
^
Green, Jean M (1993). “Unraveling the Enigma of the Bi: The Spindle Whorl as the Model of the Formalitas Disk”.
Asian Perspectives.
32
(1): 105–124. Diarsipkan berusul varian sejati tanggal 2015-02-11.
-
^
Cook, M (2007). “The clay loom weight, internal: Early Neolithic ritual activity, Bronze Age occupation and medieval activity at Pitlethie Road, Leuchars, Fife”.
Tayside and Fife Archaeological Journal.
13: 1–23.
-
^
“Serbian site may have hosted first copper makers”.
ScienceNews. July 17, 2010.
-
^
Shea, J.J. (2003). “Neanderthals, competition and the origin of berbudaya human behaviour in the Levant”.
Evolutionary Anthropology.
12: 173–187. doi:10.1002/evan.10101.
-
^
Toups, M.A.; Kitchen, A.; Light, J.E.; Reed, D. L. (September 2010). “Origin of Clothing Lice Indicates Early Clothing Use by Anatomically Berbudaya Humans in Africa”.
Molecular Biology and Evolution.
28
(1): 29–32. doi:10.1093/molbev/msq234. PMC3002236
. PMID 20823373.
-
^
“Mount Toba Eruption – Ancient Humans Unscathed, Study Claims”. Diarsipkan berasal versi putih tanggal 2018-07-08. Diakses terlepas
2008-04-20
.
-
^
Zimmer, Carl (September 21, 2016). “How We Got Here: DNA Points to a Single Migration From Africa”.
New York Times
. Diakses tanggal
22 September
2016.
-
^
a
b
Peristiwa ini disiratkan makanya indikator M130 di dalam kromosom Y. “Traces of a Distant Past”, maka itu Gary Stix,
Scientific American, Juli 2008, hlmn. 56–63. -
^
Macey, Richard (2007). “Settlers’ history rewritten: go back 30,000 years”.
The Sydney Morning Herald
. Diakses tanggal
5 July
2014.
-
^
“Aboriginal people and place”. Sydney Barani. 2013. Diakses tanggal
5 July
2014.
-
^
Sandra Bowdler. “The Pleistocene Pacific”.
Published in ‘Human settlement’, in D. Denoon (pengedit) The Cambridge History of the Pacific Islanders. hlmn. 41–50. Cambridge University Press, Cambridge. University of Western Australia. Diarsipkan dari versi asli sungkap 16 Februari 2008. Diakses tanggal
26 Februari
2008.
-
^
Gary Presland,
The First Residents of Melbourne’s Western Region, (revised edition), Harriland Press, 1997. ISBN 0-646-33150-7. Presland mengemukakan di hlm. 1: “Cak semau bilang bukti nan menunjukkan bahwa selingkung 40.000 waktu yang lalu, sudah suka-suka masyarakat yang mendiami provinsi Lembah Sungai Maribyrnong, tidak jauh berusul Keilor kini ini.” -
^
James Trager,
The People’s Chronology, 1994, ISBN 0-8050-3134-0 -
^
Gene S. Stuart, “Ice Age Hunters: Artists in Hidden Cages.” In
Mysteries of the Ancient World, a publication of the National Geographic Society, 1979. hlmn. 11–18. -
^
“Venus of Willendorf”.
Khan Academy
(intern bahasa Inggris). Diakses sungkap
2019-02-18
.
-
^
Stuart, Gene S. (1979). “Ice Age Hunters: Artists in Hidden Cages”.
Mysteries of the Ancient World. National Geographic Society. hlm. 19.
-
^
Snir, Ainit (2015). “The Origin of Cultivation and Proto-Weeds, Long Before Neolithic Farming”.
PLOS ONE.
10: e0131422. doi:10.1371/journal.pone.0131422. PMC4511808
. PMID 26200895.
-
^
Stuart, Gene S. (1979). “Ice Age Hunters: Artists in Hidden Cages”.
Mysteries of the Ancient World. National Geographic Society. hlm. 8–10.
-
^
“Shift from Savannah to Sahara was Bergradasi”, oleh Kenneth Chang,
New York Times, 9 Mei 2008. -
^
Kislev
dkk.
(2006a, b), Lev-Yadun
dkk.
(2006) -
^
Kiple, Kenneth F. and Ornelas, Kriemhild Coneè (penyunting), The Cambridge World History of Food, Cambridge University Press, 2000, hlm. 83 -
^
“No-Till: The Quiet Revolution”, makanya David Huggins dan John Reganold,
Scientific American, Juli 2008, hlmn. 70–77. -
^
Fagan, Brian M (pengedit).
The Oxford Companion to Archaeology, Oxford University Press, Oxford 1996 ISBN 978-0-521-40216-3 hlm. 363 -
^
Glassner, Jean-Jacques. The Invention of Cuneiform: Writing In Sumer. Zainab, Bahrani (penerjemah). Baltimore: The Johns Hopkins University Press, 2003. Ebuku. -
^
Caroline Alexander, “Stonehenge”,
National Geographic, June 2008.
Pranala asing
[sunting
|
sunting sendang]
- Submerged Landscapes Archaeological Network
- The Neanderthal site at
Veldwezelt-Hezerwater, Belgia - North Pacific Prehistory, koran ilmiah khas cak bagi arkeologi Asia Timur Laut dan Amerika Utara
- Prasejarah Aljazair dan Maroko
- Early Humans, kumpulan sendang untuk pelajar dari Perpustakaan Sekolah Sedang Courtenay.
Zaman Prasejarah Berakhir Pada Abad 4 Setelah Ada
Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Prasejarah